Berita Viral

TERBONGKAR Eks Wakapolsek Sering Terima Uang Palsu dari Bos Makassar Lewat Transferan: Aset Banyak

Terkuak fakta terbaru di sidang uang palsu Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
TERBONGKAR Eks Wakapolsek Sering Terima Uang Palsu dari Bos Makassar Lewat Transferan: Aset Banyak 

TRIBUNJAMBI.COM - Terkuak fakta terbaru di sidang uang palsu Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

Ya, mantan Wakapolsek Tallo, AKP Purn Sugito Ngangun mengaku melindungi aset milik bos kasus sindikat uang palsu.

Diketahui publik dihebohkan dengan kasus uang palsu produksi pabrik di lingkungan kampus UIN Alaudin Makassar pada Desember 2024 lalu.

Kasus ini menghebohkan publik lantaran bisnis haram ini dijalankan selama 14 tahun.

Pusaran kasus uang palsu UIN Makassar turut menyeret mantan oknum polisi bernama AKP Purn Sugito Ngangun.

Ia dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Rabu (30/7/2025).

Baca juga: SIAPA Farah? Wanita Terakhir yang Temui Arya Daru di GI Sebelum Tewas di Kosan, Polisi: Itu Privasi

Baca juga: KECURIGAAN Roy Suryo Eks Rektor UGM Sofian Effendi Diperiksa 12 Jam Soal Ijazah Jokowi: Sangat Aneh

Baca juga: KEJANGGALAN Hotman Paris Hasil Penyelidikan Bareskrim, Kok Bisa Arya Daru Bungkus Lakban Begitu Rapi

AKP Purn Sugito Ngangun diminta memberikan kesaksian untuk terdakwa Annar Salahuddin Sampetoding.

Ia mengaku melindungi aset dari terdakwa yang berada di Kota Makassar.

"Sering keliling-keliling pantau aset-aset beliau karena dikasih amanah untuk jaga. Sudah cek dan aman saya balik," ucapnya," katanya, dikutip dari TribunGowa.com, Kamis (31/7/2025).

Dilansir Tribunnews.com, Sugito menjabat sebagai Wakapolsek Tallo mulai November 2023 hingga Februari 2025.

Sugito mengaku sudah menjalin persahabatan dengan terdakwa Annar selama 30 tahun.

Awalnya ia mengenal Annar sebagai seorang pengusaha kayu.

"Saya kenal terdakwa sebagai bos, direktur, punya usaha tahun 1998-1999 usahanya kayu. Beliau keluarganya raja kayu," katanya, dikutip dari TribunGowa.com.

Hubungan keduanya semakin dekat meskipun tidak memiliki ikatan darah maupun kerabat kekeluargaan.

Sugito kemudian diberi tugas menjaga aset-aset milik Annar.

Annar memiliki rumah di Jalan Sunu 3, Kota Makassar. Akan tetapi, kediaman itu sering kosong.

Adapun terdakwa Annar sudah 20 tahun tinggal di Ibu Kota Jakarta.

Sebagai bentuk rasa terima kasihnya, Annar kerap memberikan uang kepada Sugito Ngangun.

"Sering dikasih uang, ditransfer," ucapnya kepada majelis hakim.

Sugito Ngangun tidak merincikan besaran uang yang diterimanya.

Namun, ia mengaku uang tersebut lumayan baginya yang berstatus sebagai wakapolsek.

Uang tersebut kemudian digunakan untuk membeli bensin, rokok, dan pulsa.

Sugito juga menyebut, pemberian uang itu tidak diketahui oleh kesatuannya.

"Ini kan pribadi dan tanpa diketahui institusi," tegasnya saat menjawab pertanyaan hakim.

Dalam kasus ini, Annar didakwa memodali pabrik uang palsu yang diproduksi di gedung perpustakaan UIN Alauddin Makassar. 

Atas perbuatannya, Annar didakwa melanggar Pasal 37 ayat 1 UU RI Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP dalam dakwaan primair.

Sementara pada dakwaan subsidair, Annar dikenakan Pasal 37 ayat 2 UU RI Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. 

Kemudian jaksa juga mendakwa Annar dengan Pasal 36 ayat 1 UU RI Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP di dakwaan lebih subsidair.

Annar mulai ditahan di Rutan Kelas I Makassar sejak 8 Januari 2025. 

Awal Terbongkar

Sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar itu terbongkar berawal dari kerugian petugas BRILink di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yang menerima uang paslu.

Polisi kemudian mengembangkan hingga berhasil menemukan adanya pabrik uang palsu di gedung perpustakaan UIN Makassar.

Total sudah ada 15 terdakwa yang duduk di kursi pesakitan terkait kasus ini.

Mereka ada dari pihak luar maupun orang dalam kampus. 

Sedangkan bos atau otak dari sindikat pengedaran uang palsu ini adalah Annar Salahuddin Sampetoding.

Ia dikenal sebagai raja kayu asal Sulawesi Selatan dan sempat terjun ke dunia politik, sebelum akhirnya terjerat kasus tersebut.(*)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved