Berita Jambi
Nilai Tukar Petani Jambi Anjlok, BPS Soroti Subsektor Peternakan dan Perikanan
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat penurunan nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha rumah tangga petani pada April 2025.
Penulis: Srituti Apriliani Putri | Editor: Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat penurunan nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha rumah tangga petani pada April 2025.
NTP tercatat turun ke angka 168,07 dari sebelumnya 178,28 di bulan Maret.
Penurunan ini dipicu oleh turunnya harga sejumlah komoditas utama serta tekanan inflasi perkotaan.
Baca juga: BPS Jambi: Emas Perhiasan Pendorong Nomor Satu Inflasi di Provinsi Jambi
Lebih lanjut Kepala BPS Jambi, Agus Sudibyo mengatakan bahwa komoditas penyumbang menurunnya nilai tukar petani yakni dari kelapa sawit, karet, kentang, kopi, gabah, kulit kayu manis, pinang dan biji coklat.
"Salah satunya juga karena inflasi perkotaan, selain itu harga kelapa sawit, kentang kopi, kayu manis, pinang ini lebih rendah jika dibandingkan bulan maret," jelasnya.
Dari beberapa subsektor penyumbang penurunan nilai tukar petani.
Agus menyoroti subsektor peternakan dan perikanan.
"Jadi perhatian terbesarnya harusnya diberikan pada subsektor peternakan dan perikanan. Karena nilai tukar petani turun dan NTP nya masih dibawah 100," jelas.
Baca juga: Perkuat Sinergitas, Diskominfo dan Bappeda Tanda Tangani Komitmen Bersama BPS Provinsi Jambi
Dan jika nilai tukar petani (NTP) turun, maka daya beli petani terhadap barang dan jasa akan menurun, yang berdampak pada penurunan kesejahteraan petani.
Ini berarti petani akan lebih sulit memenuhi kebutuhan hidupnya karena pendapatan mereka tidak mampu mengimbangi kenaikan harga kebutuhan pokok.
Update berita Tribun Jambi di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.