Berita Viral

IRAN BERDUKA, 5 Jenderal IRGC Tewas dalam Lima Hari Diserang Israel, Ada yang Baru 2 Hari Dilantik

Negara Iran kini berduka, kini sudah 5 jenderalnya dari IRGC tewas usai diserang oleh Israel dalam waktu lima hari.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
IRAN BERDUKA, 5 Jenderal IRGC Tewas dalam Lima Hari Diserang Israel, Ada yang Baru 2 Hari Dilantik 

TRIBUNJAMBI.COM - Negara Iran kini berduka, kini sudah 5 jenderalnya dari IRGC tewas usai diserang oleh Israel dalam waktu lima hari.

Terbaru militer Israel berhasil membunuh kepala Markas Pusat Khatam al-Anbiya IRGC, Jenderal Ali Shadmani, lewat serangan jet tempur, Selasa (17/6/2025).

Dilansir dari tayangan Aljazeera, Ali Shadmani sebagai komandan militer paing senior Iran dan orang terdekat Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei.

Hingga kini kabar kematian Ali Shadmani belum ditanggapi oleh pihak Iran.

Sebelumnya Ali Shadmani diangkat ke jabatan usai Israel membunuh mantan kepala Markas Khatam al-Anbiya, Gholamali Rashid, Awal minggu ini, Jumat (13/6/2025).

Berikut ini Jenderal Iran yang tewas diserang Israel dalam sepekan.

Jenderal Mohammad Bagheri

Dikutip dari BBC, Mohammad Bagheri adalah perwira militer berpangkat tertinggi di Iran. Jabatannya adalah kepala staf angkatan bersenjata Iran, yang meliputi Korps Garda Revolusi dan Angkatan Darat.

Bagheri bergabung dengan IRGC pada 1980 di usia 20 tahun. Bersama saudaranya, dia membantu mendirikan unit intelijen IRGC selama perang Iran-Irak.

Sikapnya dianggap kurang bergaris keras dibandingkan komandan lainnya. Dia baru-baru ini dikritik karena pidatonya pada bulan April di depan reruntuhan kuno Persepolis.

Saat itu, dia menyerukan perdamaian dan mendesak untuk menghindari perang.

Abdolrahim Mousavi telah ditunjuk sebagai kepala staf angkatan bersenjata yang baru, demikian dilaporkan kantor berita resmi Iran, Irna. 

Mousavi tidak berasal dari jajaran IRGC, meski dia seorang jenderal.

Jenderal Hossein Salami

Hossein Salami adalah panglima Korps Garda Revolusi (IRGC).

Salami bergabung dengan IRGC pada tahun 1980 selama perang Iran-Irak, dan kemudian menjadi wakil komandan pada 2009.

Selang 10 tahun kemudian, dia naik pangkat menjadi komandan IRGC.

Dikenal karena kemampuannya sebagai orator, ia mengambil sikap garis keras terhadap Israel.

Bulan lalu, dia mengatakan Teheran akan "membuka gerbang neraka" jika diserang oleh Israel atau AS.

Mohammad Pakpour telah ditunjuk menggantikan Salami sebagai komandan baru IRGC, kata media pemerintah Iran.

Jenderal Gholamali Rashid

Gholamali Rashid adalah kepala Markas Pusat Khatam-al Anbiya IRGC, yang mengoordinasikan operasi militer gabungan Iran.

Rashid bertempur dalam perang tahun 1980-an dengan Irak.

Sebelumnya dia menjabat sebagai wakil kepala staf Angkatan Bersenjata Iran.

Ali Shadmani telah ditunjuk menggantikan posisi Rashid, menurut media pemerintah Iran.

Kini, Ali Shadmani turut dibunuh Israel, Selasa (17/6/2025).

Padahal Ali Shadmani baru dua hari menjabat sebagai  Kepala Markas Pusat Khatam-al Anbiya IRGC.

Siapakah penggantinya?

Jenderal Amir Ali Hajizadeh

Sebagai komandan Angkatan Udara IRGC, Hajizadeh bertanggung jawab atas program rudal Iran.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan Hajizadeh telah berkumpul di pusat komando bawah tanah bersama dengan mayoritas komandan Angkatan Udara IRGC untuk mempersiapkan serangan terhadap Israel.

IDF mengatakan kelompok itu kemudian tewas dalam serangan yang menargetkan gedung tersebut.

Dikatakan Hajizadeh memimpin serangan rudal terhadap Israel pada bulan Oktober dan April tahun lalu.

Hajizadeh dianggap kurang baik oleh masyarakat umum Iran setelah ia mengaku bertanggung jawab menjatuhkan pesawat penumpang Ukraina yang terbang dari Teheran pada 2020, sehingga menewaskan 176 orang di dalamnya.

Ahli Nuklir Iran yang Tewas Dibunuh

Prof Fereydoon Abbasi, seorang ilmuwan nuklir.

Abbasi menjabat sebagai kepala Organisasi Energi Atom Iran antara tahun 2011 dan 2013.

Ia kemudian menjadi anggota parlemen dari 2020 hingga 2024.

Ia mengusung posisi garis keras pada segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas nuklir Iran.

Pada bulan Mei, ia berbicara di saluran televisi Iran, SNN.ir, tentang kemungkinan membuat senjata nuklir.

Saat itu, dia menegaskan bahwa dirinya akan dengan senang hati melaksanakan perintah untuk membuat senjata nuklir tersebut jika ia menerima perintah melakukannya.

5 Jenderal IRGC Iran Tewas
IRAN BERDUKA, 5 Jenderal IRGC Tewas dalam Lima Hari Diserang Israel, Ada yang Baru 2 Hari Dilantik

Anggota ilmuwan nuklir Iran:

Sejumlah ilmuwan nuklir lainnya juga dilaporkan tewas dalam serangan Israel, menurut media pemerintah Iran.

Mereka adalah:

Mohammad Mehdi Tehranchi, kepala Universitas Azad di Teheran

Abdulhamid Minouchehr, kepala teknik nuklir di Universitas Shahid Beheshti Iran

Ahmad Reza Zolfaghari, profesor teknik nuklir di Universitas Shahid Beheshti

Amirhossein Feqhi, profesor teknik nuklir di Universitas Shahid Beheshti

3 Pekerja Media Tewas

Selain, Ali Shadmani, tiga orang jurnalis tewas dalam serangan Israel di stasiun televisi pemerintah Iran.

"Serangan udara Israel terhadap kantor pusat televisi pemerintah Iran di Teheran menewaskan tiga orang,"kata penyiar.

“Tiga pegawai stasiun TV tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan Israel” pada hari Senin (16/6/2025), kata saluran tersebut.

Siaran langsung, pembawa acara TV Sahar Emami mengecam "agresi terhadap tanah air" saat ledakan terjadi dan asap serta puing memenuhi layar.

Rekaman itu kemudian menunjukkan dia melarikan diri dari studio.

Kantor berita resmi IRNA telah mengidentifikasi korban sebagai Nima Rajabpour dan Masoumeh Azimi.

Dikatakan bahwa Rajabpour adalah seorang editor berita dan Azimi adalah seorang karyawan sekretariat lembaga penyiaran IRIB.

Seperti dilaporkan Aljazeera, pasukan Israel menyerang kompleks IRIB di Teheran, yang secara tiba-tiba mengakhiri siaran langsung, setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengeluarkan peringatan, dengan mengatakan: "Corong propaganda dan hasutan Iran sedang dalam perjalanan untuk menghilang."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei menuduh Israel melakukan “tindakan jahat” yang merupakan kejahatan perang dan menjadi “pembunuh jurnalis dan insan media” nomor satu.

Ledakan dan asap tebal mengepul juga terjadi di Tabriz, Iran.

Kantor berita Mehr Iran mengatakan asap tebal telah terpantau di kota Tabriz di barat laut setelah sebuah ledakan pada Selasa (17/6/2025) sekitar pukul 8:45 waktu setempat.

Ia menerbitkan rekaman asap tersebut dalam sebuah posting di aplikasi Telegram.

Sementara, sirene berbunyi di seluruh Israel. Ledakan terjadi di dekat Tel Aviv.

Situs Ynet News mengatakan telah terjadi ledakan di Israel tengah dan laporan kerusakan pada sebuah bangunan di kota pesisir Herzliya, utara Tel Aviv.

Sementara itu, Times of Israel melaporkan "suara ledakan besar" di wilayah Yerusalem dan mengatakan sirene dibunyikan di seluruh negeri. 

Pihak Iran mengatakan sedang mempersiapkan apa yang disebutnya serangan rudal terbesar dan paling intens dalam sejarah di tanah Israel, setelah serangan terhadap televisi pemerintah Iran.

Laporan terbaru, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pembunuhan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei akan “mengakhiri konflik”.

Presiden Trum Minta Warga Sipil Taheran Menjauh

Terpisah, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan peringatan di media sosial, mendesak semua penduduk Teheran untuk melarikan diri dan mengatakan bahwa Iran tidak dapat memiliki senjata nuklir.

Jumlah korban tewas akibat serangan Israel terhadap Iran telah meningkat menjadi lebih dari 220 orang, termasuk 70 wanita dan anak-anak. Sementara, lebih dari 24 orang tewas dalam serangan Iran terhadap Israel.

Untuk menghindari semakin banyaknya korban jiwa, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan agar semua orang meninggalkan Teheran atas kecamuk perang antara Iran dan Israel yang telah memasuki hari kelima, Selasa (17/6/2025).

Peringatan untuk meninggalkan Teheran tersebut disampaikan Trump dalam unggahan di platform media sosial Truth Social. Dia menuturkan bahwa seluruh penduduk di Teheran, ibu kota Iran, harus dievakuasi.

"Betapa menyedihkannya, dan pemborosan nyawa manusia. Sederhananya, Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Saya telah mengatakannya berulang kali! Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran," tulis Trump.

Tidak jelas apakah peringatan tersebut didorong oleh informasi rahasia yang dimiliki Trump tentang serangan Israel yang direncanakan secara spesifik.

Hampir 10 juta orang tinggal di ibu kota Iran tersebut, menurut laporan AFP.

Militer Israel sebelumnya juga mengeluarkan pemberitahuan yang mendesak penduduk satu distrik Teheran untuk mengungsi.

Peringatan tersebut mirip dengan apa yang dilakukan Israel terhadap penduduk Gaza setelah Hamas meluncurkan serangan 7 Oktober 2023. 

Ribuan warga telah tinggalkan Teheran

Ribuan warga Teheran dilaporkan meninggalkan ibu kota.

Arus eksodus besar-besaran ini memicu kemacetan parah di jalan utama menuju wilayah utara, seperti terlihat dalam berbagai unggahan di media sosial pada Senin (16/6/2025).

Dalam salah satu rekaman video yang diverifikasi oleh kantor berita AFP, tampak antrean kendaraan hampir tidak bergerak di jalan raya menuju utara dari Teheran. Jalur arah sebaliknya nyaris kosong.

Video tersebut direkam dari sebuah jembatan layang oleh pengguna media sosial.

Gambar dan video lain yang beredar di media sosial memperlihatkan ratusan mobil mengantre di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Teheran dan kota satelit Karaj. 

Warga tampak bersiap melakukan perjalanan jauh keluar kota dengan mengisi penuh bahan bakar kendaraan mereka.

Sementara itu, meskipun penerbangan telah dihentikan, perjalanan lintas negara melalui jalur darat secara teori masih memungkinkan.

Di sisi lain, Kedutaan Besar China di Israel juga mendesak warganya untuk meninggalkan Israel melalui penyeberangan perbatasan darat sesegera mungkin.

China mengutip meningkatnya masalah keamanan dan ditutupnya wilayah udara Israel karena perang, sebagaimana dilansir Reuters.

Terpisah, Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, menegaskan kembali sikap G7 mengenai konflik Israel dengan Iran menyusul pernyataan blok sebelumnya.

"Kami mendesak agar penyelesaian krisis Iran mengarah pada de-eskalasi permusuhan yang lebih luas, termasuk gencatan senjata di Gaza," kata Ursula von der Leyen dalam sebuah posting di X.

"Kami tetap waspada terhadap implikasinya pada pasar energi,”sambungnya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved