Berita Internasional

Warga Sipil Kelimpungan Cari Tempat Aman, Total 36 Tewas Dampak Konflik India vs Pakistan

Konflik India vs Pakistan kian memanas. Teranyar, India melancarkan serangan di enam lokasi.

Editor: Mareza Sutan AJ
Tangkap layar YouTube NBC News
LEDAKAN KONFLIK - India menyerang beberapa titik wilayah Pakistan pada Rabu (7/5/2025) dini hari waktu setempat. India dilaporkan kehilangan kendaraan militer hingga peralatan lainnya. 

TRIBUNJAMBI.COM - Konflik India vs Pakistan kian memanas. Teranyar, India melancarkan serangan di enam lokasi.

Laporan terakhir menyebutkan, Islamabad mengklaim 26 warganya tewas, sementara di pihak New Delhi ada 10 orang.

Dampaknya, beberapa sekolah dan perguruan tinggi di tiga distrik Kashmir terpaksa ditutup sesuai dengan arahan resmi pemerintah setempat, mulai Rabu (7/5/2025).

"Mengingat situasi saat ini, lembaga pendidikan, sekolah, perguruan tinggi di Baramulla, Kupwara, dan Gurez akan ditutup hari ini," kata Komisaris Divisi Kashmir, Vijay Kumar Bidhuri, seperti laporan Livemint.

Penutupan serupa juga diberlakukan lembaga pendidikan di lima distrik perbatasan Jammu dan wilayah perbatasan Ferozepur, Pathankot, dan Amritsar di Punjab.

Hal itu dampak meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan.

Akibat penutupan sekolah dan perguruan tinggi ini, semua ujian di Universitas Kashmir yang dijadwalkan pada 7 Mei 2025 harus ditunda.

Situasi mencekam ini terjadi tepat setelah India melancarkan serangan udara besar-besaran ke Pakistan dalam operasi militer yang disebut Operasi Sindoor.

Serangan ini diklaim sebagai balasan atas serangan di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 wisatawan pada 22 April 2025.

India menuduh kelompok militan yang didukung Pakistan bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Merespon tudingan India, Pakistan dengan tegas membantah keterlibatannya dan menyerukan penyelidikan independen.

Buntut konflik ini, India mulai bersikap keras, Pada Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 01.00 dini hari waktu setempat, India melancarkan serangan rudal ke enam lokasi di Pakistan.

Empat di antaranya berada di Provinsi Punjab, termasuk Ahmedpur Sharqia, Muridke, dan Shakar Garh.

Dua lokasi lainnya berada di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan, yakni Muzaffarabad dan Kotli.

Tak lama setelah serangan, Pakistan langsung merespons dengan mengerahkan jet tempur.

Pemerintah Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima pesawat tempur India, termasuk tiga jet Rafale.

Akibat aksi saling serang ini, militer Pakistan mengatakan sedikitnya dua orang tewas dan 12 lainnya terluka akibat serangan India.

Sementara itu Islamabad melaporkan rudal menghantam sebuah masjid di kota Bahawalpur, Punjab, hingga menewaskan seorang anak dan melukai dua warga sipil.

Kelimpungan Mencari Tempat Aman

Pascainsiden baku tembak memanas, Penduduk Kashmir yang dikelola Pakistan seperti Muzaffarabad dan Neelum Valley mulai berlarian meninggalkan rumah mereka.

Mereka kelimpungan mencari tempat berlindung, bahkan sebagian dari mereka warga melarikan diri ke perbukitan setelah India melancarkan serangan rudal.

Pengeras suara masjid saling bersahutan memberi tahu orang-orang untuk mencari perlindungan saat tanah bergetar berulang kali dan suara ledakan bergema akibat tembakan militer India.

"Kami keluar. Lalu ledakan lain terjadi. Seluruh rumah bergerak. Semua orang ketakutan, kami semua mengungsi, membawa anak-anak dan naik ke atas bukit,” ujar Muhammad Shair Mir, penduduk Muzaffarabad  mengutip dari Reuters.

Situasi serupa juga terjadi di kawasan garis kontrol (LoC) yang berada di wilayah Jammu dan Kashmir, India.

Warga yang tinggal di dekat garis kontrol (LoC) berbondong-bondong membersihkan bunker bawah tanah untuk berlindung dari tembakan artileri Pakistan.

Namun, banyak bunker yang tidak terawat dan tidak layak huni, sehingga meningkatkan ketidakamanan bagi warga .

Situasi ini menambah penderitaan warga Kashmir yang telah lama hidup dalam ketegangan akibat konflik berkepanjangan antara India dan Pakistan.

Bandara Ditutup, Penerbangan Dialihkan

Lebih lanjut, serangan udara India ke Pakistan yang memanas menyebabkan penutupan sejumlah bandara di kedua negara.

Kondisi itu mengganggu aktivitas penerbangan regional dan internasional.

Pemerintah Pakistan menangguhkan operasi penerbangan sipil di beberapa bandara utama, termasuk di Lahore, Multan, Faisalabad, Sialkot, dan Islamabad, sebagai langkah keamanan setelah serangan udara India.

