Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, di mana pun engkau berada malam hari ini. Apa yang harus kita lakukan dan apa yang akan kita lakukan bersama jika kita mendapat mandat. Adalah reorientasi pembangunan dan pengelolaan republik Indonesia. Reorientasi adalah untuk merubah arah dari arah yang tidak benar ke arah yang benar, yang membela kepentingan bangsa Indonesia.
Reorientasi pembangunan dan pengelolaan Republik Indonesia diperlukan karena bangsa yang kokoh hanya bisa diwujudkan jika negara tersebut pertama, swasembada pangan. Kita harus mampu untuk mengatur sehingga rakyat kita bisa produksi pangannya sendiri. Dan seluruh bangsa Indonesia bisa makan dengan baik di seluruh nusantara. Tidak ada yang boleh kelaparan di Republik Indonesia yang kita cintai ini.
Yang kedua, negara hanya bisa kokoh kalau kita swasembada energi, swasembada bahan bakar. Kita harus bisa menghasilkan bakan bakar energi dari dalam negeri sendiri. Padahal saudara-saudara sekalian, padahal pemerintah sendiri meramalkan tidak lama lagi kita harus impor 100 persen bahan bakar minyak kalau tidak ada tindakan-tindakan dan program-program yang kita lakukan sedini mungkin, sesegera mungkin.
Yang ketiga, kita harus swasembada air bersih. PBB, Perserikatan Bangsa-bangsa meramalkan, bahwa dalam 2025 seluruh bumi akan mengalami krisis air. Sekarang saja di nusantara ini, sudah banyak daerah kita yang kesulitan air bersih. Di Sragen, di Sragen, 1 jam dari Kota Solo, rakyat kesulitan air. Mereka menyampaikan kepada saya, "Pak (ya, tim kita di situ) nggak usah kirim kaos, nggak usah kirim baliho, nggak usah kirim spanduk, tolong kirim tangki-tangki air."
Yang keempat, negara yang kokoh harus memiliki lembaga-lembaga pemerintahan yang kuat. Yang bersih dan berintegritas. Kita perlu hakim-hakim yang unggul dan jujur. Kita perlu jaksa-jaksa yang unggul dan jujur. Kita perlu polisi-polisi yang unggul dan jujur. Kita perlu intelijen yang unggul dan setia kepada bangsa dan rakyat.
Intelijen itu ngintelin musuh negara jangan intelin, jangan intelin mantan Presiden Republik Indonesia. Jangan intelin mantan Ketua MPR RI. Jangan intelin anaknya proklamator kita. Jangan intelin mantan Panglima TNI. Jangan intelin ulama- ulama besar. Kalau mau intelin mantan Pangkostrad gapapa.
Yang kelima, negara yang kokoh membutuhkan angkatan perang yang unggul. Tentara yang kuat tapi tentara rakyat yang setia kepada rakyat dan bangsa Indonesia. Tentara yang tidak akan kalah dari tentara-tentara terbaik di dunia. Bukan karena kita mau gagah-gagahan, tidak. Kita ingin bersahabat dengan semua negara.
Kami menganut, pemerintah kami akan menganut, kami akan teruskan contoh pendahulu senior kami yang telah berhasil memimpin negara ini, 10 tahun. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajarkan kepada kami "seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak." Tapi kalau kita lemah biasanya kita diinjak-injak, saudara-saudara.
Saudara-saudaraku, visi misi kami, kami beri nama Visi Misi Indonesia Menang. Indonesia harus menang. Kita tidak boleh menjadi bangsa kalah. Kita tidak boleh menjadi bangsa yang minta-minta. Kita tidak mau menjadi bangsa yang utang-utang-utang terus. Kita tidak mau jadi bangsa yang tidak mampu membela rakyatnya sendiri.
Untuk mewujudkan Indonesia Menang, kita akan menjalankan strategi khusus yang saya beri nama Strategi Dorongan Besar. Kita tidak mau kerja dan tidak boleh bekerja dan tidak bisa bekerja setengah-setengah. Kita harus bekerja dengan keras. Strategi ini harus dapat mewujudkan tadi yang kita sebut: swasembada pangan, swasembada energi, swasembada air bersih, membangun lembaga-lembaga pemerintah yang kuat, dan memiliki pertahanan yang kokoh, yang bisa melindungi segenap tumpah darah Indonesia.
Untuk dapat mencapai itu semua, kami menggariskan Lima Fokus Utama Program Kerja Nasional. Lima fokus solusi pemecahan persoalan bangsa. Yang pertama adalah mewujudkan ekonomi yang mengutamakan rakyat. Ekonomi untuk rakyat bukan rakyat untuk ekonomi. Ekonomi yang mengutamakan rakyat harus ekonomi yang adil. Ekonomi yang bisa memberi kesejahteraan, kemakmuran kepada seluruh rakyat Indonesia. Bukan segelintir orang saja.
Ekonomi kita juga setelah memakmurkan semua orang Indonesia tapi kita juga harus menjaga lingkungan kita. Kita harus jaga sungai-sungai kita, pantai-pantai kita, hutan-hutan kita. Saudara-saudara sekalian, tanah air kita harus bisa digunakan oleh anak-anak kita, cucu-cucu kita, dan bahkan cicit-cicit kita, puluhan generasi ke depan.
Dalam hal ini, kami juga bertekad dan kami yakin kami mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk rakyat kita. Dan kita yakin kita dapat meningkatkan daya beli rakyat, daya beli masyarakat. Kita harus hentikan mengalirnya uang bangsa Indonesia ke luar negeri. Kita harus bekerja supaya uang itu mengalir di negara Republik Indonesia.
Kalau rakyat punya uang, roda ekonomi akan berputar. Pabrik-pabrik akan berjalan. Warung-warung Tegal akan semarak. Semua akan menikmati roda ekonomi yang dinamis. Sekali lagi, ekonomi harus untuk seluruh rakyat Indonesia, bukan untuk segelintir orang Indonesia.
Kita pernah, tidak berapa lama yang lalu, kita pernah berhasil membikin pesawat terbang, helikopter, produk-produk canggih berteknologi tinggi. Saya bertanya, mampu atau tidak kita teruskan apa yang dulu pernah kita berhasil lakukan. Saya yakin, kalian juga akan setuju dengan saya. Saya yakin, kita mampu.
Kita harus bikin mobil. Kita harus bikin mobil benar-benar produk Indonesia. Jangan mobil etok-etok. Ini di luar teks. Kita harus mampu bikin kapal-kapal niaga, kapal-kapal angkut, kereta api. Saudara-saudara sekalian, apakah kita mampu? Kita mampu dan kita harus dan kita akan lakukan hal itu.
Sekarang, sekarang, banyak pakar-pakar mengatakan di Indonesia ini, kalau negara lain bangkit. Republik Rakyat Tiongkok berhasil menghilangkan kemiskinan. Dalam 40 tahun, mereka menghilangkan kemiskinan. Vietnam bangkit. Thailand bangkit. Filipina bangkit. India bangkit. Tapi, tapi, tapi, tapi, para pakar mengatakan di Indonesia sedang terjadi deindustrialisasi. Bukan industrialisasi, deindustrialisasi. Ini akan kita rubah. Kita akan meneruskan industrialisasi di Republik Indonesia.
Sebagai, sebagai pejuang saya selalu mengajarkan, menganjurkan kita harus belajar dari bangsa-bangsa yang lebih berhasil dari kita. Mari kita belajar dari Tiongkok, kita belajar dari India, kita belajar dari Vietnam, kita belajar dari Korea Selatan. Kita belajar dari negara-negara yang berhasil. Jangan kita puas dengan kelakuan-kelakuan elit kita sendiri di sini.
Saudara-saudara, kita harus tetap terbuka kepada sahabat-sahabat kita di luar negeri. Tapi kita juga akan pastikan perusahaan-perusahaan kebanggaan kita, Krakatau Steel, Pertamina, Garuda, PLN, PGN, PTPN-PTPN tidak boleh hancur. Tidak boleh rugi. Kita akan terbuka kepada bangsa lain. Kita ingin belajar dari bangsa lain. Kita ingin bersahabat dengan bangsa lain. Kita ingin bermitra kepada bangsa lain. Tapi kita tidak boleh lagi berada di piramida yang paling bawah.
Kami, kita, saudara-saudara sekalian juga menginginkan anak-anak Indonesia menjadi pilot, menjadi ahli hukum, menjadi dokter, menjadi pengusaha. Kita, ibu-ibu, emak-emak, bapak-bapak, di mana pun, kalian bermimpi, kalian berdoa, bahwa anakmu hidup lebih baik dari kamu. Betul atau tidak?
Saya yakin, saya yakin, tiap malam emak-emak sebelum tidur yang dipikirkan, yang dipikirkan adalah anak-anakmu. Yang dipikirkan emak-emak adalah anak-anaknya. Yang dipikirkan bapak-bapak adalah bisa bayar utang atau tidak.
Saudara-saudara sekalian, semua pekerjaan yang halal adalah mulia. Tetapi anaknya orang miskin harus punya kesempatan untuk menjadi dokter. Kalau perlu menjadi jenderal sekalipun.
Kami akan berjuang untuk menghentikan kebocoran uang ke luar negeri. Dengan menerapkan kebijakan-kebijakan yang tepat dan adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Kita ingin, kita ingin, para pengusaha kita juga berhasil. Kita akan menjaga iklim usaha untuk para pengusaha kita. Tapi, tapi, para pengusaha kita harus kerjasama dengan kita.
Kita harus bekerja dan berjuang untuk para pekerja, para petani, para nelayan, orang-orang yang berada di lapisan bawah. Kami akan terus berdayakan dan beri insentif kepada usaha menengah dan kecil. Kami akan pastikan setiap desa di Indonesia menerima dana desa Rp 1 miliar per desa per tahun. Itu perjuangan kami dulu. Dan harus langsung ke desa, ndak usah dipotong-potong di mana-mana lagi.
Dan para pimpinan di pedesaan harus diberdayakan, harus dibantu, jangan diintimidasi. Jangan ditakut-takuti, jangan diperas. Kami akan berikan subsidi dan program bantuan sosial untuk lapis terbawah yang membutuhkan. Untuk memastikan semua warga Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pokoknya.
Kami akan membangun infrastruktur yang tepat sasaran. Yang bermanfaat bagi semua golongan masyarakat. Dan kami tidak akan mengizinkan, penggelembungan proyek-proyek dan nilai-nilai proyek tersebut. Proyek infrastruktur tidak boleh jadi bancakan kelompok-kelompok tertentu, Saudara.
Kami akan pastikan bahwa utang pemerintah tidak terus membengkak. Apalagi membahayakan keadaan keuangan negara. Kami akan ubah jutaan hektar hutan yang sudah rusak menjadi hutan produktif. Untuk produksi pangan dan energi, yang saya sebut tadi.
Saudara-saudara sekalian. Dengan hutan yang rusak kita ubah jadi hutan produktif, produksi pangan dan energi kita mampu swasembada pangan dan swasembada bahan bakar, Saudara-saudara. Dan, dan, membuka lapangan pekerjaan untuk rakyat kita. Kami mempunyai cita-cita insyaallah akan membangun bank tani dan nelayan untuk membantu petani dan nelayan kita mendapat akses terhadap modal dan teknologi.
Bagi saudara-saudara yang bertaruh nyawa di jalanan, sebagai pekerja angkutan, kami akan memberi kepastian hukum. Untuk para pengemudi ojol, pengemudi taksi, pengemudi bus dengan taraf, dengan tarif minimal yang menguntungkan baik pengusaha maupun para pekerja.
