Tapi karena disuruh menunggu pesawat lain yang akan terbang.
Baca: Ban Pesawat Dikempis sampai Kejar Perompak ke Pantai, Aksi Nekat Kopassus, Kopaska dan Marinir
Peristiwa yang berlangsung sekitar 1968 itu terjadi ketika pesawat bermuatan penuh logistik itu dipiloti oleh Letkol Johan, berhasil melakukan pendaratan darurat di lokasi persawahan tanpa menimbulkan korban jiwa.
Insiden itu seharusnya tidak terjadi karena pesawat C-47 sebenarnya akan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Tapi waktu itu sedang ada Presiden Soeharto yang akan terbang menggunakan pesawat kepresidenan.
Dakota akhirnya disuruh menunggu sambil berputar-putar di udara (holding).
Namun, sampai bahan bakar hampir habis Dakota masih belum diijinkan turun di Halim.
Akhirnya bahan bakar Dakota benar-benar habis dan pilot memutuskan untuk mendarat darurat di persawahan yang ada di Kerawang dan ternyata berhasil serta tidak ada korban jiwa.
Pendaratan darurat itu bisa berhasil karena selain para pilotnya profesional dan kenyang dengan peristiwa pendaratan darurat, pesawat C-47 Dakota memang dirancang untuk bisa mendarat darurat dengan mesin dimatikan. (Agustinus Winardi)
Baca: Benny Pakai Baju Olahraga Kejar Truk RPKAD, Kisah 2 Pasukan Elite Baku Hantam
Baca: Kolonel Moeng Telan 6 Telur Ular Sanca, Mau tak Mau Siswa Kopassus Jawab Siap, Lalu Ikut Makan
Baca: Trik Siluman Kopaska, 1 Orang Menyusup Senyap ke Kapal Perang Malaysia Bikin 2 Kapal Kabur