Berita Viral

BATAL Niat Kopda Eri Sunatkan Anaknya di Bulan Haji, Kini Tewas Usai Ledakan Amunisi di Garut

Keinginan terakhir Kopda Eri Dwi Priambodo untuk menyunatkan anaknya di bulan haji gagal usai tewas dalam ledakan amunisi di Garut.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Keinginan terakhir Kopda Eri Dwi Priambodo untuk menyunatkan anaknya di bulan haji gagal usai tewas dalam ledakan amunisi di Garut. 

Tewasnya 13 orang saat pemusnahan amunisi tak layak di Garut, menuai komentar banyak pihak.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, mendesak TNI agar melakukan investigasi mendalam untuk mengetahui penyebab ledakan amunisi tak layak.

"Saya meminta TNI untuk melakukan investigasi yang mendalam guna memastikan, apakah standar operasional telah dijalankan dengan benar, dan mendorong revisi kebijakan pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang," urai Dave, Senin.

Ia juga memberikan sejumlah rekomendasi yang diharapkan bakal dilakukan TNI.

Satu di antaranya adalah melakukan peningkatan pengawasan terhadap kegiatan yang sekiranya membahayakan warga sipil.

Ia juga meminta TNI untuk memberikan santunan bagi keluarga korban tewas akibat ledakan.

"Rekomendasi kepada pemerintah dan TNI yang diberikan mencakup peningkatan pengawasan, audit prosedur keamanan, sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi pemusnahan, serta pemberian santunan bagi keluarga korban," jelas Dave.

TNI Dianggap Lalai

Sementara itu, Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai TNI telah lalai dalam menjalankan prosedur pemusnahan amunisi tak layak.

 Hal ini disampaikan Fahmi setelah melihat video amatir yang beredar sesaat setelah ledakan pemusnahan amunisi terjadi.

Ia menyebut prosedur pemusnahan amunisi tak layak, kurang tepat.

Sebab, pada umumnya, aturan pemusnahan amunisi tak layak sudah diatur secara ketat, termasuk pemilihan lokasi yang jauh dari pemukiman dan pengendalian penuh zona steril.

"Ini tentu menimbulkan pertanyaan serius terkait kepatuhan terhadap prosedur pengamanan. Jadi, potensi adanya unsur kelalaian dalam pelaksanaan teknis di lapangan memang terlihat," kata Fahmi, Senin, dilansir Kompas.com.

"Evaluasi menyeluruh sangat diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang," lanjutnya.

Berikut ini daftar 13 orang tewas yang terdiri dari anggota TNI dan warga sipil:

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved