Berita Tebo

Seorang Petani di Tebo Stroke Setelah Kebunnya Digusur PT WKS, Warga Lain Jadi Sakit-sakitan

Selain ada petani yang stroke, beberapa warga di Desa Muara Kilis Kabupaten Tebo juga sakit-sakitan akibat peristiwa penggusuran tersebut. 

Penulis: Sopianto | Editor: asto s
Tribun Jambi/Sopianto
WARGA petani kelapa sawit di Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, jadi korban penggusuran lahan oleh PT WKS. Ada sekira 60 hektare kebun sawit warga yang kini rusak kondisinya. 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Seorang petani sawit di Tebo stroke setelah kebunnya digusur PT Wira Karya Sakti (WKS).

Kebun petani itu berada di Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Sengketa lahan antara warga petani sawit di Tebo kontra perusahaan di wilayah tersebut sudah berlangsung cukup lama. 

Puncaknya beberapa waktu lalu, kebun warga ditemukan sudah dalam kondisi rusak tanpa tahu siapa pelakunya.

Selain ada petani yang stroke, beberapa warga di Desa Muara Kilis juga sakit-sakitan akibat peristiwa penggusuran tersebut. 

Lahan milik warga petani yang berprofesi petani kelapa sawit itu sudah produktif dan merupakan sumber kehidupan sehari-hari keluarga.

Banyak petani Muara Kilis merasa terpukul dengan adanya peristiwa itu. 

Selain ada petani yang stroke, beberapa di antara mereka juga mengalami sakit.

"Kita dapat laporan dengan adanya pengusuran lahan, ada petani yang mengalami stroke," kata Ketua DPC HKTI Tebo, Parda Ritonga, Rabu (11/6/2025).

Menurut Parda Ritonga, berdasarkan hasil verifikasi di lapangan, ada sekira 60 hektare kebun petani yang kondisinya sudah rusak total.

PENGGUSURAN LAHAN - PT WKS dan Kelompok Tani MJTI Langgar Kesepakatan DPRD Tebo, Tetap Gusur Kebun Warga menggunakan alat berat.
PENGGUSURAN LAHAN - PT WKS dan Kelompok Tani MJTI Langgar Kesepakatan DPRD Tebo, Tetap Gusur Kebun Warga menggunakan alat berat. (Ist)

"Setelah kita verifikasi, ada sekitar 60 hektare kebun warga yang dirusak oleh PT WKS," terangnya.

Kebun warga yang digusur PT WKS, kondisinya sudah produktif (berbuah). 

Ada tanaman kelapa sawit yang berusia 5-10 tahun, kini hancur karena digusur.

Kini, para petani berharap ada solusi setelah kebunnya dirusak.

Mereka minta pihak WKS untuk bertanggung jawab atas kebun yang sudah dirusak.

Baca juga: 5 Berita Populer Jambi - Begal Payudara di Simp III Sipin, Matinya Harimau Sumatera yang Kena Jerat

Petani Menangis Histeris

Petani kelapa sawit di Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, menangis histeris saat kebun kelapa sawitnya digusur pihak PT Wira Karya Sakti (WKS) Tebo.

Peristiwa itu terekam dalam video yang beredar.

Petani tersebut menangis saat ekskavator di lokasi kebun kepala sawitnya bergerak menggusur kebun.

Sejumlah warga di lokasi menyaksikan penggusuran kebun warga yang berada di Kecamatan Tengah Ilir.

Mereka menyebut penggusuran tersebut bentuk kekejaman PT WKS kepada para petani di Desa Muara Kilis.

"Beginilah kekejaman PT WKS". Demikian keterangan yang dicantumkan dalam postingan video yang diunggah Senin (9/6/2025).

Ketua DPC Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Tebo, Parda Ritonga, mengatakan PT WKS dan Kelompok Tani Maju Jaya Tungkal Ika (MJTI) tak mengindahkan apa yang sudah disepakati pada saat RDP beberapa waktu yang lalu.

"Mereka (PT WKS dan Kelompok Tani MJTI) tetap menggusur kebun warga," kata Ketua DPC HKTI Tebo Parda Ritonga, Selasa (10/6/2025).

