Baca tanpa iklan
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Hingga hari ini, pasien positif Covid-19 di Kabupaten Sarolangun terkonfirmasi bertambah menjadi lima orang. Kelima pasien masih dalam perawatan di RSUD.
Penambahan pasien ini rata-rata pasien dari luar daerah Sarolangun seperti pelajar dan pekerja di perusahaan.
Bupati Sarolangun, Cek Endra mengaku tidak menutup kemungkinan jika akan mengaktifkan kembali tim gugus tugas di perbatasan untuk memperketat pengawasan penyebaran Covid-19.
"Saya melihat kebanyakan pasien dari luar daerah semua. Mungkin di perbatasan antara Sumatera Selatan masuk ke Sarolangun dan provinsi akan kita pertimbangkan untuk dibuka lagi pengecekan kepada warga yang datang ke Sarolangun," ungkapnya, Senin (10/8).
Dengan adanya klaster atau pasien positif dari luar daerah, pihaknya juga akan memperketat pada perusahaan yang mempekerjakan orang yang berasal dari luar daerah.
Pihaknya juga sudah bekerjasama dengan Universitas Andalas, Sumatera Barat untuk melakukan uji swab secara cepat dan biaya yang murah.
"Sudah bekerjasama dengan Andalas Padang, untuk swab sendiri dan lebih cepat dan murah. Dokter sendiri sudah berangkat dan bertemu Gubernur Sumatera Barat dan siap bantu kita," ujarnya.
Satu Santri Tanpa Gejala
SATU dari lima pasien Covid-19 di Sarolangun berasal dari santri di pondok pesantren.
Pasien di pondok pesantren di Kecamatan Singkut itu berjenis kelamin laki-laki (13).
Santri dari Betung, Sumatera Selatan, itu positif setelah melakukan rapid test di pondoknya.
Kepala Kementrian Agama Sarolangun, Syatar membenarkan adanya santri yang positif Covid-19 tersebut.
Katanya, jika pasien tersebut sebelum tiba di pondok pesantren sebenarnya sudah diberitahu supaya melakukan rapid test.
Ternyata hal itu tidak dilakukannya, setelah tiba di pondok pesantren.
"Datang di pondok mengaku belum dirapid," katanya, Senin (10/8).