Virus Corona
Apa yang Dimaksud dengan 'Gelombang Kedua' Virus Corona di Indonesia yang Disampaikan Para Ahli?
Apa yang Dimaksud dengan 'Gelombang Kedua' Virus Corona di Indonesia yang Disampaikan Para Ahli?
TRIBUNJAMBI.COM - Sudah masuk bulan keempat sejak heboh pada awal tahun 2020.
Kini banyak istilah yang bermunculan di tengah pendemi Covid-19, salah satunya yaitu 'gelombang kedua'.
Beberapa waktu lalu, setelah kasus Covid-19 di China mereda, pun disebut-sebut tentang 'gelombang kedua'.
Sementara itu, belakangan, beberapa ahli mengatakan mengatakan bahwa Indonesia harus bersiap menyambut kedatangan gelombang kedua virus corona.
Lalu, apa itu gelombang kedua virus corona?
• Tim Gugus Covid-19 Tanjabbar Bakal Lakukan Ini Jika Benar Pasien 05 Tanjabbar Positif Corona
• Meski Corona Yunninta Tetap Rangkul Konstituen Via Jejaring Online
• Pasien Berstatus PDP Corona di Tebo Meninggal Dunia, Sempat Dirawat Seminggu di Batanghari
Salah satu peneiliti yang mengungkapkan hal itu adalah Epidemiolog Indonesia kandidat doktor dari Griffith University Australia, Dicky Budiman.
Menurut Dicky, pandemi Covid-19 berpotensi memiliki beberapa gelombang serangan wabah, termasuk di Indonesia.
Dicky mengatakan, gelombang kedua virus corona adalah bila suatu wilayah telah mencapai puncak terkena virus corona, kemudian terjadi penurunan, setelah fase penurunan jumlah kasus tersebut terjadi lonjakan kasus lagi.
Adapun puncak kasus, kata Dicky, biasanya dihitung dengan attack rate di angka 3-10 persen penduduk merujuk data di Wuhan.
• KPU Provinsi Jambi Tunggu Keputusan Pemerintah Soal Penundaan Pilkada
• BTS Bakal Konser Online, 3 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Menonton, Diantaranya Wajib Ada Ini
• Kalah Dipersidangan, Ini Rincian Yang Harus Dibayar PT ATGA Akibat Kebakaran Gambut di Jambi
"Gelombang kedua biasanya menyerang hingga 90 persen penduduk yang belum terpapar tadi," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/4/2020).
Dicky mengungkapkan, gelombang kedua mempunyai masa jeda yang relatif jauh dengan puncak gelombang pertama, bisa memakan waktu sebulan atau lebih.
Seperti halnya di China, gelombang kedua terjadi karena adanya orang dari luar wilayah atau negara yang membawa virus dan menularkan kembali ke populasi yang lainnya.
"Dalam kasus China diduga pembawanya adalah penduduk China yang kembali ke negaranya," ujar Dicky.
• Pengguna Jalan yang Melintasi Jembatan Aurduri I Siap-siap Dicek Suhu Tubuh oleh Petugas Covid-19
• Perjalanan Panjang Band Legendaris The Beatles, dari Kematian Sang Manager hingga Hadirnya Yoko Ono
• Download Lagu MP3 Terbaru Nissa Sabyan Tahun 2020 Full Album, Ada Video Sholawat Gambus Nonstop
Pelacakan kasus kontak
Sedangkan untuk di Indonesia, ia menyarankan untuk fokus pada kondisi saat ini dengan intensifikasi dan ekstensifikasi test, pelacakan kasus kontak, perawatan dan isolasi.