Tetapi perlu diingat, masker ini tidak didesain untuk menyaring partikel dan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil, termasuk virus influenza dan bakteri turbekulosis.
Oleh karena itu orang yang sehat tidak disarankan untuk menggunakan masker jenis ini dan cukup hanya orang yang sakit saja.
Masker N95
Masker N95 adalah sebuah alat pelindung pernafasan yang didisain menutupi rapat wajah penggunanya terutama pada bagian hidung dan mulut dan sangat efisien menyaring partikel di udara termasuk mikroorganisme.
• Sunda Empire Ancam Negara-negara yang Tak Daftar Ulang Bulan Agustus Ini, Indonesia Termasuk
Masker jenis ini sangat dianjurkan untuk digunakan ketika kabut asap terjadi karena kemampuannya menyaring partikel pencemar sangat baik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemampuan masker N95 menyaring partikel asap seukuran 0,1 – 0,3 mikron melebihi 95% bahkan bisa mencapai 99,5% jika ukuran partikel mencapai 0,75 mikron atau lebih besar.
Bentuk masker ini tidak sefleksibel masker biasa.
Biasanya berbentuk agak bulat atau setengah bulat dan berwarna putih, terbuat dari bahan yang relatif kaku sehingga tidak mudah rusak.
Tampilannya yang solid menyebabkan tidak ada celah yang dapat dimasuki udara luar ketika digunakan.
Inilah yang menyebabkan masker N95 sangat efisien digunakan ketika kondisi kabut asap terjadi.
Setiap orang yang terpapar dampak kabut asap sebaiknya menggunakan masker jenis ini terutama bagi mereka yang memiliki aktivitas diluar ruangan dalam jangka panjang.
• Aktor Senior Johny Indo Wafat, Mantan Penjahat yang Dijuluki Robin Hood dan Jadi Artis Sukses
Apa efek mengenakan masker N95?
Penggunaan masker N95 meningkatan upaya bernapas.
Bagi sejumlah orang, penggunaan masker N95 bisa menyebabkan ketidaknyamanan untuk bernapas, kelelahan, atau sakit kepala.
Ini bisa jadi karena masker menyebabkan kesulitan bernapas, dan mengurangi volume udara yang dihirup.