Kematian Brigadir Nurhadi

Akhirnya Ibu Misri Buka-bukaan Soal Surat dari Polda NTB yang Baru Tiba 12 Juni, via Jasa Pengiriman

Lita menuturkan, surat tersebut dikirim oleh jasa pengiriman, bukan dari pihak kepolisian. “Surat itu diterima Neni, adikku.

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI/SR KRISDIANTO
IBU Misri Puspita Sari, Lita Krisna (kanan), dan tante Misri, Neni, berfoto setelah wawancara dengan Tribun Jambi, Sabtu (13/7/2025) sore. Mereka menuturkan soal kasus yang menimpa anaknya. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Ibunda Misri, Lita Krisna, akhirnya bicara soal kasus pembunuhan Brigadir Nurhadi hingga putrinya menjadi tersangka.

Saat podcast di kantor Tribun Jambi pada Sabtu (12/7/2025) sore, Lita menuturkan Misri Puspita Sari merupakan anak sulung dari lima bersaudara. 

Lita menuturkan kisah anaknya semasa sekolah di Jambi, menjadi model di Jakarta hingga mendapat surat dari Polda NTB terkait kasus pembunuhan Brigadir Nurhadi.

“Misri dari TK hingga SMA tinggal di Jambi,” tuturnya.

Dia mengatakan, keluarganya sempat tinggal di Kawasan Kelurahan Murni, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi. 

“Dari TK hingga SMP, Misri sekolah di Kota Jambi, tepatnya di sekolah yayasan Muhammadiyah,” katanya. 

Kemudian, Misri melanjutkan pendidikan SMA di kawasan Mendalo Darat, di SMAN 11 Muaro Jambi. 

“Karena sudah ada rumah di kawasan itu, kami tinggal dan menetap di sana,” jelasnya.

Selama SMA, Misri kerap mewakili sekolahnya di event provinsi bakan nasional. 

“Misri mengharumkan nama Jambi, dia mengikuti ajang Kawah Kepemimpinan Pelajar dan Bujang Gadis Kota Jambi selama sekolah hingga tamat sekolah, dan beberapa acara lainnya,” kenang Lita. 

Pasca tamat sekolah, anaknya sempat bekerja di kantor OJK Jambi (Otoritas Jasa Keuangan).

“Karena prestasinya sebagai duta OJK, dia mendapatkan pekerjaan di sana. Namun tidak lama karena ayahnya meninggal,” jelasnya.

Pascaayahnya meninggal, Misri memilih merantau ke Jakarta, demi memenuhi kebutuhan ibunda dan adiknya.

“Misri memilih bekerja, dia dapat tawaran beasiswa, namun ditolaknya karena lebih mementingkan adik-adiknya,” terangnya.

Kehidupan Misri di Jakarta

Sang ibu menuturkan, Misri selama di Jakarta bekerja sebagai model. 

“Selama di Jakarta, komunikasi kami setiap hari, sebelum pergi kerja dan setelah pulang kerja,” tuturnya. 

Dia menceritakan, setiap ada pekerjaan Misri selalu meminta restu dari sang ibu.

“Misri selalu curhat soal pekerjaan, minta pendapat ambil atau tidak pekerjaan yang ditawari ke dia,” kata Lita.

Selama merantau, Lita menjelaskan anaknya pulang ke Jambi tiga bulan sekali.

“Pulang ke Jambi tidak lama, hanya satu hingga dua hari,” jelasnya.

Dia menambahkan, terakhir Misri pulang ke Jambi di pertengahan 2024 silam. 

“Misri pulang ke Jambi Agustus tahun kemarin, setelah itu belum ada,” tambah Lita.

Kronologi Keluarga Tahu Kasus Misri

Lita mengatakan, pihak keluarga mengetahui kasus yang menjerat Misri dari surat Polda NTB.

“Surat itu dikirim melalui pos, datang ke rumah,” katanya.

Surat tersebut ditunjukkan ibu Misri Puspita Sari ke Tribun.

Stempel di amplop surat tersebut tercantum tanggal diterbitkan, yaitu 12 Juni 2025.

Lita menuturkan, surat tersebut dikirim oleh jasa pengiriman, bukan dari pihak kepolisian.

“Surat itu diterima Neni, adikku. Kondisi tanpa bungkus plastik,” tuturnya.

Selain itu, Lita juga menceritakan Misri curhat via telepon tentang kasus yang menjeratnya.

Saat itu, Misri berada di Banjarmasin, pascakejadian pembunuhan tersebut.

“Misri menangis atas kasus yang menimpanya. Aku hanya memberi nasihat, kalau benar jangan takut,” kata Lita.

Lita menyuruh Misri untuk kembali ke Lombok untuk menyelesaikan kasus tersebut. 

Dia menuturkan, Misri sangat terpukul mendengar kasus yang menimpa anaknya.

“Aku terpukul, apalagi ada kabar miring mengenai Misri, padahal bukan seperti itu ceritanya,” tuturnya. 

Keluarga Tidak Percaya dan Meragukan

Lita tidak percaya pembunuhan itu dilakukan Misri.

“Bagaimana mungkin anakku mencekik polisi, aku mengenal anakku,” jelasnya.

Hal itu dibuktikan dengan hasil autopsi jenazah Brigadir Nurhadi, terdapat patah tulang lidah, leher dan memar di sekujur tubuhnya.

“Misri tidak memiliki tenaga untuk menyebabkan hal itu, apalagi korban ini polisi, pasti mudah membela diri. Ditambah postur tubuh yang besar,” terangnya.

Lita menyayangkan hanya Misri yang tersorot di media, sedangkan tersangka lainnya tidak.

“Hanya Misri dan Kompol Yogi yang tersorot, fotonya jelas terpampang di media. Sedangkan Ipda Haris dan Melanie tidak,” katanya.

Dia berharap, kasus ini diusut dengan transparan dan adil.

“Saya mohon kepada penegak hukum, transparan atas kasus ini, jangan kambing hitamkan anak saya,” harapnya.

Namun, dia tetap bersyukur masih ada yang peduli dengan Misri mengenai kasus tersebut. 

“Masih ada pengacara yang membantu, aku bersyukur,” tuturnya. (tribun jambi/sr krisdianto)

Baca juga: Inikah yang Bikin Brigadir Nurhadi Dibunuh? Kompolnas Minta Kasus Narkoba Kompol Yogi Lanjut

Baca juga: Ukuran Badan Andini Permata Viral Video 2 Menit 31 Detik Bareng Adik, Ternyata Cuma Segini

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved