Rappid Test dan Swab Test Diwacanakan Dihapus dari Syarat Penerbangan, Begini Penjelasan Ahli

Editor: Rohmayana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lion Air Group menjalani fase pengerjaan yang meliputi pembersihan pesawat, sterilisasi, penyemprotan, penggantian saringan udara kabin, kebersihan kabin, kokpit dan kompartemen kargo.

TRIBUNJAMBI.COM- Wacana rapid test dan swab akan dihapus dari syarat penerbangan.

Ahli mikrobiologi Sumsel profesor Yuwono pun menjelaskan jika kedua test itu memang tidak perlu, karena ada alat deteksi suhu badan di Bandara.

Wacana Dihapus dari Syarat Penerbangan berikut ini penjelasan tentang kelebihan dan Kelemahan dan penjelasan Akurasi rapid Tes, swab dan TCM.

Dijelaskan pula kelebihan dan kekurangan rapid tes dan swab, bahwa dua metode tes itu terutama rapid, sejak awal pandemi pihaknya telah menganjurkan agar rapid test tak perlu dilakukan jika hanya untuk mendeteksi dini antibodi seseorang kecuali rapid test untuk antigen.

Sebab, pihak maskapai bisa saja menolak dan menyuruh pulang penumpang yang hendak melakukan penerbangan, jika suhu badan mencapai 48 derajat celcius.

Meski rapid tes dan swab sudah lazim dilakukan sebagai bagian dari prosedur medis untuk mendeteksi virus Corona atau Covid-19, namun dalam sesi kali ini, ada beberapa penjelasan Kelemahan rapid tes, dan Penjelasan Akurasi Swab dan TCM.

Namun terlebih dahulu simak bagaimana penjelasan dari Profesor Yuwono terkait perlu atau tidaknya rapid test dan swab bagi calon penumpangan yang ingin melakukan perjalanan lewat penerbangan?

"Rapid test dan swab test tidak perlu untuk syarat penerbangan. Kalau suhu tinggi, 38°, artinya demam. Urusan juga tidak mendesak langsung suruh pulang. Kecuali ada gejala. Gejala apapun tidak boleh terbang," ujarnya pada Sumsel Virtual Fest dengan tema Pandemi Covid-19, Menyerah atau Menang, Rabu (5/8/2020).

Lantas apa fungsi rapit test, swab dan TCM berikut ini dilansir Sripoku.com dari berbagai nara sumber dan sumber dari Grid ID.

Gunung Kerinci Semburkan Asap Kemerahan ke Udara, Aktivitas Warga Tidak Terganggu

1. Rapid Test

Ketua Bawaslu Ogan Ilir, Darmawan Iskandar saat menjalani Rapid Test di Kantor Bawaslu Ogan Ilir, Selasa (14/7/2020). (SRIPOKU.COM/RESHA)

Ramalan Zodiak 7 Agustus 2020 Aries Lagi Pusing-pusingnya Kerjaan, Libra Selesaikan Masalah Finasial

Seperti diketahui, bahwa Metode rapid test menggunakan sampel darah untuk menguji seseorang positif Covid-19 atau tidak.

Dalam metode rapid test bekerja dengan mendeteksi immunoglobulin, sehingga test ini bisa digunakan untuk melihat apakah ada virus dalam tubuh seseorang yang terinfeksi Covid-19.

Sebab, seseorang yang terinfeksi akan membentuk antibodi yang disebut immunoglobulin, yang bisa dideteksi di darah.

Selain itu, waktu untuk mendapatkan hasilnya pun terbilang singkat.

Hasil rapid test dapat keluar hanya dalam waktu 15-20 menit dan bisa dilakukan dimana saja.

Diduga Rem Blong, Truk Tak Bermuatan Tabrak Rumah Warga di Tebo

Kelemahan

Namun, kelemahan rapid test adalah bisa menghasilkan 'false negative', yaitu ketika hasil tes tampak negatif meski sebenarnya positif.

Hal ini bisa terjadi jika rapid test dilakukan kurang dari 7 hari setelah terinfeksi.

Banyak yang menyebutkan jika rapid tes untuk mendektiksi virus pada tubuh seseorang.

Bisa jadi hasil reaktif pada tubuh seseorang bukan karena virus Corona tetapi virus lain karena antibodi pada tubuh tengah melakukan perlawanan.

Menurut Yuwono, seperti dilansir dari sripoku.com, dalam penjelasannya pada Live Talk Sumsel Virtual Fest, Senin 13 Juli 2020 lalu, sejak awal pandemi pihaknya telah menganjurkan agar rapid test tak perlu dilakukan jika hanya untuk mendeteksi dini antibodi seseorang kecuali rapid test untuk antigen.

Sebab, Rapid test memiliki dua jenis yakni rapid test antigen dan antibodi.

Diduga Rem Blong, Truk Tak Bermuatan Tabrak Rumah Warga di Tebo

Untuk antigen mengetes badan virus sementara rapid test antibodi untuk pemeriksaan respon tubuh terhadap virus.

Di sisi lain, tingkat akurasi rapid test untuk deteksi dini Covid-19 paling tinggi 60 persen atau jika dirata-ratakan hanya 20 persen.

"Namun yang beredar di Indonesia dari awal sampai hari ini adalah rapid test uji untuk antibodi. Dari awal diterapkan saya menjadi heran apalagi ketika ini menjadi syarat perjalanan. Bukan apa-apa ini kesannya malah jadi ribet bukan tujuannya," ujarnya lagi.

Jika pun harus tetap melakukan rapid test, bagi Yuwono, itu hanya untuk memaksimalkan untuk penentuan penyembuhan (recovery) orang yang positif.

8 Langkah Tata Cara dan Bacaan Niat Mandi Junub Menyucikan Diri, Disunnahkan untuk Berwudhu

2. PCR (Polymerase Chain Reaction) atau Swab test

Warga Jambi yang Melintas di Sungai Lilin Positif Covid-19 Pasca Swab Test, Muba Tambah 2 Kasus (Istimewa/Ilustrasi)

Selanjutnya, jika saat rapid test yang diambil adalah sampel darah, saat melakukan swab test maka tenaga medis akan mengambil sampel air liur/lendir dari saluran pernapasan, yaitu tenggorokan dan hidung.

Untuk mendapatkan sampel air liur, tenaga medis akan memasukkan alat yang bentuknya seperti cotton bud dengan ukuran yang lebih besar ke pangkal tenggorokan atau ke hidung.

Sampel dari swab test kemudian diperiksa dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) di laboratorium dengan peralatan khusus.

Harus Tunggu Beberapa Hari

Ratusan Ekor Burung Tanpa Dokumen dari Riau Berhasil Diamankan BKSDA Jambi

Pelaksanaan swab test dengan metode PCR ini memang terbilang singkat, namun membutuhkan waktu beberapa jam sampai beberapa hari untuk menunjukkan hasil.

Dilansir dari health.grid.id, metode PCR dapat menemukan partikel virus pada tubuh setiap individu dan menempatkan urutan gen Coronavirus tertentu.

Menurut Profesor Yuwono

Jika pun harus tetap melakukan rapid test, bagi Yuwono, itu hanya untuk memaksimalkan untuk penentuan penyembuhan (recovery) orang yang positif.

Hal ini pun mengindikasikan jika rapid test untuk screening awal dinilai sebagai upaya buang-buang sumber daya karena sekarang pemeriksaan PCR sudah ada.

Viral, Aksi Suami Jual Istri ke Pria Hidung Belang Iming-iming Main Bertiga, Begini Akhirnya

3. TCM (Tes Cepat Molekuler)

Jenis tes ini umumnya digunakan untuk pasien penyakit tuberkolosis (TB).

Dengan metode TCM, pemeriksaan akan menggunakan antigen.

Dilansir dari health.grid.id, pemeriksaan pada TCM dilakukan dengan menggunakan dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge.

Tes ini akan mengidentifikasi RNA pada virus corona di mesin yang menggunakan cartridge khusus yang bisa mendeteksi virus corona.

Bisa Diketahui 2 Kemudian

Hasil tes TCM ini dapat diketahui dalam waktu kurang dari dua jam, untuk menentukan pasien positif maupun negatif.

Fyi, metode TCM ini mulai digunakan sesuai usulan dari pemerintah melalui juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto. (Jati Purwanti/Dokumen Sripoku.com dan Grid)


Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Wacana Dihapus dari Syarat Penerbangan: Ini Kelemahan dan Penjelasan Akurasi Rapid Tes, Swab dan TCM

Penulis: Jati Purwanti Editor: Hendra Kusuma

Berita Terkini