Selain itu, Bandar Udara Internasional Bacha Khan di Peshawar juga ditutup sementara untuk penerbangan komersial demi memastikan keselamatan penerbangan di tengah ketegangan yang meningkat.

Menyusul langkah Pakistan, pemerintah India memerintahkan agar sembilan bandara di wilayah utara, termasuk Srinagar dan Jammu ditutup untuk penerbangan sipil pada 7 Mei 2025.

Penutupan ini dilakukan sementara untuk memastikan keselamatan penumpang dan kru sebagai respons terhadap serangan udara India dan untuk mengantisipasi potensi ancaman dari Pakistan.

Imbas penutupan ini, sejumlah maskapai lokal dan internasional mengalami gangguan signifikan pada rute penerbangan internasional.

Hingga mereka harus mengalihkan penerbangan untuk menghindari wilayah udara yang terdampak.

Selain itu, beberapa maskapai domestik India juga terpaksa membatalkan atau mengalihkan penerbangan mereka, membuat maskapai harus memperpanjang durasi penerbangan dan merogoh kocek lebih dalam akibat meningkatkan biaya operasional.

Pakistan Bantah Klaim India

Pakistan mengatakan pihaknya membantah klaim India mengenai kamp teroris di wilayahnya.

Pihak Islamabad menegaskan kembali bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar.

"Perlu diingat juga bahwa segera setelah 22 April 2025, Pakistan mengajukan tawaran tulus untuk penyelidikan yang kredibel, transparan, dan netral, yang sayangnya tidak diterima," kata pernyataan itu.

Ditambahkannya, media internasional mengunjungi "kamp teroris" yang diduga berada di sana pada 6 Mei dan kunjungan lebih lanjut telah dijadwalkan untuk hari ini.

Namun, tanpa memberikan sedikit pun bukti atas klaimnya, India terus maju dan menyerang "warga sipil tak berdosa untuk memuaskan... tujuan politiknya yang picik", demikian bunyi pernyataan itu.

Korban Terus Bertambah

Pakistan mengatakan serangan udara India menewaskan 26 orang dan berjanji akan memberikan respons.

Sementara itu, India mengatakan 10 orang tewas akibat penembakan oleh tentara Pakistan.

Pakistan mengatakan 26 orang tewas dalam serangan India saat ketegangan meningkat setelah pembantaian Kashmir

India menembakkan rudal ke wilayah kekuasaan Pakistan di beberapa lokasi pada Rabu pagi, menewaskan sedikitnya 26 orang termasuk seorang anak, dalam apa yang disebut oleh pemimpin Pakistan sebagai 'tindakan perang'.

India mengatakan pihaknya menyerang infrastruktur yang digunakan oleh militan yang terkait dengan pembantaian wisatawan bulan lalu di wilayah Kashmir yang dikuasai India .

Pakistan mengklaim telah menembak jatuh beberapa jet tempur India sebagai balasan atas jatuhnya dua pesawat di desa-desa di Kashmir yang dikuasai India.

Setidaknya tujuh warga sipil juga tewas di wilayah tersebut akibat penembakan Pakistan, kata polisi dan petugas medis India.

Ketegangan meningkat antara kedua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir itu sejak serangan itu, yang menurut India didukung oleh Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sementara itu, militer India mengatakan sedikitnya 10 warga sipil tewas akibat penembakan Pakistan di sisi perbatasan de facto. 

Pakistan mengatakan bahwa 26 orang tewas dan 46 lainnya cedera akibat serangan udara dan penembakan India di sepanjang Garis Kontrol.

Kutuk Serangan India

Komite Keamanan Nasional Pakistan mengatakan mereka memiliki hak untuk menanggapi serangan India.

Para pemimpin politik dan militer tertinggi Pakistan pada hari Rabu mengutuk serangan udara India yang mereka katakan menewaskan 26 orang.

Komite Keamanan Nasional, yang diketuai oleh Perdana Menteri Shehbaz Sharif, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan India dilakukan “dengan dalih palsu tentang keberadaan kamp teroris imajiner” dan dengan sengaja menargetkan infrastruktur sipil, termasuk masjid.

“Serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan ini telah menewaskan pria, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah,” kata pernyataan itu.

Militer Pakistan menanggapi serangan itu, pernyataan itu menambahkan, dengan menjatuhkan lima jet tempur dan pesawat pengintai India.

Pemerintah mengatakan Pakistan berhak untuk menanggapi "dalam rangka membela diri, pada waktu, tempat, dan cara yang dipilihnya" dan bahwa angkatan bersenjata telah diberi wewenang untuk mengambil "tindakan yang sesuai" untuk membalas apa yang disebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan negara.

 

SUMBER: BBC, AP Tribunnews

 

Baca juga: Tiga Hari Pacar Dibiarkan Menderita hingga Meninggal, Mahasiswi Geram tak Dapat Restu

Baca juga: Warga Tandu Jenazah 2 Km dalam Gelap Gulita imbas Jalan Rusak, Pemerintah: Dana Terbatas

Baca juga: Inilah Yosef, Petugas Damkar yang Diminta jadi Wali Murid buat Ambil Rapor

Baca juga: Saya Mau Pulang, Lirih Perempuan Rentan asal Jawa Barat Terjaring Razia di Jambi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved