"Enak saja, saya ini kapolsek kamu," kata AKP Rochana yang saat itu menjabat Kapolsek Wedarijaksa.
Kalimat itu terlontar dari Rochana yang datang bersama seorang polwan saat masuk kantornya sendiri.
Usut punya usut, ternyata jawaban itu terlontar lantaran sang anak buah yang sedang berjaga tak tahu komandannya menyamar.
Memang tak ada yang menduga ibu kapolsek melakukan penyamaran nekat, bahkan anak buah sendiri.
Cara yang dilakukan Rochana Sulistyaningrum saat masih berpangkat ajun komisaris polisi, membuka mata orang bahwa tugas polwan itu berisiko tinggi.
Saat itu, Rochana menjabat Kapolsek Wedarijaksa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah
• Kisah Ketegangan Wuhan Di-lockdown, Alumni SMPN 7 Jambi Terjebak Tapi Tetap Tenang
• Daniel Mananta Ungkap Suami BCL, Ashraf Sinclair Sempat Katakan Ini Saat Pertemuan Terakhir Kalinya
• Curhatan BCL Kini Terbukti, Tak Bisa Bayangkan Hidup Tanpa Ashraf Sinclair: Kita Selalu Bersama
Akhirnya dua polwan cantik itu menyamar menjadi pekerja seks komersil (PSK).
Mereka berdua turun langsung penyelidikan kehidupan malam dan perdagangan perempuan
Tanpa sungkan, AKP Rochana dan Bripda Mira 'melakoni' kehidupan gelap itu.
Susun strategi penyamaran
Memang, kehidupan malam bagaikan dua mata koin, sulit dipisahkan dengan narkoba dan prostitusi.
Di beberapa tempat ada yang sampai hati memperkerjakan anak di bawah umur untuk menjadi penjaja seks bagi lelaki hidung belang.
Sasaran pertama dalam penyamaran yaitu Warung Kopi Kuro-Kuro, di Dukuh Rames, Desa Sukoharjo, Kecamatan Wedarijaksa.
Sepekan sebelum penggerebekan, Rochana bergerak sendiri menelusuri bisnis esek-esek terselubung itu.
Dengan mengendarai sepeda motor, Rochana yang berpakaian preman.
Dia mulai bertanya-tanya kepada warga sekitar.
Lalu, polisi wanita itu mulai bercengkerama dengan orang di dalam Warung Kopi Kuro-Kuro.
Bangunan warung kopi itu hanya modus.
Bagian depannya untuk berjualan kopi dan makanan. Belakangnya prostitusi.
• Otoritas Jepang Pastikan Tak Ada WNI yang Terinfeksi Virus Corona di Kapal Diamond Princess
• Lihat Pacar Dibonceng, Pria Ini Loncat dari Flyover Senen, Sempat Berusaha Ditarik Selingkuhan
Kamuflase itu efektif. Warga hanya tahu itu warung kopi.
Pemiliknya cukup rapi mengelabuhi, karena hanya orang tertentu yang bisa menikmati bisnis esek-esek.
Ajak Bripda Mira
Sehari sebelum penyergapan, wanita berhijab itu kemudian memutuskan untuk menyaru supaya bisa bercengkerama dengan orang yang ada di dalam warung kopi Kuro-Kuro.
Untuk memuluskan penyamaran, ia lantas mempercantik diri serta mengajak seorang anggotanya, polwan cantik Bripda Mira Indah Cahyani (21).
"Mira, kamu jangan pulang dulu, nanti malam ada kegiatan. Tolong kamu jangan bilang anggota lain. Sore ini saya mandi di kantor dan selanjutnya antar saya ke salon," ujar Rochana.
Rochana kemudian menyampaikan perihal rencana penyamaran itu kepada Mira.
Dengan membonceng Mira mengendarai motor matik, mereka selanjutnya berangkat menuju salon di wilayah Pati.
Pakaian ngepres tubuh
Awalnya kedua polwan ini sempat canggung karena harus mengubah kebiasaan dengan berdandan seksi. Namun, semua itu terpaksa dikesampingkan demi tugas mulia.
"Mira sempat risih karena saya suruh berganti kaus minim dan hotpant. Begitu juga saya yang memutuskan mengenakan daster dan melepas hijab. Tapi it's ok, inilah tugas yang harus kita emban," jelas Rochana.
Rambut kedua polwan ini pun didandani ala kekinian.
Bripda Mira harus mengenakan rambut palsu karena rambutnya pendek.
"Saya juga minta Mira memakai topi. Kaus, hotpant serta topi itu milik anak saya.
Kalau saya yang berdandan seperti anak muda kan lucu. saya pakai daster saja," ungkap Rochana sambil tertawa.
Masuk warung ganti 'status janda'
Rampung berdandan, kedua polwan cantik itu berangkat tanpa berbekal senjata api (senpi).
Mereka bergegas menuju warung kopi Kuro-Kuro. Motor matik diparkir di depan lokasi.
Mereka masuk ke dalam untuk mengawali aksi penyamaran.
• Detik-detik Duel Intelijen Indonesia vs Agen KGB Rusia di Restoran, Roll Film Rahasia Nyaris Lolos
Keduanya mengaku sebagai sesama kerabat dengan status janda yang membutuhkan pekerjaan.
Rochana dan Mira kemudian bergantian memelas dan merayu seorang wanita PSK yang ada di dalam warung kopi.
Sampai akhirnya, Woro Wiranti (34), wanita pemilik bisnis prostitusi itu keluar dari kamar menemui keduanya.
Kaget saat ketemu bos berpakaian seksi
Rochana dan Mira masuk warung kopi itu sehabis magrib dan sepi.
Setelah mereka bertemu dengan seorang wanita berpakaian seksi dan mengutarakan niat sebelumnya, wanita PSK itu pun memanggil bosnya.
"Saya kaget bukan kepalang begitu bosnya keluar," ujarnya.
"Ternyata ia biduan dangdut yang sering ketemu di panggung saat saya berjaga mengamankan," lanjut Rochana.
"Kami pernah saling menyapa dan bertatap muka. Saat itu saya hanya berdoa semoga penyamaran lancar. Alhamdulillah ia tak mengenali saya," kata Rochana yang masuk Secaba Polwan 1987 itu.
Setelah mengobrol selama beberapa jam sembari menikmati secangkir kopi, bos warung kopi Kuro-Kuro selaku mucikari akhirnya memberikan kode lampu hijau.
AKP Rochana dan Bripda Mira pun diterima bekerja dengan syarat harus senantiasa berpenampilan aduhai yang mengundang syahwat lelaki.
Mereka berdua diharuskan berangkat bekerja mulai pagi pukul 09.00 WIB.
"Besok langsung kerja aja layani tamu berkaraoke. Jika tamu minta esek-esek layani saja. Ada satu room karaoke dan dua kamar," kata mucikari itu"
"Oh iya kamu jangan pakai daster lagi. Kalau siang banyak bos-bos berkumpul di sini. Ada bos ketela, bos ikan, dan bos tepung. Kalau habis magrib sudah sepi," kata Rochana menirukan ucapan bos PSK itu.
Warung kopi Kuro-Kuro tersebut sudah beroperasi 4 bulan. Untuk sekali berkencan dengan PSK tarifnya mulai Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu, tinggal menyesuaikan usia dan fisik.
"Meski sudah berumur saya diperbolehkan bekerja dengan tarif Rp 50 ribu sekali kencan. Katanya saya khusus untuk brondong, karena brondong itu tak berduit. Kalau Mira tarifnya Rp 350 ribu, dengan alasan karena muda dan bodinya masih bagus. Itu bosnya yang bilang," kisah Rochana.
Pulang ke kantor dibentak-bentak anak buah sendiri
Setelah sepakat dengan bos PSK, Rochana dan Mira langsung pulang ke Mapolsek Wedarijaksa. Penyamaran mereka rupanya berjalan mulus. Petugas piket Mapolsek Wedarijaksa saat itu bahkan sempat tak mengenali Rochana.
Anggotanya yang berjaga malam itu sempat mengusir Rochana yang hendak masuk ke kantor lantaran dikira orang gila yang berkeliaran.
"Hai kamu jangan masuk! Pergi atau kusiram kamu!" kata Rochana menirukan hardikan anak buahnya kala itu.
"Enak saja mau nyiram, saya ini Kapolsek kamu," ujar Rochana.
Kata Rochana, saat itu juga anggotanya kaget dan tak percaya. Mereka pun tertawa semua sendiri.
Keesokan harinya, yakni sekitar pukul 15.30 WIB, Rochana bersama tim gabungan dari Polsek Wedarijaksa menggerebek warung kopi Kuro-Kuro.
• Tiga Bulan Sebelum Ashraf Berpulang, BCL Sempat Curhat Kondisi Rumah Tangganya dengan Suami
• BCL Sempat Nyanyi Lagu Soulmate di Indonesian Idol, Tak Lama Ashraf Sinclair Meninggal Dunia
• Polisi Sarolangun Bripka Hans Masuk Hitam Putih Dipandu Deddy Corbuzier, Kapolres: Berkat Doa
Dalam penggerebekan, polisi mengamankan 3 PSK, 4 pria hidung belang, dan satu pasangan mesum yang terkunci rapat di kamar.
Selain itu turut mengamankan seorang mucikari atau pemilik warung kopi Kuro-Kuro atas nama biduan Woro Wiranti (34).
"Mana brondongnya, katanya saya mau dikasih brondong?" tanya Rochana pada mucikari dan si pemilik warung kopi itu.
Pemilik warung kopi langsung kaget dan meminta maaf.
Mereka yang diamankan dijerat Pasal 296 KUHPidana karena mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul dengan ancaman pidana 1 tahun 4 bulan penjara.