Ledakan di Langit saat Pemakaman Pak Harto, Mengapa Tak Disemayamkan di Taman Makam Pahlawan?
Saat linggis ketiga menghujam, suara ledakan terdengan di atas langgit tempat pelayat. Mengapa Soeharto tak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan?
Saat hantaman linggis ketiga menghujam, suara ledakan keras terdengan di atas langgit tempat pelayat Soeharto. Peristiwa itu terjadi 11 tahun lalu.
TRIBUNJAMBI.COM - Ledakan keras di langit itu mengagetkan orang-orang yang sedang berada di Astana Giri Bangun, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah.
Peristiwa itu terjadi pada 27 Januari 2008, saat pemakaman Soeharto.
"Hantaman linggis yang pertama menghujam, disusul hantaman yang kedua. Tepat pada hantaman linggis yang ketiga tiba-tiba duarrrrrr. Terdengar suara ledakan yang sangat keras bergema di atas kepala kami," tutur Sukirno dalam buku 'Pak Harto Untold Stories' halaman 344.
Momen saat pemakaman Presiden Soeharto di Astana Giri Bangun, Dengkeng, Girilayu, Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mungkin tidak terlupakan.
Pada 27 Januari 2008, Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto meninggal dunia. Dia dimakamkan di Astana Giri Bangun.
Sebenarnya, Soeharto berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Namun, sebelum meninggal dia sudah berpesan dimakamkan di Astana Giri Bangun.
Ada cerita menarik yang datang dari penjaga makam keluarga Soeharto, Sukirno, dalam proses pemakaman Soeharto.
Baca Juga
Penjual Ayam Taliwang Saksikan Soeharto Tunjuk Langit, Semenit Kemudian Hujan Turun, Ini Akhirnya
Maliki Mift Paparkan Watak Soeharto Setelah Tak Menjabat, Pengawal Khusus Kaget Melihatnya
Katanya Gak Peduli Masa Lalu, Kini Vicky Prasetyo Putus dengan Anggia Chan, Settingan?
Dua Mobil Zumi Zola Dilelang KPK, Segini Harganya, Kalau Minat Uang Jaminan Rp 10 Juta
Sukirno menuturkan sebuah peristiwa aneh yang terjadi kala liang lahat untuk Soeharto pertama kali digali.
"Hantaman linggis yang pertama menghujam, disusul hantaman yang kedua. Tepat pada hantaman linggis yang ketiga tiba-tiba duarrrrrr. Terdengar suara ledakan yang sangat keras bergema di atas kepala kami," tutur Sukirno dalam buku 'Pak Harto Untold Stories' halaman 344, seperti dilansir Tribun Timur (grup Surya.co.id).
Menurutnya ledakan itu mirip suara bom. Semua orang yang berada di Astana langsung menengadah ke atas mencari sumber dentuman itu.
Anehnya di sekeliling Astana tidak ada yang porak poranda akibat ledakan keras tersebut.
Ledakan tersebut hanya seolah bunyi keras yang tidak meninggalkan bekas.
Sukirno pun memaknai ledakan itu pertanda semesta alam menerima jenazah Presiden Soeharto.
