Kisah Tragis Tentara Wanita Inggris: Dikeliling Kadet Pria Dipaksa Melakukan Hal Tak Terpuji Ini

Editor: ridwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi -- Tentara Wanita Polandia

TRIBUNJAMBI.COM -- Para wanita muda Inggris yang bergabung dengan Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force) terbilang sedikit dan harus menjalani pelatihan serta pendidikan militer bersama para pria.

Dalam proses diterima sebagai anggota RAF itu para calon prajurit wanita cenderung akan mengalami pelecehan seksual, khususnya di saat acara inagurasi.

Sesuai laporan yang disampaikan dailymail.co.uk dan kesaksian mantan personel RAF wanita, Rebecca Crookshank, pelecehan ketika inagurasi sulit dihindari karena sedikitnya wanita yang tergabung dalam RAF.

Baca: Terdakwa Pipanisasi Tanjab Barat, Senin Ini Dijadwalkan Dengarkan Tuntutan dari Jaksa

Baca: Karena Ini, WFC Bukan Cuma Tempat Nongkrong, tapi Juga Bisa jadi Tempat Menyalurkan Minta Baca Anak

Baca: Masih Ada Logistik yang Kurang di KPUD Bungo, Ini Daftarnya

Rebecca sendiri ketika mendaftar sebagai anggota RAF di usia 17 tahun (2001) dan kemudian lolos ujian serta pelatihan militer ketika menjalani acara inagurasi bersama para prajurit pria ternyata merupakan wanita satu-satunya.

Maka ketika berlangsung acara "tradisi pelonco" pada setiap acara inagurasi, Rebecca langsung menjadi korban pelecehan.

Aksi pelecehan itu antara lain Rebecca tiba-tiba saja dikerumuni para kadet pria tanpa busana dan dipaksa melakukan adegan tak terpuji imitasi untuk lucu-lucuan mengingat Rebecca masih berpakian lengkap.

Baca: Miliki 3 Desa Binaan, UKM Exist Universitas Jambi, Berperan Meningkatkan Keilmuan

Baca: Live Streaming Manchester United vs Liverpool di MNC TV, Tonton Pakai Cara Ini

Baca: Ini Tiga Poin Imbauan Pemda Tanjab Timur, tentang Larangan Penggunaan LPG 3 Kg bagi ASN

Tapi Rebecca yang masuk militer dengan tujuan melakukan penyelidikan untuk persiapan buku yang ditulisnya, diam-diam berhasil memperoleh foto-foto yang kemudian menjadi bukti bahwa pelecehan yang pernah dialaminya bukan hanya omong kosong.

Ketika Rebecca bertugas di pangkalan udara RAF Falkland pada hari-hari pertama, ia kembali mengalami pelecehan yang tak terduga.

Di suatu kesempatan Rebecca tiba-tiba disambut oleh barisan tentara pria yang membelakangi dirinya, lalu ramai-ramai melakukan hal tak terpuji.

Baca: 7 Terpidana Mati Berisiko Tinggi Asal Kalbar Dipindahkan ke Nusakambangan

Baca: Tahun Ini, Pemkab Muarojambi, Hapuskan Aset Kendaraan Dinas, akan Lakukan Lelang

Baca: Terus Turun Sosialisasi, Kali Ini Rahmat Derita Diundang Warga Jawa

Rebecca yang pensiun dari RAF dan kemudian mempublikasikan pengalamannya pernah mendapatkan pelecehan seksual di militer, membuat Polisi Militer Inggris langsung bereaksi melakukan penyelidikan.

Temuan yang ditemukan oleh Polisi Militer Inggris untuk kasus pelecehan terhadap personel militer wanita di semua angkatan (darat, laut, dan udara) ternyata cukup banyak.

Dalam satu minggu minimal terjadi dua kali tindakan pelecehan terhadap anggota militer wanita termasuk tindak rudapaksa.

Penyelidikan Polisi Militer Inggris yang dilakukan berdasar data yang dilaporkan para korban dari tahun 2012-2017 bahkan berhasil menemukan bukti bahwa telah terjadi tindak pelecehan terhadap personel militer wanita sebanyak 363 kali.

Baca: Tahun Ini, Pemkab Muarojambi, Hapuskan Aset Kendaraan Dinas, akan Lakukan Lelang

Baca: Hasil Kamboja vs Thailand di Semifinal Piala AFF U-22 2019, Imbang 0-0 di Babak Pertama

Baca: Tim Pembebasan Lahan Dibentuk, Pelebaran Jalan Pattimura Tahun Ini Dilanjutkan

Meskipun Departemen Pertahanan Inggris berusaha keras menutupi kasus pelecehan di kalangan militer, penindakan tegas terhadap para pelaku pelecehan yang kemudian dilakukan telah menunjukkan hasil yang signifikan.

Rebecaa yang dianggap sebagai pendobrak awal untuk kasus pelecahan seksual di militer Inggris menekankan Departemen Pertahanan Inggris harus terus melakukan langkah serius demi mencegah kasus pelecehan karena telah berlangsung sejak tahun 1980-an. (*)

Berita Terkini