Analisis Ahli Vulkanologi Soal Sumber Dentuman Misterius Berkali-kali Terdengar di Jabodetabek

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Anak Krakatau meletus Jumat 10 April 2020 malam. Gunung Anak Krakatau Meletus, Abu Tebal Menyembur hingga Pulau Sebesi.

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Gunung Anak Krakatau (GAK) dilaporkan meletus pada Jumat (10/4/2020) malam sekitar pukul 21.58 WIB yang mengakibatkan semburan abu tebal.

Pasca-kejadian tersebut, sejumlah warganet mengaku mendengar suara dentuman berkali-kali.

Pengguna Twitter @WulanCnt mengungkapkan, ia mendengar suara dentuman pada Sabtu (11/4/2020) pukul 02.19 WIB.

"Halo, min. Please kasih rilis terkait dentuman yang barusan terjadi di daerah jabodetabek dong. Apa bener ini karena erupsi krakatau? Atau gimana?," tulis @wulanCnt dalam twitnya.

Penjelasan PVMBG

Menanggapi hal itu, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG ) Kasbani mengatakan, tidak terdengar dentuman dari Pos Pengamatan di Pasauran.

Video Gunung Anak Krakatau Meletus, Tahun 1883 Tragedi Awan Panas & Tsunami 40 M, Tewaskan 36 Ribu

Dalam Hitungan Jam Mobil Terios yang Dicuri dari Garasi Ditemukan, Dua Pelaku Dihadiahi Timah Panas

Katalog Promo Alfamart & Indomaret: Minyak Bimoli & Sirup ABC Cuma Rp 100

Namun, ia pun membenarkan mengenai adanya erupsi dari GAK.

"Memang GAK erupsi sejak tadi malam. Sampai pagi ini masih berlangsung erupsi strombolian dengan lontaran lava pijar sekitar 500 meter. Namun, dari Pos Pengamatan di Pasauran, Pantai Carita, tidak terdengar dentuman," ujar Kasbani saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Ia menjelaskan, erupsi strombolian merupakan erupsi dengan lontaran batu pijar dan lelehan lava, dan biasanya kandungan gasnya kecil.

"Erupsi strombolian biasanya tidak besar dan tidak membahayakan," lanjut dia.

Sementara itu, ahli vulkanologi dari PVMBG, Surono, menyampaikan, ia belum mengetahui sumber suara dentuman yang dimaksud oleh sejumlah warganet.

Namun, ia menganggap suara tersebut disinyalir dari adanya letusan GAK.

"Saya terus terang tidak tahu sumber suara dentuman tersebut, kecuali yang paling mungkin adanya letusan GAK yang meletus beruntun pagi ini," ujar Surono saat dikonfirmasi terpisah oleh Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Pria yang akrab disapa dengan Mbah Rono ini menyampaikan, hal yang paling berbahaya dari letusan gunung api muda yakni adanya longsoran pemicu tsunami yang terjadi pada Desember 2018.

Adapun longsoran tersebut terjadi lantaran untuk menambah bentuk gunung agar lebih tinggi dan besar.

Halaman
12

Berita Terkini