Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Hidayat Nur Wahid menanggapi pernyataan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang memprediksi partainya tidak lolos ambang batas parlemen.
Baca: Peranan Ilmu Pangan Dalam Menjawab Tantangan Pembangunan Nasional
Baca: Kunjungi Rumah Korban DBD yang Meninggal Dunia, Fasha Berikan Bubuk Abate ke Ibu Korban
Baca: Tanpa Pogba & Matic Ini Perkiraan Susunan Pemain PSG vs Manchester United, MU Diperkirakan Tak Lolos
Menurut Hidayat, hasil survei sejumlah lembaga menunjukkan sebaliknya.
"Paling tidak ada empat sampai lima lembaga survei yang sudah menyebutkan PKS sudah lolos PT (parliamentary threshold).
Ada lembaga survei LSI, Indo Barometer, ada Poltracking, bahkan banyak yang menyebut sudah di atas 5 persen," ujar Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (4/3/2019).
Hidayat mengatakan, survei yang ada memicu PKS untuk bisa bekerja lebih baik. PKS masih optimistis bisa memenuhi ambang batas parlemen.
"Lembaga survei hanyalah dalam tanda kutip masukan untuk kemudian kami jadikan sebagai pemicu PKS untuk bekerja lebih baik lagi," katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memprediksi PKS tidak bisa lolos ambang batas parlemen sebesar 4 persen pada Pemilu 2019.
Fahri mengatakan, hal ini bisa dilihat dari cara elite PKS mengelola partainya. "Kalau yang dibangun kultur pimpinan PKS sekarang nih susah.
Ngurus DKI saja enggak beres-beres, banyak masalah.
Yang enggak sanggup kerjakan akhirnya mecat-mecatin orang.
Nih, sekarang bagaimana saya mau prediksi PKS lolos threshold? Sementara menjelang pemilu ini dia lakukan dua hal," ujar Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (4/3/2019).
Fahri merupakan kader PKS yang sedang bermasalah dengan para pimpinan PKS.
Ia dipecat sebagai kader, tetapi menang dalam gugatan hingga tingkat kasasi.
Fahri mengatakan, seluruh caleg yang maju dari PKS diminta menandatangani surat pengunduran diri dengan tanggal kosong.
Menurut Fahri, hal tersebut mematahkan semangat para caleg.