Berita Haji

Lirih Terakhir Jemaah Haji 82 Tahun sebelum Wafat di Tanah Suci: Saya tidak Kuat Lagi

Hendra Prima tidak menyangka bahwa ucapan “saya sudah tidak kuat lagi” dari Surjana (82) akan menjadi kalimat terakhir yang didengarnya

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
Media Center Haji
KOPER SURJANA - Koper milik Surjana (82), jemaah haji asal Bandung yang dibawa pulang ke Tanah Air. Surjana meninggal dunia di Tanah Suci menjelang kepulangan ke Indonesia. 

TRIBUNJAMBI.COM - Hendra Prima tidak menyangka bahwa ucapan “saya sudah tidak kuat lagi” dari Surjana (82) akan menjadi kalimat terakhir yang didengarnya dari jemaah haji Kloter JKS 7 itu.

Surjana, warga Bandung, mengembuskan napas terakhir hanya beberapa jam sebelum jadwal kepulangannya ke Indonesia setelah menyelesaikan ibadah haji tahun 1446 H.

Pada Sabtu (14/6/2025) pagi, Hendra masih bersama Surjana.

Mereka bersama ratusan jemaah lainnya berangkat dengan bus dari hotel di Makkah menuju Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah.

Hari itu merupakan hari kepulangan para jemaah setelah menjalani ibadah haji selama 40 hari di Tanah Suci.

Namun, takdir berkata lain. Ketika tiba dan turun dari bus di Bandara Jeddah, Surjana mengalami gangguan pernapasan.

Tim medis bandara segera memberikan penanganan, tetapi nyawa Surjana tak tertolong.

Ia meninggal dunia sebelum sempat kembali ke Tanah Air.

Hendra, yang selama di Makkah menjadi teman sekamar sekaligus membantu mendorong kursi roda Surjana, mengaku sangat terpukul.

Kondisinya Melemah

Dengan suara berat menahan tangis, Hendra menyampaikan bahwa dirinya dan Surjana memang tidak memiliki hubungan keluarga, tetapi selalu bersama selama menjalani ibadah haji.

Ia sudah mengenal Surjana sejak kegiatan manasik sebelum keberangkatan.

“Selama sekamar di Makkah, bapak Surjana kerap meminta pertolongan. Dan saya membantu bapak Surjana,” ujar Hendra yang turut menjalani ibadah haji seorang diri.

Menurut Hendra, selama tujuh hari terakhir, Surjana sering terjaga di malam hari hingga pukul 1 atau 2 dini hari, serta kesulitan bernapas dan mudah merasa lelah.

“Dan selama seminggu terakhir beliau salatnya selalu tayammum dan duduk di kasur.

"Memang kondisinya dalam seminggu terakhir sudah agak lemah,” tuturnya.

Surjana bahkan cepat lelah hanya dalam waktu singkat saat berada di kamar mandi.

Hendra juga mengungkapkan bahwa kondisi Surjana mulai memburuk setelah menjalani puncak haji di Armuzna.

Pada Senin (9/6/2025), setelah menyelesaikan rangkaian ibadah puncak, Surjana mulai batuk dan mengalami sesak napas.

Tim medis telah memberinya berbagai jenis pengobatan, termasuk penguapan, namun tidak menunjukkan hasil signifikan.

Sampai akhirnya semua jemaah diberangkatkan dari Makkah menuju Jeddah untuk kembali ke Indonesia.

Mengenang Momen Bersama

Mengenang momen terakhir bersama, Hendra menyebut mereka duduk bersebelahan dalam bus menuju Jeddah.

“Beliau tadi sarapan juga cuman sedikit saat di bus, memang menunya kebetulan bukan selera beliau.

"Kemudian setelah makan itu, subuh tadi juga sempat minum obat, karena memang ada satu obat yang harus diminum sebelum makan,” cerita Hendra.

“Terus habis itu turun dari bus, sesak napas, lalu dibawa pakai mobil golf, namun akhirnya tak tertolong,” lanjutnya.

Hendra menyampaikan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, Surjana kerap mengucapkan “saya sudah tidak kuat lagi,” namun ia tidak pernah mengira bahwa kata-kata itu adalah pertanda kepergian.

“Mungkin ini sebagai pertanda kalau Pak Surjana mau berpulang,” ucap Hendra dengan nada sedih.

Sempat Dilarikan ke Klinik

Di sisi lain, Dokter Garna Wibawa yang turut menjadi jemaah Kloter JKS 7 menjelaskan bahwa sesak napas yang dialami Surjana terjadi sesaat setelah turun dari bus di Bandara Jeddah.

“Jadi pas nyampe (Bandara Jeddah), turun dari bus beliau sudah sesak napas.

"Memang seminggu sebelum ini beliau sudah batuk demam,” ujar Garna saat ditemui di Media Center Haji Daker Bandara, Sabtu (14/6/2025).

Surjana sempat dibaringkan di lantai dan mendapat tindakan darurat dari tim medis sambil menunggu ambulans datang.

“Saya bilang ke dokter, dok ini kayaknya butuh di CPR. Soalnya ini kemungkinan makin berat.

"Akhirnya Pak Surjana itu dibaringkan ke lantai. Jadi dilakukan CPR oleh tim medis di sini,” jelas Garna.

“Gak lama datang, dinaikkan ke ambulan. Sambil di CPR, kemudian dibawa ke klinik.

"Setelah kira-kira 14 menit kemudian saya dikabari bahwa bapak sudah meninggal,” tambahnya.

Garna juga mengungkapkan bahwa Surjana menjalani ibadah haji seorang diri, tanpa anggota keluarga yang mendampingi.

Kondisinya awalnya cukup baik, namun mulai menurun usai menyelesaikan rangkaian ibadah di Armuzna.

Sebagian besar rangkaian ibadah Surjana bahkan dibadalkan oleh jemaah lain karena kesehatannya tidak memungkinkan.

“Kalau yang sunah-sunah Pak Surjana gak pernah ikut. Waktu di Mina pun, lepas umrah, selalu dibadalkan. Jadi beliaunya di tenda, dibadalkan oleh jamah yang lain.

"Itu memang karena beliau tidak kuat. Apalagi kan dari tenda Mina itu kan turunnya pakai tangga jauh. Beliau gak sanggup. Jadi selalu dibadalkan,” terang Garna.

“Waktu ibadah pun sama. Jadi didorong ke kursi roda. Tapi beliau sehat, ngobrol, segala macam. Cuma memang mengeluh, datuk, lemas dan sesak napas,” tambahnya.

Pihak kloter juga sudah menghubungi keluarga Surjana untuk menyampaikan kabar duka.

Sementara barang-barang milik almarhum akan dikembalikan kepada pihak keluarga.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 'Saya Sudah Tak Kuat Lagi' Kata-kata Terakhir Jemaah Sebelum Meninggal Jelang Pulang ke Tanah Air

 

Baca juga: Pemuda Jambi Naik Pitam Lihat Pacar Ibu Sepulang Kerja: Saya Sudah Peringatkan 5 Kali

Baca juga: TIBA-TIBA Ruben Onsu Singgung Desy Ratnasari Usai Gagal Berangkat Haji: Kedepan Bisa Sama-sama

Baca juga: Teriakan Lirih Pria Tunanetra Terjaring Razia hingga Tersungkur: Mana Tongkatku?

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved