Tur Candi Muaro Jambi

Tur Candi Muaro Jambi Seri II, Koto Mahligai: Pohon Sialang dan Akar Menembus Candi

Tur Promosi KCBN Muarajambi hari pertama, Minggu (18/5/2025), berlanjut dari Candi Kedaton ke Candi Koto Mahligai. Ada akar pohon menembus candi.

|
Penulis: Yoso Muliawan | Editor: Yoso Muliawan
Tribunjambi.com/Yoso Muliawan
Candi Koto Mahligai - Jurnalis Kompas peserta Tur Promosi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi mengabadikan bangunan Candi Koto Mahligai di kompleks percandian, Desa Danau Lamo, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Minggu (18/5/2025). Pohon sialang menjulang di dekat candi hingga akarnya menembus bangunan candi. 

Dalam proses restorasi atau pemugaran dan pemulihan menjadi bangunan candi, batu bata tersusun dengan mengikuti alur akar-akar, sehingga seolah akar-akar tersebut menembus di antara bangunan candi. 

Sementara di satu lahan tanpa bangunan candi, tampak sejumlah batu bata tak beraturan. Lumut dan rerumputan tumbuh di permukaannya.

Sengaja tidak ada pemugaran di sini.

Tali tambang mengelilinginya hingga membentuk persegi panjang ukuran 2 x 3 meter. Menunjukkan bahwa demikianlah saat arkeolog menemukannya pertama kali: reruntuhan bangunan candi, batu bata berserakan, begitu saja tanpa proses ekskavasi dan restorasi.

Satu objek lain cukup menarik perhatian. Ada kaca ukuran sekitar 1 x 2 meter yang terletak di atas empat kaki besi.

Di bawahnya terdapat pecahan-pecahan genting, yang kemungkinan besar dulu merupakan genting atap dari bangunan candi. Warna hijau lumut masih tampak jelas di permukaan genting itu.

“Batu Bata Asli, Bukan Buatan”

Di dekat satu bangunan candi, berdiri Kurnia Prastowo Adi. Dia pemandu tur dari BPK V Wilayah Jambi. Dengan sabar ia menjelaskan ihwal Candi Koto Mahligai kepada peserta tur.

Kurnia mencontohkan bagaimana penemuan yang berlanjut dengan proses ekskavasi dan restorasi bangunan candi.

Di satu bangunan candi, ia bercerita bahwa dulunya itu merupakan bukit-bukit kecil yang terbentuk secara alami hingga di atasnya tumbuh pohon. 

“Dulu bangunan candi itu ditinggalkan, lalu runtuh, tertutup tanah, dan di atasnya tumbuh pohon-pohon,” kata Kurnia.

“Saat ditemukan, bangunan candinya sudah hancur, tidak beraturan.”

Pemandu Tur
Ekskavasi dan Restorasi - Kurnia Prastowo Adi (dua dari kanan), pemandu Tur Promosi KCBN Muarajambi dari BPK V Wilayah Jambi, memberi penjelasan soal proses ekskavasi dan restorasi bangunan candi di Candi Koto Mahligai, kawasan Candi Muaro Jambi, Minggu (18/5/2025).

 Dalam proses ekskavasi atau penggalian tanah, arkeolog meneliti dan menemukan data terkait struktur dan material bangunan candi.

“Kami menemukan data terkait bentuk profil (bangunan candi), karena tidak hancur 100 persen,” ucap Kurnia. 

Tahapan kemudian berlanjut ke restorasi atau pemugaran dan pemulihan bangunan candi. 

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved