Berita Viral

Gubernur Jateng Sebut Dedi Mulyadi Ngarang Soal Siswa Nakal 'Dimasukkan' ke Barak: Ada Aturan

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi sebut Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ngarang soal penindakan siswa bermasalah ke barak ikuti pendidikan militer.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kompas.com/Ist/Kolase Tribun Jambi
TAK SEPAKAT: Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi sebut Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ngarang soal penindakan siswa bermasalah ke barak ikuti pendidikan militer. (foto: Kompas.com/Ist/Kolase Tribun Jambi) 

Gubernur Jateng Sebut Dedi Mulyadi Ngarang Soal Siswa Nakal 'Dimasukkan' ke Barak: Ada Aturan

TRIBUNJAMBI.COM -  Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi sebut Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ngarang soal penindakan siswa bermasalah ke barak ikuti pendidikan militer.

Menurutnya, ada aturan hukum yang berlaku untuk menindak atau menangani pelajar yang nakal.

Dia menegaskan pihaknya tidak akan menerapkan program tersebut di Jawa Tengah.

Meski demikian, Ahmad Luthfi mempersilakan Dedi Mulyadi menerapkan program itu di Jawa Barat.

Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan bahwa menindak anak di bawah umur atau pelajar itu dengan mengembalikan kepada orang tuanya.

"Kalau anak di bawah umur, kita kembalikan ke orangtuanya. Kalau anak-anak sudah di atas umur, melakukan tindak pidananya, kita sidik tuntas terkait dengan tindak pidananya," ujarnya.

Ia menegaskan, ada aturan yang jelas dalam menangani anak-anak yang bermasalah, sehinga tidak perlu mengarang.

"Kan begitu. Ada aturan hukumnya, kenapa harus ngarang-ngarang gitu. Enggak usah," ucapnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Bakal Seret Siswa Nakal-Anak Gamer Mobile Legend Masuk Barak Ikut Pendidikan Militer

Baca juga: Siswa Nakal Bakal Dibina di Barak Militer, Pengamat Minta Ditinjau Ulang

"Sesuai ketentuan saja. Kalau di bawah umur, masih ada kewenangan. Kalau di sekolah masih ada, namanya guru, kembalikan orang tuanya," sambung Luthfi.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bakal menerapkan pendidikan militer bagi siswa di Jawa Barat.

Pendidikan militer tersebut dikhsususkan bagi pelajar dalam kategori nakal.

Rencana uji coba itu pun telah disampaikan mantan Bupati Purwakarta itu.

Namun, untuk mereka yang mengikuti pendidikan militer itu dengan kriteria tertentu.

Sejumlah kriteria siswa nakal yang berpotensi bakal 'diseret' ke barak pun terungkap.

Salah satunya adalah tukang main mobile legend.

Hal tersebut disampaikan Dedi Mulyadi di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025).

Pada kesempatan tersebut, Dedi Mulyadi mengungkap kriteria siswa nakal yang akan diseret masuk barak.

- Pertama adalah pelajar yang sering tawuran.

Baca juga: Roy Suryo Bilang Jokowi Buat Ingin Tahu Publik Semakin Besar Usai Lapor Polisi Soal Ijazah Palsu

- Kedua, pelajar yang sering mabuk-mabukan

- