Laporan Wartawan Tribun Jambi Abdullah Usman
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BULIAN - Ratusan Warga Desa Petajen Nes 9 Dusun Meranti, melakukan aksi penolakan keberadaan aktivitas pemasakan minyak mentah ilegal driiling di desanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunjam.com aksi warga tersebut ditengarai adanya wacana di desa mereka akan dibuat lokasi pemasakan minyak mentah dari sumur ilegal drilling di kawasan Desa Pompa Air, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari.
Tak hayal dengan adaya wacana yang dilakukan oleh warga dari Kecamatan tetangga tersebut menimbulkan protes dari warga Nes Sembilan. Yang mengkhawatirkan akan dampak dari kegiatan pengolahan minyak tersebut nantinya.
"Ia bang warga Nes Sembilan ni nolak karena ada orang yang mau membuka masak minyak di kawasan Sungai Buluh. Mengingat dampaknya lebih besar maka warga menolak," ujar seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
Baca: Soal Kursi Wakil Gubernur Jambi, PAN Klaim Dapat Dukungan Koalisi
Baca: Ini yang Akan Dibahas dalam Paripurna Dewan Setelah Zumi Zola Lengser
Baca: Sebut Beda Kamar, Agus Roni Bantah Setujui Calon Wakil Gubernur Jambi dari PAN
Baca: VIDEO: Yusril Kunjungi LP Gunung Sindur, Abu Bakar Baasyir Segera Dibebaskan
Sementara itu, Kades Petajen Sumiati saat dikonfirmasi Tribunjambi.com membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya aksi warga tersebut sudah berlangsung sejak pagi tadi saat warga mendapat kabar akan adanya aktivitas pembuatan lokasi pemasakan minyak mentah dari Bajubang.
"Kalo dibilang rame ya rame soalnya aksi warga mas, ratusan adalah dari pagi sampe jelang Magrib baru bubar tadi," ujar Kades kepada Tribunjambi.com (18/1).
Aksi warga tersebut merupakan aksi penolakan, terhadap adanya aktivitas pemasakan minyak yang dilakukan di kawasan Sungai Buluh. Karena jika ada pengolahan sumur minyak di kawasan tersebut tentu akan ada dampak bagi warga dan perkebunan warga.
Sebelumnnya warga Desa Batin sudah terkena dampak dari pengolahan minyak mentah tadi, terlebih jika nanti pengolahan minyak mentah tadi dilakukan di Sungai Buluh, warga Petajen khawatir akan terkena dampaknya.
"Karena yang mau dibuat ini di kawasan Sungai Buluh secara geografis bertetangga dengan Desa Petajen, jadi warga takut dapat imbasnya saja dari pengolahan minyak tadi," jelas kades.
Dalam menjalankan aksi tadi, terbilang damai dan terkendali. Juga dibantu dengan beberapa anggota kepolisian dari polsek. Karena tindakan ini merupakan untuk pencegahan sebelum itu terjadi.
Intinya yang dikhawatirkan warga dampak dari kegiatan tersebut, selain dampak udara dan lingkungan juga berdampak pada perkebunan mereka. Namun yang menjadi masalah mereka berkeras karena itu tanah mereka namun tidak melihat dampak lainnya.
"Kalo tidak dicegah dari awal oleh masyarakat, nantinya masyarakat tidak bisa berbuat," jelasnya.
Sementara itu Kapolsek Bajubang, Iptu Elfian Ruslan Ritonga saat dikonfirmasi Tribunjambi.com melalui sambungan ponselnya membenarkan hal tersebut, terkait aksi warga tadi sudah selesai.
"Ada yang mau buat masakan minyak di dekat daerah itu, namun ditolak sama warga akhirnya mereka pergi. Udah itu aja dan udah angkat kaki," jelas Kapolsek.
Baca: Dengar Suara Motor Digas Kencang, Widiastuti Kaget Motornya di Teras Raib
Baca: Begini Penjelasan Kepala BKN Regional 7 Palembang Soal Ribut Penerimaan CPNS di Batanghari
Baca: CM Ngaku Dapat Sabu dari Dalam Lapas Kerinci
Baca: Empat Kursi Pejabat Tinggi di Tanjabbar Kosong Ditinggal Pensiun