Berita Kota Jambi

Debit Sungai Batanghari Turun, Belasan Ribu Pelanggan PDAM Kota Jambi Terdampak Pasokan Air

Berdasarkan hasil pemantauan lapangan dan evaluasi teknis yang mereka lakukan pada 29 Juni hingga 8 Juli 2025 ada tiga intake utama yang mengalami ga

Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: asto s
TRIBUN JAMBI/M YON RINALDI
PASOKAN AIR PDAM - Penurunan debit air Sungai Batanghari saat musim kemarau mulai berdampak ke produksi air baku di Perumda Tirta Mayang Kota Jambi, (Rabu 9/7/2025). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Penurunan debit air Sungai Batanghari saat musim kemarau mulai berdampak ke produksi air baku di Perumda Tirta Mayang Kota Jambi.

Direktur Utama Perumda Tirta, Mayang Dwike, mengatakan kondisi tersebut telah  berdampak langsung pada operasional beberapa intake penyadapan air baku.

Menurutnya, berdasarkan hasil pemantauan lapangan dan evaluasi teknis yang mereka lakukan pada 29 Juni hingga 8 Juli 2025 ada tiga intake utama yang mengalami gangguan signifikan. 

"Tiga intake yang terganggu adalah Sijinjang, Broni 2 dan Tanjung Johor," ujarnya Rabu (9/7/2025).

Di Intake Tanjung Johor terdapat 1.200 Sambungan Rumah (SR) tidak menerima pengaliran air.

Hal ini di sebabkan penurunan debit air hingga 100 persen, kondisi ini menyebabkan tidak dapat beroperasi intake selama 8 jam setiap harinya. 

Sementara itu, Intake Sejinjang mengalami penurunan debit sebesar 50 persen dari kapasitas seharusnya, berdampak pada menurunnya volume pengaliran kepada 6.500 sambungan pelanggan.

Sedangkan Intake Broni 2 mengalami penurunan debit sebesar 15 persen, yang berdampak pada kurang lebih 5.100 sambungan pelanggan di wilayah pelayanan.

Mengantisipasi dampak yang lebih meluas Dwike mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa upaya mitigasi, di antaranya pemindahan posisi titik sadap pompa ke lokasi yang memiliki kedalaman air lebih optimal di intake Tanjung Johor.

Di Intake Sejinjang, dilakukan pengerukan lumpur pada titik sadap menggunakan alat berat.

Sementara di Intake Broni 2, telah dilakukan pemasangan pompa tambahan pada titik terdalam agar suplai air tetap dapat terjaga. 

"Hasil sementara pada mitigasi yang kita lakukan telah menunjukkan perbaikan kondisi layanan, terutama pada intake yang telah dilakukan tindakan langsung di lapangan," ujar Dwike.

Lebih lanjut Dwike mengatakan mengigat informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi, dimana puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan terjadi pada bulan Juli dan akan berakhir pada akhir Agustus 2025. Musim hujan diperkirakan mulai memasuki fase transisi pada bulan September 2025, Ia menghimbau masyarakat untuk dapat menggunakan air secara bijak dan efisien.

"Kolaborasi antara Tirta Mayang dan masyarakat sangat dibutuhkan agar ketersediaan air bersih tetap terjaga selama periode kemarau berlangsung. Kita akan terus melakukan pemantauan dan perbaikan agar layanan air bersih tetap dapat diberikan secara optimal kepada seluruh pelanggan,"ujarnya 

"Kami juga menyediakan bantuan air melalui mobil tangki secara gratis untuk wilayah terdampak. Masyarakat yang membutuhkan layanan ini dapat menghubungi melalui pesan WhatsApp ke nomor 0821-2121-9692," pungkasnya.(Tribunjambi.com/M Yon Rinaldi)

Baca juga: EMOSI Kompol Yogi Saat Ajak Misri dan Melanie Party di Vila, Brigadir Nurhadi Nekat Merayu di Kolam

Baca juga: Kejari Tebo Sita Beragam Aset di Rumah Tersangka Korupsi Pembangunan Pasar Tanjung Bungur

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved