Berita Viral

Terbongkar Isi Chat WA Ancaman pada Dea Permata Selama 3 Bulan, Sang Ibu: Pernah Tolong Orang

Terbongkar isi chat ancaman kepada Dea Permata Karisma (27) selama tiga bulan terakhir sebelum tewas mengenaskan di rumahnya.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Terbongkar Isi Chat WA Ancaman pada Dea Permata Selama 3 Bulan, Sang Ibu: Pernah Tolong Orang 

TRIBUNJAMBI.COM - Terbongkar isi chat ancaman kepada Dea Permata Karisma (27) selama tiga bulan terakhir sebelum tewas mengenaskan di rumahnya.

Ibu Dea Permata, Yulis Ismawati (55) mengungkapkan jika putrinya sering mendapat pesan ancaman melalui WhatsApp, bahkan rumahnya sering dipantau oleh terduga pelaku.

Ancaman itu berkaitan dengan permintaan agara Dea Permata menjauhi seseorang yang pernah ia bantu mendapatkan pekerjaan di sektor pariwisata.

Parahnya lagi, pelaku pernah masuk ke rumah seara langsung.

“Dari chat itu, anak saya disuruh menjauhi teman yang katanya bermasalah. Kalau tidak, dia diancam akan dibunuh. Rumah juga sempat dilempari cat, bahkan pelaku pernah masuk ke dalam,” ujar Yuli, menahan tangis.

Yuli mengatakan ancaman itu membuat Dea sering ketakutan lantaran terduga pelaku sering mengintai rumahnya.

Baca juga: Dea Permata Dapat Teror, Lapor Polisi tapi Tak Ditanggapi, Kini Tewas dengan Banyak Luka Tusuk

Baca juga: Petunjuk Kunci Pembunuhan Dea Permata Karisma: Ada Jejak di TKP

Baca juga: Terungkap! Sosok Bermasker Sering Intai Dea Permata Karisma Sebelum Ditemukan Bersimbah Darah

Hal itu pula yang membuat sang ibunda menyarankan korban untuk melaporkan ke polisi dan memasang CCTV di rumah.

"Masalahnya ga tahu tapi dia itu disuruh menjauhin dulu pernah menolong orang untuk bekerja di parawisata, nah gak tahu masalahnya apa dari chat itu anak saya disuruh menjauhi padahal sebatas teman, karena dia yang masukin disitu," terang Yuli Ismawati.

Dea, yang sebelumnya bekerja sebagai HRD di perusahaan swasta, memilih berhenti bekerja atas permintaan suaminya. 

Namun, teror yang dialami membuatnya takut dan gelisah. Sang ibu bahkan menyarankan melapor ke polisi dan memasang CCTV.

Sayangnya, laporan ke aparat disebut tidak mendapat tindak lanjut karena dianggap kurang bukti.

"Saya suruh lapor polisi, belum ada bukti katanya, tapi chat itu terus ngancam anak saya sampai terakhir dia mengancam rumah dipantau, kalau dia tidak mau menjauhi temen yang katanya, di bakal dibunuh," bebernya.

"Sudah lapor Babinsa, sampai ke Polsek Jatiluhur, tapi enggak ada yang datang,” kata Yuli sambil menangis.

Semasa hidupnya, Dea dikenal dikenal sebagai sosok ramah.

‎"Dia baik, suka bergaul sama semua orang. Saya enggak dengar dia punya masalah dengan siapa pun," ungkap Salbiah, tetangga Dea melansir dari Tribunjabar.com, selasa (12/8/2025).

Hal senada pun diungkap oleh adik korban, Rafi Karisma (19).

Suasana saat orangtua Dea Permata Karisma di TKP pembunuhan, Selasa (12/8/2025). Sosok terduga pembunuh Dea Permata Karisma, wanita di Purwakarta tengah jadi sorotan. Disinyalir pelaku meninggalkan jejak di TKP.
Suasana saat orangtua Dea Permata Karisma di TKP pembunuhan, Selasa (12/8/2025). Sosok terduga pembunuh Dea Permata Karisma, wanita di Purwakarta tengah jadi sorotan. Disinyalir pelaku meninggalkan jejak di TKP. (Kolase Tribun Priangan)

Rafi menyebutkan bahwa Dea merupakan anak kedua dari lima bersaudara.

‎"Terakhir ketemu hari Sabtu (9/8) kemarin, kami sekeluarga main ke rumah sini yang di Jatiluhur," kata Rafi, Selasa (12/8/2025).

‎Ia mengatakan, Dea merupakan sosok yang penyayang kepada keluarga.

"Teteh (Dea) mah baik, kalau ketemu kami adik-adiknya suka nawarin jajan," kata Rafi.

Rafi tak menyangka bahwa pertemuan dengan sang kakak pada akhir pekan tersebut menjadi hari terakhir pertemuannya.

Kronologi Pembunuhan

Jasad Dea pertama kali ditemukan oleh asisten rumah tangganya dalam kondisi bersimbah darah dengan sejumlah luka tusuk.

Garis polisi telah terpasang di sekitar rumah sejak pukul 16.00 WIB, dan aparat kepolisian masih melakukan olah tempat kejadian perkara serta memeriksa sejumlah saksi.

Pembunuhan itu diduga dilakukan siang. Soalnya, tetangga korban sempat bersama korban berbelanja.

Detik-detik terakhir Dea Permata Karisma sebelum dibunuh itu diungkap tetangganya yang bernama Salbiah.

‎"Tadi sekitar jam 10 pagi, saya mau beli sayur. Bu Dea juga keluar, kayaknya mau belanja. Jam 11 siang, kami pulang hampir bersamaan," ujar Salbiah.

‎Saat itu, kata Salbiah, Dea terlihat normal.

"Saya sempat sapa dia yang lagi makan. Dia bilang buru-buru karena mau hujan dan jemurannya banyak," ujar Salbiah.

‎Tak disangka, beberapa jam kemudian, pembantu Dea berlari ketakutan sambil berteriak, "Ibu-ibu, Bu Dea dibunuh," kata Salbiah menirukan pembantu korban.

‎Ia menyebutkan, kejadian terungkap ketika pembantu Dea pulang dari warung sekitar jam 13.00 WIB.

‎"Dia disuruh beli minuman. Pas balik, langsung nemuin Bu Dea sudah tidak bernyawa," kata Salbiah.

‎Salbiah dan warga lain langsung bergegas ke rumah Dea.

Saat akan masuk rumah, Salbiah mengaku mengurungkan niatnya setelah melihat ada jejak kaki yang berdarah.

"Saya mau masuk, tapi di depan pintu ke dapur sudah ada jejak darah. Saya enggak berani lanjut, takut," katanya.

‎"Kayak bekas kaki habis menginjak darah," tambahnya.

Perempuan 27 tahun itu ditemukan tewas dengan banyak luka tusuk di tubuhnya.

Saat itu, jenazah Dea Permata Karisma sedang dievakuasi oleh petugas.

‎Kapolres Purwakarta, AKBP I Putu Dewa Gede Anom Jaya membenarkan peristiwa penemuan jasad wanita muda tersebut.

‎"Hari ini, Selasa (12/8), kami tim identifikasi dari Polres Purwakarta melakukan olah TKP di rumah yang ditemukan perempuan dalam kondisi meninggal dunia," ucapnya.

‎Ia mengatakan, pihak kepolisian masih mendalami peristiwa tersebut, mulai dari olah TKP hingga memintai keterangan dari sejumlah saksi.

‎"Jenazah korban akan autopsi guna memastikan sebab-sebab kematiannya," kata Anom.

‎"Hasil identifikasi sementara luka yang di korban di mana saja dan berapa luka itu masih menunggu hasil autopsi," katanya.

‎Meski demikian, polisi memastikan jika penemuan mayat bersimbah darah ini akibat aksi kekerasan yang menyebabkan meninggal dunia, pihaknya sudah melakukan prosedur penyelidikan untuk mengungkap fakta-fakta yang terjadi

‎"Namun dugaan awal memang patut diduga meninggal karena dugaan ada dengan tindak pidana. Menunggu hasil autopsi."

‎"Secara umum memang kami temukan korban dalam kondisi meninggal dunia, kemudian ada kondisi dalam ada darah. Makanya oleh sebab itu kita melakukan otopsi untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kematian," tandasnya.

Keluarga kini berharap pihak kepolisian dapat segera menangkap pelaku dan memberikan keadilan.

“Anak saya tidak punya musuh. Dia orangnya ramah dan penyayang,” kata sang ayah, Sukarno (65).

Tragedi ini menggemparkan warga Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur.

Banyak yang menyesalkan teror terhadap korban tidak segera ditangani hingga berujung pada kematian tragis.

Ade Mulyana ART yang Diduga Pembunuh Dea

Peristiwa mengenaskan ini diduga kuat merupakan aksi pembunuhan yang dilakukan oleh Ade Mulyana.

Saat ini, tersangka telah diamankan oleh pihak Satreskrim Polres Purwakarta.

Kasi Humas Polres Purwakarta, AKP Enjang Sukandi, mengatakan bahwa pelaku ditangkap dalam waktu kurang dari 24 jam setelah kejadian.

"Jadi pelaku saat ini sudah diamankan oleh penyidik Polres Purwakarta, lagi dalam pemeriksaan," kata Enjang, Rabu (13/8/2025).

Enjang menambahkan bahwa pelaku merupakan asisten rumah tangga korban dan diamankan di lokasi kejadian.

"Pelakunya ada di situ, yang pembantunya itu. Enggak sembunyi, sebenarnya dia ada di situ," ujarnya.

Meski begitu, pihak kepolisian masih mendalami motif kasus ini, sehingga tersangka masih menjalani serangkaian pemeriksaan lebih lanjut.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved