Ida: Warga Jangan Panik dengan Meninggalnya Sekwan Muaro Jambi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Ida Yulianti angkat bicara mengenai meninggalnya Sekwan Muaro Jambi, Dedi Susilo, Rabu (25/3). Kepada Tribunjambi.com Ida mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa memastikan apakah yang bersangkutan positif corona atau negatif corona.
Hal ini karena pihaknya tidak melakukan pengambilan swab, untuk memastikan hal tersebut. Menurut Ida almarhum berstatus sebagai sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebelum meninggal karena baru saja Berpergian ke daerah pandemik (daerah yang terjangkit covid-19) dan baru pulang pada 15 Maret lalu.
Pada Rabu dini hari pasien mengalami gangguan pernafasan, batuk dan pilek sehingga dirujuk ke rumah sakit Abdul Manap. Setibanya di Abdul Manap pasien langsung dibawa ke ruang isolasi dan meninggal.
• Begini Langkah Pemprov Jambi Jika Pasien Corona Meningkat, Gedung LPMP Jadi Ruang Isolasi
• APD Petugas Medis Covid-19 di RSUD Tebo Kurang, Pasien Tetap Dilayani di IGD
• Satu PDP Covid-19 di Tanjab Barat Membaik
“Karena status almarhum ODP, maka dimakamkan dengan protap yang ada. Bahkan setelah dimakamkan, rumah almarhum langsung disemprot disinfektan, dan keluarga almarhum juga ditetapkan sebagai ODP,” kata Ida, Kamis (26/3).
Lebih lanjut Ida menyebutkan, pasien ODP yang meninggal tersebut diberlakukan penanganan sebagai pasien dengan pengawasan (PDP). "Belum sempat dilakukan pemeriksaan uji Swab. Penangangan seperti itu untuk mengurangi risiko," imbuhnya.
Masyarakat sebut Ida diminta untuk tidak panik. Diharapkan lakukan isolasi mandiri dan jaga kesehatan.
"Jika panik malah menurunkan antibody kita, sehingga mudah terserang," ujarnya.
Kata Ida untuk pengawasan warga yang berstatus sebagai ODP akan dihubungi melalui telephone setiap harinya melalui puskesmas masing-masing. “Jika memang ada gejala, maka segera lapor dengan puskesmas dan dibawa ke rumah sakit rujukan,” sebutnya.
Direktur Utama RS Abdul Manap, Rudi Pardede saat dikonfirmasi mengatakan, almarhum Sekwan tersebut dirawat di ruang isolasi, karena beliau masuk kategori ODP.
"Dirawat di ruang isolasi sebelumnya. Kita belum sempat ambil sample untuk uji lab-nya tapi sudah meninggal," katanya.
Rudi menyebutkan, almurhum juga mengalami hipertensi. "Tensinya 200-an," kata Rudi Pardede. (Rohmayana)