Saat memasuki musim penghujan seperti saat ini, Amir mengatakan, menjadi musim ideal bagi menetasnya telur-telur kobra.
“Karena kan ini musimnya. Jadi memang musim ular menetas ini di awal musim penghujan,” kata dia.
“Wajar kalau seperti itu, tahun sebelumnya juga ada,” lanjut Amir.
• Rocky Gerung Beberkan Alasan Tak Bisa Dekat dengan Jokowi, Padahal Akrab dengan Gus Dur hingga SBY
Munculnya banyak ular kobra salah satunya karena induk kobra saat bertelur bisa mencapai 12-20 butir telur.
Telur-telur tersebut akan menetas dalam rentang waktu 3-4 bulan.
Telur kobra juga tidak diletakkan di sarang layaknya telur ayam.
Telur ular kobra biasanya diletakkan di atas tanah, di lubang-lubang, atau di bawah serasah atau tumpukan ranting/sampah.
Untuk menetaskan telurnya, induk ular kobra membutuhkan suhu yang lembab.
Jika panas, telur akan kering.
“Bayangkan kamar mandi lembap enggak ada ventilasinya. Jadi kurang lebih seperti itu suhunya,” ujar Amir.
Pada periode tertentu, induk ular kobra akan meninggalkan telur-telurnya dan membiarkan telur tersebut menetas sendiri.
Begitu menetas, anak ular kobra akan menyebar ke mana-mana.
Anakan ular kobra sudah berbisa dan diingatkan supaya warga masyarakat untuk tak sembarangan dengan ular kobra.
Ketika bertemu dengan ular kobra sebaiknya tidak ditangani sendiri.
Anakan ular kobra sama seperti kobra dewasa, sudah berbisa dan mematikan. Ketika menemukan telur ular kobra, sebaiknya telur-telur tersebut dipindahkan dengan memanggil ahli seperti petugas pemadam kebakaran maupun komunitas ahli ular.
Adapun ciri-ciri telur ular kobra yakni berwarna putih, berbentuk lonjong, memiliki cangkang keras dan ukurannya bervariasi tergantung dari induknya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Digigit Ular Kobra Saat Berkebun, 2 Warga Gowa Tewas di Tempat",