Kita juga akan bekerja, akan berjuang, agar semua prajurit TNI, semua anggota kepolisian dan petugas-petugas pemerintah di daerah-daerah terpencil, di daerah-daerah yang susah, diperhatikan kehidupan dan penghasilan
mereka. Kita berniat memperbaiki gaji hakim, jaksa, polisi. Bila, bila perlu, bila perlu, berlipat-lipat gaji mereka. Karena hakim, jaksa, dan polisi yang baik itu sangat vital bagi pemerintah Republik Indonesia.
Fokus kedua adalah meningkatkan kesejahteraan hidup dan keadilan sosial. Kami akan perangi kemiskinan, kami akan perangi kemiskinan sampai ke akar-akarnya. Kita akan tingkatkan layanan kesehatan dan tingkatkan kualitas pendidikan. Pekerja-pekerja di bidang kesehatan dan pendidikan harus dihormati kualitas hidupnya.
Gaji-gaji mereka harus kita perbaiki. Guru-guru kita, termasuk dan terutama guru-guru honorer, harus kita perbaiki kemampuan profesionalnya dan juga kualitas hidupnya. Dengan program-program sosial yang tepat, kita harus menyiapkan beasiswa untuk siswa-siswa terbaik kita. Untuk atlet-atlet terbaik kita. Juga untuk santri-santri kita. Juga untuk, untuk, golongan disabilitas.
Kami yakin dengan bantuan-bantuan yang terarah ini, targeted affirmative action. Kita akan mengurangi jarak antara orang kaya dan orang miskin di Republik Indonesia. Kami akan perbaiki tata kelola BPJS di Indonesia dan jaringan sosial lainnya untuk mencegah defisit dan meningkatkan layanan kesehatan yang berkualitas.
Dokter-dokter kita harus dapat, harus dapat, penghasilan yang layak. Sekarang banyak dokter-dokter kita gajinya lebih kecil dari tukang jaga parkir mobil. Kami juga harus perkuat program Keluarga Berencana agar Indonesia terhindar dari ancaman ledakan penduduk sehingga kita tidak jalan di tempat. Saudara-saudara sekalian, kami akan berjuang untuk menyediakan susu gratis untuk semua anak-anak sekolah Indonesia.
Tidak boleh, tidak boleh ada anak Indonesia yang kurang makan, yang lapar, yang miskin. Saya ulangi, tidak boleh ada satu anak Indonesia yang kurang makan dan kelaparan di republik kita. Sasaran kami kita harus setara dengan prestasi tetangga-tetangga kita.
Untuk kaum disabilitas, kami akan bangun infrastruktur yang ramah bagi penyandang disabilitas dan menjamin lapangan kerja yang tepat dan terhormat bagi mereka. Kami akan perbaiki kualitas sekolah-sekolah kita, politeknik-politeknik kita, sekolah-sekolah kejuruan kita, universitas-universitas kita, dan juga pesantren-pesantren kita. Dan juga madrasah-madrasah kita. Dan tidak hanya untuk golongan Islam, untuk semua agama di republik ini, kita akan bantu.
Koalisi Indonesia Adil Makmur. Kami sumpahnya, kami perjuangannya adalah aman untuk semua, adil untuk semua, makmur untuk semua.
Kami, kami, juga akan, kami juga akan membangun sebuah lembaga tabung haji. Untuk mengelola calon-calon haji dan umrah kita. Dan meringankan beban mereka yang ingin menunaikan ibadah haji dan umrah. Kami ingin negosiasi dengan pemerintah Arab Saudi untuk membangun gedung-gedung, asrama-asrama, milik Indonesia sendiri. Sehingga kebutuhan biaya naik haji dan umrah akan terjangkau oleh seluruh rakyat Indonesia.
Fokus ketiga, adalah memastikan dan meyakinkan bahwa keadilan dan hukum dan demokrasi dijalankan sebaik-baiknya. Untuk menjamin demokrasi, kami akan menjamin semua hak-hak yang dijamin dalam undang-undang dasar kita. Terutama kemerdekaan berserikat dan mengeluarkan pendapat. Serta kebebasan pers.
Kita akan hentikan ancaman persekusi terhadap individu, organisasi, yang bisa saja berseberangan pendapat dengan pemerintah. Kita akan menerima kritik sebagai upaya mengendalikan diri agar kita tidak salah jalan. Bagi kami, kritik adalah justru mengamankan jalannya pemerintah Republik Indonesia. Karena bagi kami pemerintah Republik Indonesia harus melayani kepentingan rakyat.
Tidak boleh pemerintah mengakal-akali rakyatnya sendiri. Kami akan pastikan bahwa semua pemuka agama, dari semua agama, terutama ulama-ulama kita dihormati. Dan bebas dari ancaman persekusi dan kriminalisasi. Ini menjadi sangat penting karena dalam bangsa Indonesia, dalam sejarah kita, peran ulama sangat-sangat berjasa dalam perjuangan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara sekalian, proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia memang dikumandangkan di Jakarta, 17 Agustus 1945. Tapi, tapi kemerdekaan kita diuji, diuji, ditantang di Jawa Timur. Yang puncaknya adalah ditolaknya ultimatum asing oleh rakyat Jawa Timur dan rakyat Indonesia yang ada di Surabaya. Pertempuran Surabaya, Oktober, November, 1945 didukung oleh Resolusi Jihad para ulama-ulama besar.
Dan saya katakan kepada kalian, Pak SBY, saya, kami prajurit TNI dulu waktu muda, kami diangkat sumpah untuk membela Pancasila dan Undang-undang Dasar '45. Waktu kami, waktu Pak Djoko Santoso, kami di asrama, kami hidup dengan semua suku, dengan semua agama. Komandan kami pernah orang Katolik, pernah orang Kristen, pernah orang Hindu, tidak ada masalah. Tidak mungkin Pak SBY, tidak mungkin Djoko Santoso, tidak mungkin saya, akan mau untuk mengancam atau tidak melindungi minoritas-minoritas lain.
Islam di Indonesia adalah rahmatan lil alamin. Melindungi semuanya, saudara-saudara sekalian. Jadi janganlah coba-coba stigmatisasi satu kaum atau satu kelompok, saudara-saudara. Saudara-saudara sekalian, tulung, ini penting bagi semua kalangan, ya. Kalau dengar takbir, kalau dengar Allahu Akbar, jangan ada yang persoalkan,
itu bukan mengancam siapa-siapa. Itu memuliakan Tuhan yang kita cintai. Tuhan Maha Besar. Di semua agama juga ada begitu. Silakan, saudara yang Nasrani silakan haleluya, silakan. Saya tidak tahu di Hindu atau
Buddha. Jadi saudara-saudara, bangsa kita kalau religius tidak berarti kita ekstrem atau fanatik.
Kami juga akan pastikan tidak boleh ada organisasi yang sudah taat kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, yang terus menerus distigma dan dihakimi tanpa pengadilan. Kami akan pastikan hukum di negeri ini tidak pandang bulu dan tidak tebang pilih. Keadilan harus untuk semua. Bukan hanya untuk mereka yang kuat dan punya uang.
Untuk memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya, kami akan perkuat KPK, kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman. Kami akan pastikan tidak akan ada intervensi dan politisasi penegakan hukum. Dan pemberantasan korupsi di Tanah Air, kami juga akan tingkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara dari pusat sampai daerah.
Fokus keempat adalah menjadikan Indonesia sebagai rumah yang aman untuk seluruh rakyat Indonesia. Keamanan nasional dan kedaulatan NKRI adalah prasyarat untuk pembangunan, kemajuan, dan kemakmuran. Untuk itu, kami akan pastikan TNI akan menjadi angkatan pertahanan yang kuat dan dihormati oleh dunia lain. Sekali lagi, tentara yang kuat bukan menakut-nakuti orang lain. Tentara yang kuat adalah menjamin kedaulatan bangsa Indonesia.
Kami juga ingin meningkatkan kemampuan kepolisian agar mampu menjadi polisi yang unggul. Yang mampu mengatasi semua bentuk kejahatan-kejahatan baru seperti cyber crime, human trafficking, international drugs, money laundering dan sebagainya.
Kami juga akan tingkatkan kemampuan negara dalam melakukan pencegahan dan deteksi dini penanganan cepat terhadap bencana alam karena kita memang hidupnya di alam yang hidupnya memang penuh dengan ancaman bencana alam.
Saudara-saudara sekalian, yang terakhir fokus kelima adalah penguatan karakter dan kepribadian bangsa. Kami percaya bahwa hal ini penting untuk bisa menghasilkan karakter, watak, dan kepribadian Indonesia Menang, saudara-saudara sekalian. Agar sebuah bangsa dapat merdeka, berdaulat, makmur, dan menang harus melalui proses nation building dan character building, saudara-saudara sekalian.
Karena itu, bersamaan malam hari ini, dengan visi misi Indonesia menang, dan dengan buku "Paradoks Indonesia" kami juga luncurkan buku "Indonesia Menang". Kami ingin menanamkan dan menjalankan sikap-sikap dan filosofi terbaik dari leluhur bangsa Indonesia. Sikap pendekar yang tidak mengenal menyerah.
Sikap Sabdo Pandita Ratu yang selalu tepat ucapan dan tidak akan ingkar janji. Sikap Rame Ing Gawe, Sepi Ing Pamrih yang artinya akan mendahulukan kepentingan yang besar, bukan kepentingan pribadi atau keluarga atau
golongan. Sikap agar pemimpin bekerja untuk rakyat, agar wong cilik iso gemuyu (orang kecil bisa tertawa -Tribunjateng.com). Sikap percaya kepada kekuatan kita sendiri. Sikap berdiri di atas kaki kita sendiri.
Jangan mau jadi bangsa minta-minta, bangsa berlutut kepada bangsa lain. Bangsa yang tidak membela rakyatnya sendiri, tidak membela petaninya sendiri, tidak membela nelayannya sendiri, tidak membela guru-gurunya, tidak membela dokter-dokter, tidak membela paramedis-paramedisnya. Sikap lebih baik mati daripada dijajah kembali.
Ada dulu pendahulu-pendahulu kita, orangtua kita, yang mengajarkan kepada kita lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negara orang. Tapi kita juga sekarang harus pintar. Kalau ada emas di negeri kita ya harus kita kuasai.
Kita harus wujudkan keamanan untuk semua, keadilan untuk semua, kemakmuran untuk semua. Bukan keamanan hanya untuk orang kaya. Bukan keadilan hanya untuk orang yang bisa bayar. Bukan kemakmuran hanya untuk 1 persen rakyat kita saja. (bersambung naskah ke-2)
(Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pidato Lengkap Prabowo Subianto Mengenai Visi Misi Capres Bertajuk Indonesia Menang (1), http://jateng.tribunnews.com/2019/01/15/pidato-lengkap-prabowo-subianto-mengenai-visi-misi-capres-bertajuk-indonesia-menang-1?page=4.)
BREAKING NEWS Ruko 10 Pintu Ambles Lalu Ambruk, 4 Pintu Isi Orang, Dekat Sungai Batang Masumai
Tuan Guru Bajang Paparkan tentang Kriminalisasi Rizieq Shihab dan Umat Ditekan, Ini Videonya
#10yearchallenge atau 10 Year Challenge Viral di Instagram, Wajah Marion Jola 10 Tahun Lalu dan Kini