Dia menilai sikap PT WKS dan Kelompok Tani MJTI sudah keterlaluan bahkan tak menghormati DPRD dan HKTI di Tebo.

Parda sangat menyangkan sikap WKS dan Kelompok Tani sewenang-wenang dalam bertindak dan mengusur lahan warga yang sudah produktiv.

Hingga saat ini Parda bilang penggusuran tetap dilakukan oleh pihak WKS dan Kelompok Tani MJTI menggunakan alat berat.

"Dari kemarin, Senin, hingga saat ini tetap lanjut penggusuran," ujarnya.

Parda berharap penggusuran lahan perkebunan warga dapat segera dihentikan, sebab lahan tersebut sumber penghidupan warga.

Sementara itu, terkait peristiwa tersebut, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tebo, Tibrani, belum memberikakn respons saat Tribun Jambi mengonfirmasinya.

Pelanggaran Kesepakatan

PT WKS dan Kempopok Tani Maju Jaya Tungkal Ika (MJTI) melanggar kesepakatan yang dibuat pada saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi II DPRD Kabupaten Tebo.

Dalam kesepakatan itu, Komisi II meminta PT WKS dan Kelompok Tani MJTI untuk menghentikan aktivitas penggusuran kebun warga.

Namun faktanya, pihak perusahaan dan Kelompok Tani MJTI tak mengindahkan kesepakatan tersebut dan tetap menggusur lahan warga menggunakan alat berat.

Kelompok Tani MJTI mengklaim lahan tersebut miliknya yang bermitra dengan PT WKS. Namun, lahan tersebut merupakan lahan warga yang sudah lama bermukim dan membuka kebun hingga 12 tahun.

Ketua DPC HKTI Tebo, Parda Ritonga, mengatakan, PT WKS dan Kelompok MJTI tak mengindahkan apa yang sudah disepakati pada saat RDP beberapa waktu yang lalu.

"Mereka (PT WKS dan Kelompok Tani MJTI) tetap menggusur kebun warga," kata Parda Ritonga.
Ia menilai, sikap PT WKS dan Kelompok Tani MJTI sudah keterlaluan, bahkan tak menghormati DPRD dan HKTI di Tebo.

Baca juga: Jumlah Harimau di Jambi dan Lokasi Sebarannya 2025, 1 Ekor Mati Akibat Kena Jerat Babi

Parda sangat menyangkan sikap PT WKS dan Kelompok Tani sewenang-wenang dalam bertindak dan mengusur lahan warga yang sudah produktif. 

Kebun Rusak Setelah Verifikasi 

Komisi II DPRD Tebo telah menggelar RDP dengan petani yang lahannya digusur PT WKS.

Lahan yang dilaporkan ke DPRD Tebo dalam kondisi rusak total sekira 50 hektare, di antaranya kebun kelapa kelapa sawit dan karet yang sudah produktif.

Ketua Komisi II DPRD Tebo, Tibrani, mengatakan akan melakukan langkah memanggil pihak WKS dan para petani untuk melakukan RDP.

"Kita lakukan RDP sekali lagi, nanti kita panggil pihak PT WKS dan para petani yang terdampak," ujarnya Kamis (5/6/2025).

Parda Ritonga mengatakan, berdasarkan verifikasi yang di ketua oleh Camat Tengah Ilir ada sekitar 60 hektare kebun yang sudah rusak total

"Setelah kita verifikasi, ada sekitar 60 hektare kebun warga yang dirusak oleh PT WKS," terangnya.

Kebun warga yang digusur WKS sudah produktif ada yang berusia 5-10 tahun kini hancur digusur PT WKS.

Para petani berharap ada solusi setelah kebunnya dirusak oleh pihak PT WKS

Mereka minta pihak PT WKS untuk bertanggung jawab atas kebun yang sudah dirusak.

Informasi yang dihimpun Tribun Jambi, ada beberapa petani yang mengalami sakit akibat kebunnya dirusak. 

Sebab hanya itulah sumber penghasilannya.

"Ada beberapa petani yang sakit akibat kebun nya digusur, "katanya. (tribun jambi/sopianto)

Baca juga: Rute Bus Listrik Jambi Trans Bahagia dan Jam Operasional, Juni hingga Agustus Masih Gratis

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved