Berita Viral

KPAI Tak Yakin Barak Militer Ubah Anak Jangka Panjang dan Singgung Kajian AS, Dedi Mulyadi: Ampuh

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meragukan program anak nakal masuk barak militer membawa perubahan jangka panjang.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Tribunjabar.id/ist
PENDIDIKAN BARAK MILITER: Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berdialog dengan pelajar dan orang tua usai program pendidikan karakter di barak militer Resimen Armed 1/ Sthira Yudha Purwakarta, Minggu (18/5/2025). - Dedi Mulyadi mengklaim program pendidikan militer di barak yang diwujudkannya ampuh. KPAI justru tak yakin singgung riset. (foto: Tribunjabar.id/ist) 

KPAI Tak Yakin Barak Militer Ubah Anak Jangka Panjang dan Singgung Kajian AS, Dedi Mulyadi: Ampuh

TRBUNJAMBI.COM - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meragukan program anak nakal masuk barak militer membawa perubahan jangka panjang.

Perubahan tersebut diyakini hanya terjadi untuk jangka pendek.

Keraguan tersebut disampaikan Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra berdasarkan kajian yang telah dipelajarinya.

Diantara kajian terhadap pendidikan anak nakal masuk barak militer itu yakni kajian yang berasal dari Amerika Serikat.

"Banyak juga kajian yang kami baca termasuk di Amerika," kata Jasra dikutip dari Youtube CNN Indonesia.

"Memang dengan waktu singkat memang ada perubahan, anaknya patuh, ada kesadaran," sambung Jasra.

Namun untuk jangka panjang, kata Jasra, masih menjadi kekhawatiran KPAI.

"Tapi waktu yang jangka panjang ini yang jadi tantangan kita yang saya kira ini butuh kolaborasi kita bersama agar perubahan perilaku yang positif itu sampai usia anak menjelang 18 tahun," ungkapnya.

Baca juga: SANTAI Dedi Mulyadi Respon Serangan Rocky Gerung yang Bawa Nama Jokowi, Singgung Pemikiran Dangkal

Baca juga: HANYA OMON OMON! Hotman Paris Skakmat Rocky Gerung Kritik Dedi Mulyadi Soal Anak Nakal Masuk Barak

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengklaim program pendidikan militer di barak yang diwujudkannya ampuh.

Ia menilai perndidikan sekolah kebangsaan atau pendidikan karakter di Barak Militer itu bisa membuahkan hasil mengatasi anak nakal dan yang bermasalah.

"Dengan pola pendidikan sekolah kebangsaan, orang nyebutnya Barak Militer, baik-baik itu anak ternyata 14 hari," kata Dedi Mulyadi dikutip dari unggahannya, Minggu (25/5/2025).

"Semalam sebagian dipertemukan dengan psikolognya, ternyata bisa kalau kita melangkah, kalau pemerintah bertindak bisa mengatasi," sambung Dedi Mulyadi.

Meski begitu, Dedi Mulyadi mengingatkan bahwa tindakannya ini meski dinilai orang sebagai gebrakan yang baik, perjalanannya belum tentu mulus.

Baca juga: Dedi Mulyadi Siapkan Bonus Rp 1 Miliar untuk Persib, Minta Pejabat Pemprov Jabar Urunan Rp 1 Miliar

Karena belum tentu program ini mendapat penilaian baik oleh semua orang.

"Tapi ingat berbuat baik di Indonesia belum tentu kita mendapat penilaian baik," kata pria yang kerap disapa Kang Dedi Mulyadi atau KDM tersebut.

Baca juga: Gaya Kepemimpinan Dikritik Rocky Gerung, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi: Pilih Berpemikiran Dangkal

Dedi pun menyentil pihak yang mengkritik program siswa masuk Barak Militer tersebut.

Meskipun Dedi tidak menyebutkan jelas siapa yang dia maksud.

Dia menjelaskan bahwa ada pengamat yang datang meninjau Barak Militer siswa.

Lalu diumumkan di TV bahwa ada siswa di Barak Militer yang jatuh sakit.

"Ada orang menjadi pengamat berkunjung ke barak ada yang sakit bukan dibawa ke dokter, diumumin di TV," katanya,

"Itu ada yang sakit, anda bilangin ke pelatih !, kan dokter ada," ujarnya.

Seharusnya, kata Dedi, segera tolong atau laporkan ke petugas kesehatan.

"Naha ari Euceu ?, Euceu sekolah jadi dokter cuma bisa gitu aja, padahal digaji sama negara," ujarnya.

"Yang sakit mah cepat tolongin, Iroh !, bukan diumumin di TV," sambung Dedi.

Dedi menjelaskan alasan kenapa dia menceritakan hal tersebut.

Dia khawatir ke depan pejabat menjadi takut membuat gebrakan sehingga ketika ada masalah di masyarakat cuma bisa dibiarkan.

"Kenapa saya ngomong seperti ini ?, karena nanti akan ada pemimpin-pemimpin yang tidak berani mengambil tindakan karena takut, ada risiko. Akibatnya, dibiarkan," ungkap Dedi.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Harga Sawit di Jambi Hari Ini Naik Lagi Jadi Rp 3.327 per Kg

Baca juga: Prediksi Skor Al Ittihad vs Damac di King Abdullah Sports City 27/05/2025 Pukul 01.00 WIB

Baca juga: Pencairan Gaji ke-13 Pensiunan Cair mulai 2 Juni 2025, Berapa Nominalnya?

Baca juga: KETUA Ormas Jadi Otak Pembacokan Jaksa di Deli Serdang Sumut, Pernah Dalangi Rampok Pabrik Sawit

Sebagian artikel ini tayang di TribunJabar.id

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved