Diduga Ada Aktivitas PETI Berkedok Galian C, Warga Desa Seling, Tabir Merangin, Resah
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO - Aktivitas Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Merangin, semakin menjadi.
Mereka bekerja tak mengenal tempat lagi, sungai disekitar desapun mereka babat.
Seperti yang terjadi di Desa Seling, Kecamatan Tabir. PETI beroperasi bebas disepanjang aliran sungai setempat.
Ironisnya lagi, aktifitas PETI di desa ini juga berkedok Galian C yang diduga tidak memiliki izin namun tetap bebas beroperasi.
Baca: Peringatan Dini BMKG Selasa (24/9) - Waspada Hujan Petir, Angin Kencang dan Kebakaran Hutan
Baca: Titik Api Nihil, Tapi Kemarau Masih Berlangsung, Pemkab Sarolangun Waspadai Lahan Gambut
Baca: VIRAL Penemuan Selongsong Gas Air Mata Kedaluarsa Usai Aksi Demo di Depan Gedung DPR, Ini Bahayanya
Aktivis peti yang berkedok galian C ini, sangat meresahkan warga. Apalagi warga tidak tahu apakah galian C tersebut memiliki izin atau tidak.
Warga Desa Seling Nasir mengatakan, aktivitas PETI sudah sangat meresahkan warga. Dari penuturannya, yang juga mendapat informasi dari warga lainnya, pulau itu telah dibeli salah satu warga setempat untuk dijadikan lokasi galian C.
"Dimana ketegasan kepala desa, mengapa dibiarkan beroperasi, memang pulau itu sudah dibeli, tapi jangan sampai merusak lingkungan di sungai ini," beber Nasir.
Baca: Mahasiswa di Kerinci dan Sungaipenuh Unjuk Rasa Tolak RUU KUHP & RUU KPK, Ada Juga Poster Nyeleneh
Baca: Tutup 30 September, Pemutihan Pajak Kendaraan Tahap II Sumbang PAD Rp 76 Miliar
Baca: Pelajar dan Mahasiswa Bungo di Jogja, Galang Dana Korban Karhutla
Hal itu juga diungkapkan Dinar, warga setempat. Menurutnya, kegiatan yang dilakukan penambang tersebut sangat membuat khawatir.
Terlebih disekitar lokasi ada lahan sawahnya. Dia khawatir jika galian C terus beroperasi, maka akan berakibat buruk kepada sawahnya.
"Sawah kami terancam runtuh, karena alat berat sudah sampai ke tengah sungai mengeruk batu. Selaku yang punya sawah, kami tidak senang," jelasnya.
Terpisah, Ketua RT 9 Desa Seling, Sudin menyebutkan, dirinya sudah berupaya mencegah beroperasinya alat berat tersebut. Namun tetap saja beroperasi hingga mengeruk batu ke tengah sungai.
"Sudah saya cegah tapi masih beroperasi, yang kami khawatirkan tanah yang dibronjong runtuh apalagi di sana ada sawah warga," bebernya.
Terkait hal ini dirinya sudah berkoordinasi bersama Kepala Desa dan Ketua BPD. Namun dirinya tidak mendapat alasan yang jelas dari petinggi Desa tersebut.
Baca: UPDATE Gempa Ambon, Lima Warga Meninggal Dunia, Ada yang Tertimbun Reruntuhan
Baca: MEMILUKAN Bocah Penderita Kanker Menangis Minta Nyawanya Diselamatkan, Ayah Saya Tidak Ingin Mati
Baca: Pungutan di Rusunawa, DPRD Kabupaten Merangin Segera Panggil Pengelola
"Sudah saya sampaikan dengan Kepala Desa dan BPD jawabnya iya iya saja,sampai sekarang belum ada solusinya," ungkapnya.