Berita Nasional

Sindir Elite-elite Partai Banyak 'Main Mata' dengan Penguasa, Pengamat Politik: Semua Jadi Dagelan

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo (kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kanan) saat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). KPU resmi menetapkan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Sindir Elite-elite Partai Banyak 'Main Mata' dengan Penguasa, Pengamat Politik: Semua Jadi Dagelan

TRIBUNJAMBI.COM - Usai Pleno KPU dalam penetapan Presiden Terpilih, Joko Widodo-Maruf Amin, pengamat menyebutkan banyak elite-elite partai main mata dengan penguasa.

Pengamat Politik Adi Prayitno menyebut sejumlah sikap partai politik (parpol) bertingkah 'dagelan' pasca-penetapan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024.

Hal itu disampaikan Adi saat membicarakan sejumlah partai oposisi yang dinilai akan berpindah haluan untuk bergabung dengan kubu pemenang pilpres, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

Menanggapi itu, Adi justru mengaku merasa kasihan terhadap para pendukung oposisi.

Baca: Dua Tilawah Terbaik Muarojambi Dikirim ke Pontianak, Ini Harapan Besar Bupati Masnah

Baca: Sudah Tiduri 50 Laki-laki, Waria Ini Mengaku Pernah Cabuli Dua Anak Dibawah Umur, Tawari Ini

Baca: Hilal Resmi Nahkodai DPC PDIP Sarolangun

Baca: Walikota Jambi Sy Fasha Ditetapkan Sebagai Tokoh Nasional Peduli Lansia 2019

"Ini kan enak betul pemilu kita. Sudah ada cebong dan kampret, kelahi berhari-hari, berbulan-bulan, kok tiba-tiba mereka islah dengan sharing power. Kan kasihan rakyatnya sebagai pemilih," ujar Adi, seperti dikutip TribunWow.com dari 'Breaking iNews, Senin (1/7/2019).

"Kalau mau jujur, 68 juta pemilih Pak Prabowo itu, itu adalah orang yang menghendaki Pak Jokowi diganti sebagai presiden."

"Kok tiba-tiba elitenya jumping. Ini kan ada konflik batin sebenarnya antara elite dengan pemilih,"sambungnya.

Terkait itu, Adi lantas menyinggung sejumlah sikap partai oposisi yang dinilai tengah 'bermain mata' untuk mendekati pemerintah.

Ia menegaskan, hal tersebut tak baik untuk proses demokrasi tanah air.

Baca: Bocah 10 Tahun di Bungo Tewas Tenggelam di Galian C, Pemilik Kena Sanksi Adat

Baca: Hakim Sakit, Pembacaan Novum Bandar Narkoba Jambi Ditunda Minggu Depan

Baca: OKNUM Pramugari Ngaku 2 Tahun Bergaji Rp 14 Miliar, Beri Penumpang Layanan Spesial di Toilet

Baca: Swiss-Belhotel Jambi Luncurkan Swisscheese Cake, Begini Cara Pesannya

Bahkan, dirinya memberikan sindiran kepada sejumlah partai yang sedang mendekati pemerintah.

"Ini iddah politiknya belum selesai, masih suasana panas, saling nyinyir masih terjadi di mana-mana, tapi tiba-tiba elite yang selama ini membuat gaduh tiba-tiba kemudian bermain mata dengan penguasa," jelas Adi.

"Ini enggak baik buat pmbelajaran demokrasi kita."

"Apa yang kita dapat dari demokrasi kita begitu ekstrem 10 bulan ini, nyaris enggak ada."

"Semuanya jadi dagelan," tegasnya.

Baca: Download Lagu MP3 Didi Kempot Paling Hits, Banyu Langit, Stasiun Balapan, Best of Campur Sari

Baca: Dugaan Korupsi Dana Hibah, Pejabat PU dan BPBD Kerinci Diperiksa Kejari Sungai Penuh

Setelahnya, dirinya mempertanyakan terkait sikap para partai yang sebelumnya saling memberikan kritik.

"Untuk apa misalnya kelompok satu, kelompok dua saling menegasi?" kata Adi.

"Kalau pun toh akhirnya menjelang penyusunan kabinet beberapa bulan ke depan, semuanya enggak ada persoalan."

Halaman
123

Berita Terkini