Polemik di Papua

Serang Tim Kemanusiaan Komnas HAM, KKB Papua Dinilai Langgar Nilai Perjuangan Sendiri

Aksi penembakan terhadap tim pencari Iptu Tomi Samuel Marbun oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB dinilai bukan hanya tindakan brutal.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Capture Kompas TV/Ist/ kolase Tribun Jambi
MENCEKAM: Rombongan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM Papua ditembaki oleh Kelompok Kriminal Bersenjata  di Papua atau KKB Papua, Minggu (27/4/2025).Aksi penembakan terhadap tim pencari Iptu Tomi Samuel Marbun oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB dinilai bukan hanya tindakan brutal. (foto: Capture Kompas TV/Ist/ kolase Tribun Jambi) 

“Saya sudah membuat MoU dengan Kementerian PU, Transmigrasi, dan Kesehatan. Harus sama-sama bangun daerah terpencil agar kesulitan masyarakat bisa teratasi,” jelasnya.

Ironisnya, KKB yang kerap mengangkat isu ketidakadilan dan perlakuan represif justru melakukan serangan terhadap pihak yang tengah menjalankan tugas kemanusiaan dan penegakan hak.

Baca juga: DPR Desak Kapolda Nonaktifkan Kabid Propam Demi Usut Tuntas Kasus Iptu Tomi Hilang saat Kejar KKB 

Serangan ini mengundang pertanyaan besar: apakah perjuangan KKB masih berpijak pada rakyat, atau telah berubah menjadi aksi kekerasan yang membahayakan mereka yang paling membutuhkan perlindungan?

Tinggalkan OPM, Minanggeng Murib Cium Merah Putih dan Pilih Jadi Tukang Kebun

Sebuah momen penuh simbolisme dan harapan terjadi di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Minanggeng Murib, pria yang sebelumnya dikenal sebagai anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM), resmi menyatakan sumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan memilih jalur hidup baru: menjadi tukang kebun dan peternak.

Peristiwa tersebut berlangsung pada Selasa (29/4/2025), saat Minanggeng mendatangi Pos Komando Taktis Satgas 700/Wira Yudha Cakti (WYC), tak sendiri—ia datang bersama keluarga, Kepala Suku Abelom Kogoya, dan seorang tokoh agama.

Dalam prosesi sederhana namun menggetarkan itu, Minanggeng menanggalkan seluruh atribut OPM yang pernah dikenakannya, lalu mencium bendera Merah Putih sebagai simbol penyerahan diri dan kesetiaan kepada tanah air.

Sebagai seorang Nasrani, Minanggeng melafalkan sumpah setia sesuai dengan keyakinannya. Namun bukan hanya sumpah yang ia bawa—Minanggeng juga membawa harapan.

“Saya ingin memulai hidup baru. Menjadi tukang kebun, beternak, dan membangun keluarga dengan menikahi seorang gadis Papua,” ujarnya tulus, seperti disampaikan pihak Satgas 700/WYC dalam rilis resmi.

Baca juga: Profil Irjen Jhonny Isir,Eks Ajudan Jokowi Kini Kapolda Papua Barat Tutup Pencarian Iptu Tomi Marbun

Komandan Satgas 700/WYC, Letkol Inf Geraldo Tabasonda, yang menyambut langsung kedatangan Minanggeng, menyebut langkah ini sebagai sinyal positif bagi proses damai di Papua.

Ia menyampaikan harapan agar rekan-rekan Minanggeng yang masih berada di hutan dapat mengikuti jejaknya.

“Saya harap teman-teman Minanggeng Murib yang saat ini masih berada di hutan, bisa kembali ke pangkuan NKRI untuk membangun Papua yang damai,” ujar Letkol Geraldo, Jumat (2/5).

Minanggeng kini bukan lagi bagian dari konflik bersenjata. Ia memilih mencangkul, memelihara ternak, dan menanam cinta, demi sebuah kehidupan yang lebih tenteram dan merdeka di bawah Merah Putih.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved