Berita Politik
Jhon Sitorus Nilai Kader PSI Berlebihan Anggap Jokowi Miliki Kriteria Nabi
Penggiat media sosial menanggapi penilaian kader Partai Solidaritas Indonesia yang menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi kriteria nabi.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Jhon Sitorus Nilai Kader PSI Berlebihan Anggap Jokowi Miliki Kriteria Nabi
TRIBUNJAMBI.COM - Penggiat media sosial menanggapi penilaian kader Partai Solidaritas Indonesia yang menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi memiliki kriteria Nabi.
Penialian yang diberikan Dedy Nur Palakka itu kata Jhon berlebihan.
Sehingga dia memperingatkan agar lebih berhati-hati agar tidak menimbulkan polemik di kemudian hari.
"Hati-hati kalau bicara soal Nabi bro @DedynurPalakka. Jokowi jadi Nabi umat agama mana yang kau maksud? Harus diperjelas agar tidak menimbulkan polemik."
"Saya tau semangat anda begitu membabi buta mencintai Jokowi, tetapi menyebut Jokowi sudah "memenuhi syarat sebagai nabi" itu berlebihan," ungkapnya membalas pernyataan dari Dedy.
Jhon lalu menjelaskan defenisi Nabi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang menyampaikan pesan dari Tuhan kepada manusia.
"Pertama, jika anda mengatakan Jokowi memenuhi syarat sebagai Nabi, maka itu artinya Jokowi menerima wahyu dari Tuhan secara langsung. Dikau harus bisa buktikan itu agar tidak jadi polemik."
"Kedua, memiliki sifat kenabian. Sifat kenabian seperti apa yang engkau maksud? 10 tahun Jokowi jadi presiden RI, tidak ada 1 pun manusia yang mengatakan Jokowi memiliki sifat kenabian, kecuali anda sendiri. Maka saya tanya, Nabi umat agama mana yang anda maksud? Itu harus jelas," tandas Jhon.
Baca juga: JOKOWI Disebut Miliki Kriteria Nabi, Kader PSI: Beliau Menikmati Menjadi Manusia Biasa
Baca juga: PETI Beraktivitas di Batang Hari Jambi? Warga Jadi Khawatir Pakai Air Sumur
Baca juga: Kalender 2025, Inilah Tanggal Merah Cuti Bersama dan Libur Nasional Juni s/d Desember
Sebelumnya diberitakan, Presiden ke -7 RI, Joko Widodo atau Jokowi disebut memiliki kriteria sebagai Nabi.
Penilaian itu datang dari kader Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, Dedy Nur Palakka.
Ya, kata dia, penilaiannya terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta tidak perlu disalahkan.
Sebab kata dia, itu hanyalah penilaiannya secara pribadi dan tidak salah.
Adapun penilaian terhadap sikap kenabian yang dimiliki Jokowi disampaikan Dedy dalam membalas celotehan warganet yang menyindir Jokowi, di akun X, Selasa (10/6/2025)
"Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini (Jokowi) sudah memenuhi syarat, cuman sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat."
"Sementara di dunia lain masih ada saja yang tidak siap dengan realitas bahwa tugas kenegaraan beliau sudah selesai dengan paripurna," tulis Dedy.
Pernyataan Dedy tersebut mengundang perhatian luas warganet.
Dedy bahkan dianggap berlebihan dalam memberikan pujian kepada Jokowi.
Baca juga: ROCKY GERUNG Bongkar Motif Asli Jokowi Pilih PSI: Bukan Pensiun, Kandang untuk Dinasti Politik?
Ia lalu membuat penjelasan terkait pernyataannya tersebut.
Menurut Dedy, tidak semua penyebutan "nabi" berarti secara literal menerima wahyu dari Tuhan seperti yang dipahami dalam Islam atau Kristen.
Apalagi, persepsi bahwa seorang nabi harus menerima wahyu secara langsung dari Tuhan.
"Orang yang menerima wahyu dari Tuhan untuk disampaikan kepada umat manusia."
"Namun, dalam perbincangan filsafat, sastra, dan tafsir sosial, kata nabi juga sering digunakan secara kiasan atau simbolik," jelas Dedy.
Dedy menegaskan pernyataannya tersebut tidak salah dan tidak harus disalahkan.
"Tidak perlu banyak orang untuk mengawali pemikiran."
"Banyak ide besar dalam sejarah justru berangkat dari satu orang yang melihat sesuatu yang orang lain belum lihat," ujar Dedy.
Ia lantas memberikan beberapa contoh tokoh besar di dunia.
"'Dulu orang menganggap Nelson Mandela pengacau, sebelum akhirnya disebut pembawa cahaya rekonsiliasi dan Mahatma Gandhi dulu dianggap aneh dengan strategi ahimsa, sebelum dunia menyebutnya nabi tanpa senjata."
Baca juga: 2 Harimau di Jambi Mati, Koleksi Taman rimba dan Harimau Liar yang Kena Jerat Babi
"Sifat kenabian tidak harus selalu disematkan oleh massa. Kadang, satu orang yang mampu menjaga integritas, sabar dalam difitnah, tidak membalas kebencian dengan kebencian, dan tetap memimpin dengan ketenangan, jauh lebih mencerminkan karakter kenabian daripada mereka yang sibuk mengaku-ngaku 'paling religius'," jelas Dedy.
Ia menegaskan peryataannya itu hanyalah penilaian pribadi.
"Jadi, kalaupun hanya satu orang yang mengatakan Jokowi punya sifat kenabian, itu sah sebagai penilaian pribadi yang berbasis pada nilai-nilai etis, bukan klaim wahyu literal," tandas Dedy.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: KKB Papua Anggota Egianus Kogoya Serang Aparat saat Patroli, Tembakan Balasan Lumpuhkan 1 TPNPB-OPM
Baca juga: Fasilitas Taman Putri Pinang Masak Jambi Banyak Hilang dan Rusak Padahal Ada Penjaganya
Baca juga: JOKOWI Disebut Miliki Kriteria Nabi, Kader PSI: Beliau Menikmati Menjadi Manusia Biasa
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.