Penyebab Hipertensi Sering Tidak Diketahui, Awas Risiko Jantung dan Stroke
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI -Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan konsidi saat tekanan darah melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 120/80. Hipertensi merupakan kondisi berbahaya karena bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan terkadang kematian.
dr. Septiyanti,Sp.PD, FINASIM, dokter yang bertugas di RS Abdul Manap menjelaskan hipertensi dapat terjadi jika tekanan darah berada diatas 140/90.
Tekanan darah dibagi 2 menjadi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan saat otot jantung relaksasi, sebelum kembali memompa darah.
Tekanan darah sistolik ditulis lebih dahulu dari tekanan darah diastolik, dan memiliki angka yang lebih tinggi.
• Memahami Karakter Penting untuk Pola Asuh Anak
• Berikan Jawaban yang Mudah Dimengerti Anak
• Hindari Kecurangan, Tahun Ini Semua PPDB SMAN di Jambi Online
Dikatakannya Joint Nasional Committee (JNC) 8, berpendapat ada grade dalam hipertensi . Grade I sistolik diantara 140-159, Grade II diantara 160-179, dan grade III lebih atau sama dengan 180. Untuk diastoliknya grade I diantara 90 – 99, grade II diantara 100-109 dan grade III diatas 110.
“Seseorang dikatakan hipertensi bila sudah melakukan dua kali pengukuran atau lebih dengan tekanan darah diatas 140/90,” ungkapnya.
Hipertensi juga dibagi menjadi hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Untuk hipertensi primer penyebabnya seringkali tidak diketahui. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.
Sedangkan hipertensi sekunder bisa disebabkan pola gaya hidup yang kurang baik seperti sering makan makanan yang asin, merokok, minum alkohol dan bisa juga disebabkan oleh komplikasi penyakit lain seperti gula, penyakit jantung serta penyakit sistemik lainnya.
Komplikasi dari penyakit hipertensi yang paling ditakutkan adalah komplikasi pada ginjal sampai terjadi kerusakan pada kedua ginjal sehingga kedua ginjal tidak berfungsi lagi yang membutuhkan terapi pengganti ginjal (transpalasi ginjal dan dialisis), komplikasi pada jantung sehingga menyebabkan peyakit jantung koroner serta komplikasi cerebrovaskuler (stroke). (nurlailis)