Polemik di Papua
Polisi Ditembak OTK Diduga KKB Papua di RSUD Wamena, Kondisi Bripka MD Kritis
Seorang anggota polisi dilaporkan kritis usai ditembak orang tak dikenal (OTK) yang diduga KKB Papua di Wamena, Papua Pegunungan.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Polisi Ditembak OTK Diduga KKB Papua di RSUD Wamena, Kondisi Bripka MD Kritis
TRIBUNJAMBI.COM - Seorang anggota polisi dilaporkan kritis usai ditembak orang tak dikenal (OTK) yang diduga KKB Papua di Wamena, Papua Pegunungan.
Insiden yang terjadi pada Rabu (28/5/2025) sekitar pukul 19.25 WIT saat berada di depan RSUD.
Polisi yang bernama Bripka M itu ditembaki saat mobil patroli yang dikendarainya berada di depan RSUD Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Informasi diperoleh menyebut bahwa pelaku yang diduga diduga KKB Papua itu menggunakan sepeda motor.
Usai melancarkan aksinya, kedua pelaku langsung melarikan diri ke arah Distrik Wouma.
Korban saat itu usai mengantarkan korban kecelakaan lalu lintas ke RSUD Wamena.
Peristiwa penembakan terjadi saat Bripka MD serta rekannya, Aipda BS kembali ke mobil patroli dan hendak meninggalkan rumah sakit.
OTK yang menggunakan sepeda motor tiba-tiba mendekati mobil dinas lalu menembaki korban dari depan hingga peluru menembus kaca mobil dan peluru bersarang di tubuh korban.
Baca juga: ‘Hentikan Konflik di Tanah Ini!’ Geram Majelis Rakyat se-Papua ke TNI-Polri dan KKB
Baca juga: KKB Papua Klaim Serang Militer dan Temukan Ranjau di Jalan Sipil, Warga Terjebak di Zona Bahaya
Sebutir peluru mengenai dada kiri Bripka MD.
Dalam kondisi terluka, korban segera dilarikan kembali ke IGD RSUD Wamena untuk mendapatkan pertolongan medis.
Peristiwa ini membuat situasi Wamena mencekam.
Kepolisian belum bisa memastikan identitas pelaku penembakan. Penyelidikan tengah berlangsung.
Kapolres Jayawijaya langsung turun tangan dan memerintahkan pengamanan ketat di sekitar rumah sakit.
Barang bukti yang diamankan sementara adalah satu unit mobil dinas Satlantas yang digunakan oleh korban dan saksi.
Belum ada informasi lebih lanjut terkait motif atau pelaku dalam insiden penembakan ini.
Hingga berita ini tayang, Tribun tengah berupaya mengkonfirmasi kepolisian setempat.
Majelis Rakyat se-Papua Minta TNI-Polri dan KKB Papua Hentikan Konflik
Seruan lantang dan penuh emosi menggema dari Nabire pada Selasa (27/5/2025) malam untuk TNI-Polri dan KKB Papua.
Baca juga: PENJELASAN Satlantas Polres Sarolangun Terkait Video Tilang Sopir Mobil Muatan Kopi di Jambi Viral
Seruan tersebut dalam penutupan rapat kerja dua hari, Majelis Rakyat Papua (MRP) se-Tanah Papua.
Dalam kegiatan itu menyampaikan pesan moral yang menggetarkan.
Pesan moral itu yakni untuk menghentikan pertumpahan darah di Bumi Cenderawasih.
Pertemuan yang dihadiri para perwakilan MRP dari seluruh provinsi di Tanah Papua ini bukan sekadar agenda rutin.
Di tengah ketegangan yang terus berulang antara aparat TNI-Polri dan KK Papua, forum adat tertinggi ini mengambil posisi tegas.
Mereka menyerukan damai tanpa syarat.
"Tetapkanlah hatimu di Tanah Papua, maka engkau akan tahu, dia bukan sekadar bumi yang hijau. Ini adalah rumah, ibu, dan nafas bagi jutaan jiwa," tegas Ketua MRP Papua Barat, Junson Ferdinandus Suabra, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Asosiasi MRP Se-Tanah Papua.
Dalam sambutannya yang menyentuh, Junson berbicara bukan sebagai pejabat, melainkan sebagai anak dari tanah yang luka.
Dia meminta semua pihak menjaga Papua bukan karena aturan, tetapi karena cinta.
Melindungi rakyatnya bukan karena kewajiban, tetapi karena rasa sayang.
“Papua bukan hanya wilayah. Ia adalah kehidupan yang harus dijaga dengan hati yang tulus,” tambahnya.
Rekomendasi Tegas: Dialog, Perlindungan, dan Penanganan Konflik
Rapat kerja yang berlangsung pada 26–27 Mei 2025 itu menghasilkan sepuluh poin rekomendasi penting.
Baca juga: KISAH PILU Ginjal Terjual Ratusan Juta di Kamboja, Uang Imran Habis Ditipu Orang
Salah satunya yang paling mencolok: desakan kepada TNI-Polri dan TNPB-OPM atau yang lebih dikenal dengan sebutan KKB Papua, untuk segera mengakhiri konflik bersenjata di Papua.
Selain itu, MRP juga meminta pemerintah daerah untuk segera melakukan penanganan internal di seluruh wilayah konflik.
Serta membuka ruang dialog permanen sebagai solusi jangka panjang.
Seruan ini tidak hanya ditujukan kepada mereka yang membawa senjata.
Ini adalah teguran moral bagi semua pemangku kepentingan bahwa Papua bukan medan perang, melainkan rumah bersama yang harus dijaga dengan hati dan nilai-nilai kemanusiaan.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: ‘Hentikan Konflik di Tanah Ini!’ Geram Majelis Rakyat se-Papua ke TNI-Polri dan KKB
Baca juga: Koperasi Merah Putih Dikebut, Gubernur Jambi Al Haris dan Mendes Pastikan Rampung Akhir Mei
Baca juga: Di Jambi Akan Dibangun 2 Flyover dan Jembatan Batanghari III untuk Urai Kemacetan
Artikel ini diolah dari Tribun-Papua.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.