Ratusan Warga Kepung PLTA Kerinci

Sempat Memanas, Demo di PLTA Kerinci Jambi Sudah Kondusif, Warga Tuntut Kompensasi Lahan

Aksi demo warga Desa Pulau Pandan di lokasi proyek PLTA Kerinci Jambi sempat ricuh. Polisi menembakkan gas air mata

Penulis: tribunjambi | Editor: Suci Rahayu PK
Ist
UNJUK RASA - Ratusan warga Desa Pulau Pandan, Danau Kerinci, Kerinci, kembali menggelar aksi unjuk rasa di area proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dikelola PT Kerinci Merangin Hidro (KMH), Kamis (21/8/2025). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Lemparan batu dan kayu mengikuti aksi unjuk rasa yang digelar warga di lokasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dikelola PT Kerinci Merangin Hidro (KMH) di Kabupaten Kerinci,  Jambi, Kamis (21/8/2025).

Aksi unjuk rasa menuntut kompensasi ini dilakukan sekitar 100-an warga Desa Pulau Pandan, Kecamatan Danau Kerinci.

Demo sempat ricuh hingga polisi yang berjaga menembakkan gas air mata, dan Kamis sore aksi demo sudah kondusif.

UNJUK RASA - Warga Desa Pulau Pandan, Kecamatan Danau Kerinci, berunjuk rasa di lokasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dikelola PT Kerinci Merangin Hidro (KMH) di Kabupaten Kerinci, Kamis (21/8/2025). Unjuk rasa ricuh hingga ada pelemparan batu dan gas air mata.
UNJUK RASA - Warga Desa Pulau Pandan, Kecamatan Danau Kerinci, berunjuk rasa di lokasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dikelola PT Kerinci Merangin Hidro (KMH) di Kabupaten Kerinci, Kamis (21/8/2025). Unjuk rasa ricuh hingga ada pelemparan batu dan gas air mata. (TRIBUN JAMBI/HERUPITRA)

Kasat Intelijen Polres Kerinci, Iptu Fajar Nugroho, mengatakan aksi unjuk rasa warga Desa Pulau Pandan diikuti sekira 100 orang.
 
"Sempat tadi ada ribut dikit, lempar-lempar. Tapi sudah kondusif," ujarnya kepada Reporter Tribun Jambi via telepon seluler, Kamis (21./8/2025) malam.

Sejauh informasi yang diperoleh Fajar, tidak ada korban luka-luka dalam ricuh saat unjuk rasa tadi siang.

Fajar mengatakan pengunjuk rasa sudah kembali, tidak berada di lokasi. Begitu juga aparat yang menjaga aksi unjuk rasa.

Baca juga: 22 Mobil dan Motor Disita KPK saat OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer - Nissan GT-R hingga Motor Ducati

Baca juga: Demo Tuntut Kompensasi, Warga Pulau Pandan Bertahan di Lokasi Proyek PLTA Kerinci

Iritasi Karena Gas Air Mata

Sejumlah ibu rumah tangga yang ikut demo di PLTA Kerinci mengeluhkan mengalami iritasi mata imbas terkena asap gas air mata.

Dua orang ibu rumah tangga terkena lemparan batu dan sempat tak sadarkan diri.

"Ya benar, tadi sempat ricuh, puluhan ibu-ibu kena gas air mata. Dua kena lempar batu," kata salah satu warga Pulau Pandan, Kabupaten Kerinci, seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (21/8/2025). 

Dia mengatakan, satu orang mengalami pendarahan di bagian kepala, sementara satu lagi terkena lemparan batu di bagian pipi.

"Ada satu yang tidak sadarkan diri selama satu jam," katanya.

Aksi hari ini berlangsung di pintu masuk area proyek, Jembatan Desa Tanjung Batu, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Jambi, sejak pagi pukul 07.00 WIB.

 Warga menuntut kompensasi yang sesuai dari pihak perusahaan.

Pengunjuk rasa menuntut kompensasi atas lahan terdampak proyek PLTA yang sampai saat ini belum ada kejelasan. 

Massa yang mayoritas ibu-ibu mendatangi lokasi sambil berorasi. Mereka menuntut pihak perusahaan tidak melanjutkan pengerukan sungai, sebelum ganti rugi lahan warga diselesaikan.

"Kami minta Humas PLTA, Aslori, langsung menemui kami di sini. Setiap rapat Aslori tidak pernah hadir," ujar ibu -ibu di lokasi unjuk rasa

"Masyarakat Pulau Pandan kembali mengelar aksi di PLTA," kata seorang warga Pulau Pandan. 

Baca juga: Ricuh Warga Demo di PLTA Kerinci yang Dikelola Anak Usaha Bukaka Group, Tuntut Kompensasi

Warga berunjuk rasa lantaran kompensasi atas lahan yang terdampak proyek PLTA sampai saat ini belum jelas. 

Mereka sekaligus mendesak manajemen PT KMH, yang merupakan anak perusahaan Bukaka Group, untuk segera memenuhi tuntutan kompensasi.

Unjuk rasa itu merupakan tindak lanjut dari tuntutan warga terkait ganti rugi lahan serta sungai yang terdampak proyek. 

Warga menilai hingga kini belum ada kejelasan penyelesaian masalah, meskipun sebelumnya Tim Terpadu (Timdu) Penanganan Konflik Kerinci yang melibatkan Polda Jambi, perwakilan masyarakat, dan pihak perusahaan telah menggelar rapat koordinasi.

Namun, hasil mediasi dianggap belum memenuhi harapan. Warga menolak tawaran kompensasi yang hanya berkisar Rp5 juta dari pihak PLTA.

 Warga menilai angka itu tidak sebanding kerugian yang mereka alami. Walhasil, konflik pun berlarut-larut tanpa titik terang. (*)

 

 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Simak informasi lainnya di media sosial Facebook, Instagram, Thread dan X Tribun Jambi

Baca juga: Kronologi Tragedi Berdarah di Palembang: Penusukan Sadis Disaksikan Langsung oleh Anak Korban

Baca juga: Ninja Sawit Marak di Batang Hari Jambi: Pelaku Tertangkap Basah, Warga Bakar Motor, Denda Rp5 Juta

Baca juga: Ricuh Warga Demo di PLTA Kerinci yang Dikelola Anak Usaha Bukaka Group, Tuntut Kompensasi

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved