Kisah Militer RI

3 Pendekar Banten Bentengi Kopassus dari Ilmu Hitam Musuh yang Sandera WNI di Belantara Mapenduma

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) namanya begitu membanggakan masyarakat Indonesia. Banyak sudah prajurit terbaik TNI Angkatan Darat itu yang telah gugur demi saat tengah bertugas.

Kala itu, tiga orang pendekar dengan ilmu adikodrati melindungi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dari serang ilmu hitam musuh. Perjuangan itu demi membebaskan sandera WNI

TRIBUNJAMBI.COM - Sejarah pernah mencatat perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menjalani misi pembebasan sandera dengan turut dibantu rakyat sipil.

Jala itu, rakyat sipil yang membantu pasukan elite TNI AD saat itu, bukan masyarakat biasa. Melainkan pendekar dari daerah Banten.

Bisa disebut jawara Banten, Kopassus pun melakukan kolaborasi apik melawan musuh yang juga dilindungi oleh ilmu hitam.

Kedatangan Jawara Banten melindungi Kopassus demi memberi tameng bisa Kopassus mendapat serangan ilmu gaib.

Memang perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menjalani beberapa misi, terkadang tidak terlepas pula dari bantuan rakyat sipil.

Baca Juga:

DUA Kali Gagal Bunuh Diri Dicegah Suami, Ketiga Kalinya Suami Syok Istrinya Tergantung di Kamar

Toilet dan Fasilitas Penunjang di Sekolah Dasar dan SMP di Batanghari Jadi Perhatian Pemkab

VIDEO: Live Streaming Leg 2 Kalteng Putra vs Arema FC di Semifinal Piala Presiden 2019, Malam Ini

TAK Punya Uang dan Lapar, Perlakuan Ainun Tak Dilupakan Seumur Hidup: Habibie Sempat Depresi

Bahkan ada semboyan TNI 'Bersama Rakyat TNI Kuat' merupakan pesan patriotik yang dipakai hingga kini dalam menjaga dan mengamankan NKRI dari asing dan kelompok jahat lainnya.

Seperti cerita satu ini yang dikutip TribunJambi.com dari seorang penulis bernama Ian Douglas Wilson.

Kala itu sebuah misi penyelamatan dibebankan oleh TNI baret hijau dan pasukan khususnya yang berbaret merah, yaitu Kopassus dalam menyelamatkan sandera.

Siapa sangka, di antara sepasukan berbaret hijau dan pasukan khusus berbaret merah itu, terdapat tiga orang sipil menjadi ujung tombak operasi pembebasan sandera di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Mereka, H Tubagus Zaini, Tubagus Yuhyi Andawi, dan Sayid Ubaydillah Al-Mahdaly merupakan jawara asal Banten.

Ketiga jawara pemilik ilmu adikodrati tersebut, dianggap berguna untuk menghalau serangan ilmu hitam pihak musuh.

Prajurit Kopassus (net)

Baca Juga:

Promo Honda Wiltop Jambi, Beli Mobil Bisa Dapat Emas, Cek di Sini Cara Mendapatkannya

Anda Punya Hak Pilih, Jangan Biarkan Tak Terdaftar

Digerebek di Rumah Dhea, 4 Pelaku Judi Togel Diamankan Oleh Kriminal Umum Polda Jambi

VIDEO: Detik-detik Pengendara Motor Nyaris Tertimpa Truk Peti Kemas yang Terbalik di Tikungan

Ilustrasi Jawara Banten (Jakartanews)

“Waktu itu kami diminta membantu. Tugas kami memberikan perlindungan spiritual para anggota pasukan. Termasuk menangkal illmu gaib yang mungkin dipakai para penyandera,” ungkap Sayid Ubaydillah, seturut dikutip Kompas, 9 November 1998.

TNI, termasuk Kopassus kala itu memang kesulitan menerabas lokasi penculikan di rimba belantara Mapenduma lantaran tak memiliki peta daerah.

Selain menghalau ilmu gaib musuh, tiga pendekar tersebut dianggap perlu terlibat operasi pembebasan sandera penuh bahaya, karena memiliki ilmu kanuragan, dapat melihat, mengendus, dan meraba bahaya tanpa pancaindera sanggup melakukannya.

Baca Juga:

Tata Cahyani Ulang Tahun, Mantan Istri Tommy Soeharto Dapat Kado dari Aktor Holllywood

Shalat Jumat di Masjid Pondok Tinggi, Kapolda Jambi Irjen Muchlis Imbau Jaga Ketertiban Saat Pemilu

Terpepet Bayar Uang Kost, Ikram Puat Nekat Mencuri Tas Siti Warga Lingkar Selatan Kota Jambi

Ledakan di Langit saat Pemakaman Pak Harto, Mengapa Tak Disemayamkan di Taman Makam Pahlawan?

Saat operasi Timor-Timur pada 1988-1989, Prabowo sebagai komandan Batalyon 328, menurut Douglas Wilson, telah aktif memperkenalkan SMI kepada para pemuda lokal.

Halaman
12

Berita Terkini