Rombongan Umrah Jambi Kecelakaan

Duka di Desa Pudak, Empat Warga Jambi Meninggal, Bus Rombongan Umrah Kecelakaan di Musi Banyuasin

Suasana duka menyelimuti Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Selasa (29/7/2025) siang. 

Penulis: Syrillus Krisdianto | Editor: asto s
Tribunjambi.com/SR Krisdianto
RUMAH DUKA - Rumah Suratmi, satu dari empat korban meninggal dalam tragedi bus rombongan umrah asal Jambi kecelakaan di Jalan Lintas Jambi-Jambi Km 142, Desa Peninggalan, Kecamatan Tungkal Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Selasa (29/7/2025). Rumah korban meninggal dunia di Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Bendera kuning terlihat dipasang di ujung beberapa lorong Jalan Pembibitan, sementara wajah beberapa orang di depan rumah terlihat muram. 

Suasana duka menyelimuti Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Selasa (29/7/2025) siang. 

Kecelakaan bus rombongan jemaah umrah asal Jambi di Jalan Lintas Jambi-Palembang Km 142, Desa Simpang Tungkal, Kecamatan Tungkal Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Provinsi Sumatera Selatan, merenggut nyawa tiga warga desa tersebut.

Dari 60-an jemaah yang ada dalam rombongan Umrah Jambi kecelakaan, empat di antaranya meninggal dunia, dan belasan luka-luka. 

Korban yang meninggal, yaitu pasangan suami istri Ahmad Sagari (60) dan Muslima (60), Suratmi (59), warga Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi. Kemudian Rusmini (69), warga Marene, Selincah, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi.

Sebelas penumpang lain yang mengalami luka-luka, yaitu Rusni (60) luka berat dan tak sadarkan diri, Suparti (60) luka ringan, Jon Efondi luka ringan di pipi, Eka Putri yang memar di bahu, dan satu korban lain yang luka-luka.

Siang itu, kursi-kursi untuk pelayat telah ditata di depan rumah. Keluarga dan kerabat pasutri Ahmad Sagari dan Muslima (49) terlihat sangat terpukul atas kejadian yang menimpa korban.

"Mereka dikenal sebagai orang yang sosok yang baik, ramah, dan mudah bergaul,” kata Eling Sumaji, tetangga korban saat ditemui di rumah duka.

RUMAH DUKA korban meninggal dunia di Desa Pud
RUMAH DUKA korban meninggal dunia di Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi.

Eling menuturkan, almarhum Ahmad bekerja sebagai supir truk tangki CPO (crude palm oil), sementara almarhumah Muslima ibu rumah tangga yang ramah.

"Walaupun pulang ke rumah tiga bulan sekali karena nyopir, almarhum Ahmad tetap aktif di lingkungan RT," tuturnya.

Senada disampaikan Adi Yuswanto (44), adik almarhum Muslima, yang mengatakan kakanya merupakan sosok yang baik dan ramah kepada keluarga dan tetangga. 

"Kami sembilan bersaudara, saat ini korban meninggalkan tiga orang anak dan empat orang cucu, tiga dari anak pertama dan satu dari anak kedua," jelasnya.

Dia berharap peristiwa itu tidak terulang kembali. 

"Semoga kejadian itu bisa diusut pihak berwenang, karena tujuannya ibadah ke tanah suci," harapnya.

Duka di Lain Rumah

Suasana juga terlihat di rumah almarhum Suratmi (59) di Lorong Keluarga 1, Pudak, Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi. 

Baca juga: Cuaca Buruk dan Kabut, Pesawat Susi Air Batal Mendarat di Bandara Kerinci Jambi

Keluarga Suratmi sangat terpukul mendengar kabar kecelakaan bus rombongan jemaah umrah Jambitersebut.

"Aku dan keluarga di sini terkejut dan tidak mengangka bus tersebut kecelakaan," ujar Fitri, anak almarhum.

Dia menuturkan, semasa hidup, ibunya enggan bepergian jauh karena alasan kondisi tubuhnya. 

"Ibu gampang mabuk perjalanan. Tapi karena ibadah, mau bepergian jauh," tuturnya.

Fitri mengatakan baru kali itu ibunya bepergian jauh tanpa didampingi keluarga.

"Perjalanan perdana. Tapi, bis yang ditumpanginya langsung kecelakaan," jelasnya.

Sang ibu merupakan sosok yang baik dan tidak mudah marah di mata Fitri. 

"Ibu ramah kepada semua orang, dengan keluarga dan korban akur," katanya.

Semasa hidupnya, almarhum Suratmi kerap sering mengikuti pengajian di kawasan tersebut. 

"Karena aktif di pengajian, ibu ditawari agen umrah untuk menabung supaya bisa umrah," terangnya.

Fitri menuturkan sang ibu sudah berencana berangkat umrah sejak beberapa waktu lalu. 

Itu lantaran, tertarik program menabung untuk umrah yang ditawarkan agen umrah ke ibunya.

"Setelah ikut program menabung umrah, ibu rencananya akan berangkat bulan Juni tahun ini," katanya.

Namun, hal tersebut tertunda karena ada kendala di pihak agen umrah, hingga keberangkatan dilaksanakan bulan berikutnya, Juli. 

"Karena ada pembersihan pascalebaran haji, keberangkatan dilakukan di bulan Juli," tuturnya.

Fitri menjelaskan, ibunya berangkat umrah pada Senin (28/7) sekira pukul 14.00 WIB.

"Ibu bersama peserta umrah lainnya dijemput di depan bengkel Eka Motor. Kami sekeluarga mendampingi," jelasnya.

Tak disangka, sekira pukul 18.00 WIB, dia mendapat kabar kecelakaan bis yang ditumpangi rombongan ibunya. 

"Awalnya tahu dari tetangga, karena keluarga mereka ada yang berangkat juga, dikabari sekira sesudah Salat Magrib," terangnya.

Fitri mengatakan, pascamendapat kabar tersebut, dia sempat menghubungi pihak agen. 

"Aku menelepon pihak agen umrah, untuk mengonfirmasi kabar itu benar atau tidak," katanya.

Setelah itu, dia bersama beberapa anggota keluarga menyusul ke lokasi untuk mengecek kondisi sang ibu. 

"Aku berangkat bersama suami, anak, dan adikku," tuturnya.

Kecelakaan maut bus rombongan jemaah umrah Jambi di Jalan Lintas Jambi-Palembang Km 142, Desa Peninggalan, Kecamatan Tungkal Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Selasa (29/7/2025). Empat warga Jambi meninggal akibat peristiwa tersebut.
Kecelakaan maut bus rombongan jemaah umrah Jambi di Jalan Lintas Jambi-Palembang Km 142, Desa Peninggalan, Kecamatan Tungkal Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Selasa (29/7/2025). Empat warga Jambi meninggal akibat peristiwa tersebut. (TRIBUN JAMBI/SR KRISDIANTO/Dokumentasi Polres Muba)

Setelah perjalanan melewati Tol Baleno, Fitri mendapat telepon dari rumah sakit yang mengabarkan sang ibu sudah tiada.

"Kami meminta jenazah jangan diantar dulu, tunggu kami sampai di rumah sakit, supaya berangkat ke rumah duka beriringan," jelasnya.

Fitri tiba di lokasi sekira pukul 00.00 WIB, dan segera pulang untuk persiapan pemakaman sang ibu. 

"Kami tiba di rumah sekira pukul 04.00 WIB, jenazah langsung dimandikan dan  dimakamkan bersama korban lainnya sekira pukul 10.00 WIB, ibu dimakamkan di sebelah makam ayah," terangnya. 

Terguling di Tingkungan 

Kecelakaan maut bus rombongan travel umrah asal Jambi terjadi di Jalan Lintas Jambi-Palembang Km 142, Desa Simpang Tungkal, Kecamatan Tungkal Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Provinsi Sumatera Selatan, pada Senin (28/7) sekira pukul 19.30 WIB. 

Bus Qitarabu yang ditumpangi sekira 40 orang itu terguling saat melaju dari arah Jambi menuju Palembang. 

Bus hendak menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, untuk berangkat ke Arab Saudi.

Informasi dari polisi dan saksi mata, kecelakaan berawal ketika bus hendak mendahului kendaraan lain. Posisi bus sedang melintasi tikungan ke kiri arah Palembang. 

Saat bersamaan, dari arah berlawanan, melaju sebuah truk. Jarak dua kendaraan terlalu dekat.
Pengemudi Bus Qitarabu kehilangan kendali, hingga melebar ke bahu jalan sebelah kanan. 

Bus terguling ke sisi kanan jalan. Penumpang bus mengalami benturan keras.

Akibat kecelakaan tersebut empat orang tewas dan belasan orang luka-luka. 

Sementara itu, sopir bus Hendra Setiawan (40) yang merupakan warga Jalan Gunung Payung, Kota Denpasar, Bali, selamat, 

Sopir Bus Tersangka

Pascakecelakaan, Polres Muba melakukan olah tempat kejadian perkara.

Kasat Lantas Polres Muba, AKP Pandri Simbolon mengatakan pascakecelakaan, polisi bersama Jasaraharja ke lapangan untuk melakukan penyelidikan.

"Akibat kecelakaan tersebut, empat penumpang meninggal dunia. Sementara 10 lainnya mengalami luka-luka. Seluruh korban telah dibawa ke Puskesmas Peninggalan untuk mendapatkan penanganan medis," ungkapnya.

"Korban meninggal sudah dipulangkan ke Jambi untuk segera dikebumikan, sementara sembilan korban luka lainnya sudah kembali melanjutkan perjalananan untuk ibadah umrah," kata Pandri, Selasa (29/7/2025).

Sementara itu, sopir bus bernama Hendra Setiawan (40) ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini masih dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Kita mengimbau bagi pengemudi baik bus, truk maupun kendaraan pribadi untuk mematuhi batas kecepatan ketika berkendara. Jangan karena jalan sepi, sehingga memacu gas kendaraan tinggi, utamakan keselamatan dalam berkendara,"jelasnya. (tribun jambi/lus/khus/tribun sumsel)

Baca juga: Daftar 5 Tersangka Korupsi PT PAL di Jambi yang Rugikan Rp105 M, Seret Orang Kaya Jambi

Baca juga: Kronologi Bus Rombongan Umrah Jambi Kecelakaan di Muba hingga 4 Orang Tewas, Satu Truk Kabur

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved