Kacau Balau Lockdown di Filipina, Presiden Malah Perintahkan Polisi Tembak Mati Warga yang Merusuh

Editor: Tommy Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Iluatrasi

TRIBUNJAMBI.COM - Wabah virus corona kini menjadi perhatian serius di seluruh dunia.

Tak sedikit beberapa negara memilih langkah untuk menerapkan Lockdown termasuk Filipina.

Keputusan Lockdown adalah salah satu langkah terakhir yang dilakukan pemerintah Filipina untuk memerangi penyebaran virus Corona yang mengganas di negaranya.

Kenyataannya, di balik keputusan Lockdown yang diambil pemerintah Filipina untuk memerangi wabah virus Corona, banyak hal yang harus dikorbankan, termasuk perekonomian rakyat.

Ini yang Dilakukan Republik Ceko untuk Tekan Jumlah Pasein Positif Covid-19, Wajib Dicontoh

Kemenkes Umumkan Kelompok Baru; Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19, Apa Bedanya dengan ODP?

Kisah Suami yang Ketagihan Selingkuh dengan Istri Orang, Berawal dari Grup Reuni di Whatsapp

Bukannya Dirumah Aja, Puluhan Orang Malah Berkumpul Tawuran, Ini yang Terjadi Setelah Polisi Datang

Imbasnya, jutaan rakyat miskin di Filipina yang menggantungkan hidup dari penghasilan sehari-hari kehilangan mata pencaharian selama wabah virus Corona merebak.

Ketidakseimbangan perekonomian ini membuat sebagian rakyat mengamuk dan merusuh di kala negara tengah menghadapi masa Lockdown.

Aksi protes dan kerusuhan terhadap kinerja pemerintah Filipina yang dinilai tidak becus pun terjadi di mana-mana.

Melihat kerusuhan yang terjadi di tengah rakyatnya, tanpa Ampun, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte perintahkan polisi tembak mati perusuh lockdown virus Corona.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte secara tegas memerintahkan polisi untuk menembak mati terhadap siapa pun orang yang membuat rusuh selama masa lockdown virus corona.

Kini, ada sekitar setengah dari negara berpopulasi 110 juta itu tengah menjalani dikarantina.

Hal tersebut berdampak pada jutaan rakyat miskin yang kehilangan mata pencahariannya.

Beberapa jam sebelum Duterte memberikan perintah tembak itu, sekitar 20 orang dari permukiman kumuh Manila ditangkap polisi.

Mereka menggelar aksi protes dengan menuduh pemerintah Filipina gagal menyediakan bantuan bagi kalangan miskin.

"Perintah saya kepada polisi dan militer, jika terjadi ketegangan dan nyawa kalian terancam, tembak mati saja perusuh itu," kata Duterte, Kamis (2/4/2020) dikutip dari Kompas.com.

"Dari pada kalian menyebabkan masalah, lebih baik saya mengirim kalian ke pemakaman," kata presiden yang berjuluk The Punisher itu.

Dia melontarkan ancaman tersebut setelah Manila melaporkan wabah virus corona semakin memburuk meski lockdown telah berlangsung selama dua pekan.

Saat ini, Filipina melaporkan adanya 2.311 kasus infeksi penyakit bernama Covid-19 itu, dengan 96 di antatanya dinyatakan meninggal.

Pemerintah menyatakan, mereka baru saja memulai peningkatan tes sehingga angka penularan karena Covid-19 diperkirakan terus bertambah.

Duterte, yang berkuasa pada 2016, dikenal karena perkataan tajam dan tindakan kontroversialnya dalam memerangi peredaran narkoba.

Tetapi, oposisi menuding perang anti-narkoba mantan Wali Kota Davao hanya menyasar kalangan bawah, dengan orang kaya dan berkuasa tak tersentuh.

Tak pelak, ucapan sang presiden untuk menembak mati para perusuh menimbulkan kecaman, seraya aktivis HAM mendesak Manila menyediakan bantuan dari pada ancaman.

Dalam pernyataannya, Amnesty International Filipina menyayangkan mengapa presiden 75 tahun itu malah menugaskan penegak hukum untuk membunuh pembuat onar.

"Penggunaan kekuatan mematikan dan tak terkontrol tidak seharusnya menjadi metode di tengah menyebarnya virus corona," tegas Amnesty International.

Seperti biasa, jika presiden yang akrab disapa Digong itu mengucapkan kalimat kontroversial, bawahannya langsung memberikan klarifikasi.

Kepala Kepolisian Archie Gamboa menerangkan, sudah tentu dia tidak akan memerintahkan bawahannya untuk membunuh setiap perusuh saat lockdown.

"Kemungkinan presiden hanya menekankan kepada perlunya penguatan penerapan hukum di tengah krisis seperti ini," kata Gamboa.

Karantina massal yang berefek kepada 12 juta orang di Manila menyebabkan hampir semua lini bisnis, hingga kegiatan kebudayaan terpaksa ditiadakan. (Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telahh tayang di Kompas.com dengan judul: Duterte Perintahkan Polisi Tembak Mati Perusuh Lockdown Virus Corona

(*)

Berita Terkini