News

Putra Mahkota Iran Reza Pahlavi Siap Ambil Alih Rezim Khamenei, Butuh Dukungan Eropa dan Amerika

Putra mahkota Iran yang terguling, Reza Pahlavi, kembali menyerukan perlawanan terhadap rezim Ayatollah Ali Khamenei. 

Ist
Putra mahkota Iran yang terguling, Reza Pahlavi, kembali menyerukan perlawanan terhadap rezim Ayatollah Ali Khamenei.  

TRIBUNJAMBI.COM – Putra mahkota Iran yang terguling, Reza Pahlavi, kembali menyerukan perlawanan terhadap rezim Ayatollah Ali Khamenei

Dalam wawancara eksklusif dengan AFP di Paris, Senin (23/6/2025), Pahlavi menyatakan kesiapannya memimpin Iran dalam masa transisi, seiring melemahnya kekuasaan sang pemimpin tertinggi akibat serangan udara Israel.

Pahlavi memperingatkan negara-negara Barat agar tidak memberikan “bantuan” diplomatik kepada rezim Teheran, yang ia sebut tengah berada di ambang kehancuran.

"Rezim ini sedang runtuh. Anda bisa mempercepat itu dengan berdiri bersama rakyat Iran, bukan dengan kembali melemparkan pelampung penyelamat kepada mereka," kata Pahlavi, yang kini bermukim di Amerika Serikat.

Ia menggambarkan situasi Iran saat ini sebagai “momen Tembok Berlin”—mengacu pada peristiwa runtuhnya rezim otoriter Eropa Timur pada 1989.

Kondisi Rezim Terpukul, Militer Mulai Membelot?

Selama 10 hari terakhir, Israel meluncurkan serangan udara terhadap fasilitas strategis Iran, termasuk program nuklir dan rudal. 

Amerika Serikat bahkan turut menggempur situs nuklir Fordow—salah satu lokasi yang paling dijaga ketat di Iran.

Keberadaan Ayatollah Khamenei saat ini tidak diketahui secara pasti. 

Pahlavi mengklaim bahwa ia menerima informasi bahwa sang pemimpin tertinggi tengah bersembunyi di bunker bawah tanah. 

Ia juga menyebut telah mendapat laporan kredibel bahwa sejumlah pejabat tinggi dan anggota keluarga Khamenei sedang mencari jalan keluar untuk melarikan diri dari Iran.

“Mereka mulai berkomunikasi dengan kami, baik dari kalangan militer maupun intelijen,” kata Pahlavi.

Ia bahkan menyebut telah membentuk saluran komunikasi aman guna menampung gelombang dukungan dari aparat militer, keamanan, dan kepolisian yang mulai berpaling dari rezim.

Siap Pimpin Iran Menuju Demokrasi

Meski menolak menghidupkan kembali sistem monarki, Pahlavi menegaskan kesiapannya untuk memimpin masa transisi menuju sistem demokrasi baru di Iran.

"Saya tidak butuh gelar untuk menjalankan peran itu. Yang penting adalah menjadi seseorang yang bisa menggerakkan bangsa," ujarnya.

Menurut Pahlavi, masa depan politik Iran harus berpijak pada integritas wilayah, kebebasan individu, serta pemisahan antara agama dan negara.

"Bentuk akhir dari demokrasi ini akan ditentukan oleh rakyat Iran melalui referendum nasional," katanya.

Tidak Ada Pertemuan Resmi di Paris

Meski kunjungannya ke Paris tidak dijadwalkan bertemu pejabat pemerintah Prancis, Pahlavi mengklaim tetap menjalin komunikasi dengan sejumlah pemerintah asing.

"Tim saya telah menjalin kontak di berbagai tingkat dengan pihak-pihak di Eropa dan Amerika," katanya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya memperingatkan bahwa upaya menggulingkan rezim Iran melalui kekuatan militer bisa menimbulkan kekacauan. 

Namun bagi Reza Pahlavi, dunia harus lebih mendengarkan suara rakyat Iran, bukan kembali berunding dengan rezim yang selama puluhan tahun dinilainya menindas.

"Ini saatnya dunia mendengarkan suara rakyat Iran, bukan berunding lagi dengan mereka yang telah menindas kami selama puluhan tahun," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Putra Mahkota Iran Reza Pahlavi Serukan Perlawanan terhadap Rezim, Siap Gantikan Khamenei", https://www.kompas.com/global/read/2025/06/24/105458970/putra-mahkota-iran-reza-pahlavi-serukan-perlawanan-terhadap-rezim-siap

Baca juga: Memanas, Massa BEM SI Tuntut Polda Jambi Tak Tutupi Peran Oknum dalam PETI dan Illegal Drilling

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved