TRIBUNJAMBI.COM - Sudah membuat resah dunia, virus corona diketahui memunculkan gejala-gejala baru.
Sejak awal kemunculan virus corona, ahli terus melakukan penelitian, salah satunya tentang gejala yang terjadi pada para pasien.
Belakangan, bermunculan berbagai gejala baru yang selain gejala awal yang diperbincangkan seperti demam dan batuk.
Ahli Perancis baru-baru ini mengatakan bahwa virus corona SARS-CoV-2 dapat menyebabkan gejala dermatologis, seperti pseudo-frostbite (radang dingin semu), kulit kemerahan yang kadang menyakitkan, dan gatal-gatal.
• Update Virus Corona 14 April 2020 di Provinsi Jambi
• Apa yang Dimaksud dengan Gelombang Kedua Virus Corona di Indonesia yang Disampaikan Para Ahli?
• Tim Gugus Covid-19 Tanjabbar Bakal Lakukan Ini Jika Benar Pasien 05 Tanjabbar Positif Corona
Menurut persatuan dokter spesialis kulit dan penyakit kelamin Perancis (SNDV), gejala dermatologis itu memengaruhi tubuh di luar sistem pernapasan dan kemungkinan terkait dengan infeksi virus corona baru penyebab Covid-19.
Banyaknya pasien Covid-19 yang melaporkan gejala di atas semakin menguatkan bahwa hal ini berhubungan dengan infeksi virus corona.
"Gejala dermatologis dapat muncul tanpa disertai gejala pernapasan," ungkap SNDV dalam siaran persnya, seperti dilansir The Jerusalem Post, Minggu (12/4/2020).
Sekitar 400 pakar kulit di Perancis telah mendiskusikan gejala baru ini melalui grup WhatsApp khusus.
• Bubarnya Tim Center, Cek Endra Gencarkan Konsolidasi Pemenangan
• Pilkada Ditunda Sampai Desember, KPU Provinsi Jambi Harapkan Keyakinan Pemerintah Soal Anggaran
• Apa yang Dimaksud dengan Gelombang Kedua Virus Corona di Indonesia yang Disampaikan Para Ahli?
Mereka menyoroti lesi kulit yang mungkin terkait dengan tanda Covid-19 lainnya, seperti masalah pernapasan.
Untuk diketahui, lesi kulit adalah jaringan kulit yang tumbuh abnormal, baik di permukaan maupun di bawah permukaan kulit.
Dari diskusi itu diketahui bahwa tidak semua pasien Covid-19 mengalami komplikasi dan banyak juga yang tidak mengalami gangguan pernapasan sama sekali, sementara sistem kekebalan tubuh melawan virus.
Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa pasien Covid-19 yang tidak merasakan gejala apa pun masih dapat menginfeksi orang lain.
• Di Tengah Wabah Covid-19, Besok Presiden Jokowi Akan Lantik Wakil Gubernur DKI Jakarta
• Kalah Dipersidangan, Ini Rincian Yang Harus Dibayar PT ATGA Akibat Kebakaran Gambut di Jambi
• BTS Bakal Konser Online, 3 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Menonton, Diantaranya Wajib Ada Ini
Oleh sebab itu, di rumah saja adalah cara tepat untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona baru.
"Analisis dari banyak kasus yang dilaporkan ke SNDV menunjukkan bahwa manifestasi kulit ini dapat dikaitkan dengan Covid-19. Kami memperingatkan masyarakat dan tenaga medis untuk mendeteksi pasien yang berpotensi menularkan virus secepat mungkin," kata SNDV dalam siaran pers yang dilansir New York Times.
Beberapa gejala muncul tanpa disertai gejala pernapasan.
• Cara Kerja Mami Dewi Jualan Mahasiswi, SPG & Cewek Kantoran s/d Rp 25 Juta, Tergantung Ukuran
• Masa Kejayaan Band Legendaris, Film The Beatles: Eight Days A Week Bakal Ditayangkan di Aplikasi Ini
• Download Lagu The Beatles Full Album Mp3 Lengkap, Mengenang Masa Kejayaan Band Lagendaris Ini
Pada akhir Maret, British Rhinological Society dan American Academy of Otolaryngology melaporkan bukti anekdotal yang menunjukkan bahwa hilangnya indera penciuman dan pengecap menjadi gejala Covid-19.
New York Times pun memberitakan, laporan dari berbagai negara telah mengindikasikan bahwa sejumlah besar pasien Covid-19 mengalami anosmia (gangguan pada indera penciuman), kehilangan indera penciuman, dan ageusia (masih bisa merasakan makanan, tapi kepekaannya berkurang).
Para profesional medis belum mengetahui pasti apa yang menyebabkan gangguan pada indera penciuman dan perasa pada pasien Covid-19.
Beberapa virus mungkin menghancurkan sel atau reseptor sel di hidung, sementara yang lain menginfeksi otak melalui saraf sensor penciuman.
• BREAKING NEWS PT ATGA Dihukum Ganti Rugi Rp 160 Miliar Kasus Kebakaran Gambut di Jambi
• Meski Corona Yunninta Tetap Rangkul Konstituen Via Jejaring Online
• Download Lagu MP3 Terbaru Nissa Sabyan Tahun 2020 Full Album, Ada Video Sholawat Gambus Nonstop
Kemampuan menginfeksi otak dapat menjelaskan beberapa kasus gangguan pernapasan pada pasien Covid-19.
Bukti menunjukkan bahwa virus corona dapat menyerang sistem saraf pusat.
Times melaporkan, beberapa pasien Covid-19 juga mengalami masalah neurologis, termasuk kebingungan, stroke, dan kejang.
Beberapa pasien juga melaporkan acroparesthesia, kesemutan, atau mati rasa di area tangan dan kaki.
• Dua Hasil Uji Swab Pasien Corona di Jambi Keluar, Calon Perwira negatif, Warga Tanjabbar Positif
Sementara pasien yang lain mengalami serangan jantung serius, tetapi tanpa penyumbatan pembuluh darah.
Menurut Forbes, banyak gejala baru yang mungkin merupakan tanda virus corona.
Namun sayangnya, hal ini belum dapat ditangani lebih jauh karena semua dokter di seluruh dunia sibuk menangani pasien Covid-19 yang terus berdatangan.
• Raket Kevin Sukamuljo Dibeli Raffi Ahmad Rp40 Juta, Uangnya Untuk Bantu Warga Terdampak COVID-19
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gejala Baru Virus Corona, Kulit Merah dan Gatal-gatal
Artikel Ini Juga Telah Tayang di Intisari.Online
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: