Jalin Asmara dengan Anggota Gangster: Nasib Polwan Cantik Ini Berakhir Tragis

Editor: ridwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Kini sepeninggalnya, dia mewariskan sebuah "Benteng Kekuatan" dengan omzet Rp63,8 milyar setahunnya, dengan 113 direktur dan manager.

Kini bandit besar dan kecil itu berdatangan untuk memberikan penghormatannya yang terakhir.

Kepolisian Kobe mengatur kendaraan-kendaraan 450 SEL, Bentley dan Rolls-Royce para bandit di jalah sempit sekitar rumah Taoka.

Penguburan seorang gangster pun harus dijaga keamanannya di Jepang.

Tanpa gairah, seorang perwira polisi mendiktekan kepada sersannya, nama-nama Yakuza yang hadir di sana.

Kadang-kadang polisi itu menepuk-nepuk jubah hitam para pengawal boss itu.

Namun saat itu mereka benar-benar diliputi suasana duka.

Dalam rumah duka, tamu-tamu antre melewati peti besar yang pada bagian dekat kepala diberi "jendela" kecil.

Melalui lubang ini beberapa orang mencium mulut jenazah yang sudah dingin itu.

"Tsumi o nikunde, hito o nikumazu," kata orang Jepang.

"Kutuklah perbuatannya, jangan orangnya".

Bangsa Jepang memang menganut moral tersendiri.

Kesalahan bukan terhapus oleh penyesalan melainkan dengan dilupakan.

Menurut kepercayaan agama Shinto, kehidupan berakhir dalam sebuah lubang hitam.

Setelah itu tidak perlu lagi memikirkan kesalahan-kesalahan untuk dipertanggungjawabkan pada Pengadilan Akhir Dunia.

Halaman
1234

Berita Terkini