Berita Kerinci

Sudah 26 Hari Hilang di Hutan RKE Kerinci, Operasi SAR Wira Masih Berlangsung Tanpa Titik Terang

Sudah 26 hari sejak Wira dinyatakan hilang saat berburu di kawasan Renah Kayu Embun (RKE), Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci.

Penulis: Herupitra | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Ist
PEMUDA HILANG - Pencarian Wira Anugrah (15) warga Kumun Debai yang di kawasan hutan Renah Kayu Embun (RKE), Kecamatan Kumun Debai, Kerinc, Jambi hingga saat ini masih belum ditemukan. 

TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI – Sudah 26 hari sejak Wira dinyatakan hilang saat berburu di kawasan Renah Kayu Embun (RKE), Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci.

Hingga kini, upaya pencarian masih terus dilakukan secara mandiri oleh keluarga, namun belum membuahkan hasil.

Seorang praktisi SAR, As, saat dihubungi Tribun Jambi, menyampaikan bahwa kasus hilangnya Wira menjadi pengingat bahwa potensi orang tersesat di wilayah Kerinci dan Kota Sungai Penuh cukup tinggi.

Hal ini mengingat kawasan tersebut dikelilingi oleh hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

“Hilangnya Wira menambah daftar panjang kasus serupa. Sebelumnya ada kasus Al Mughoni di Danau Kaco. Ini peringatan serius soal risiko tersesat di hutan Kerinci,” kata As.

As menyoroti penanganan awal operasi SAR yang dinilainya tidak sistematis.

Menurutnya, pada hari-hari pertama pencarian, tim menemukan barang-barang milik Wira seperti sarung parang, topi, rokok, serta dua ekor anjingnya. 

Namun area pencarian hanya difokuskan dalam radius 500 meter dari lokasi temuan, tanpa perluasan area.

“Padahal, salah satu asumsi dasar dalam pencarian orang hilang di hutan adalah bahwa survivor cenderung terus bergerak karena panik. Maka dibutuhkan tim reaksi cepat untuk memotong pergerakannya di area-area potensial,” jelasnya.

Ia juga menyoroti tidak terbentuknya struktur komando dalam operasi SAR awal.

Tidak ada penanggung jawab resmi, sehingga relawan masuk secara bebas tanpa koordinasi yang baik.

“Seharusnya ada struktur lengkap, mulai dari SC, SMC, OSC, hingga regu e-SAR. Tapi semua itu tidak terbentuk sejak awal,” tegasnya.

Melihat semangat keluarga yang terus berupaya, As mendorong pecinta alam dan penggiat alam untuk turut ambil bagian dalam pencarian.

“Mereka sudah dibekali pengetahuan SAR sejak awal. Mereka punya sikap mental siap menolong tanpa pamrih, keterampilan yang terlatih, dan pemahaman penggunaan alat serta kerja tim di medan sulit,” jelas As.

Ia menyebut semua itu terangkum dalam konsep KASH+2T: Knowledge, Attitude, Skills, Habit, Tools, dan Teamwork—yang menjadi dasar pendidikan pecinta alam.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved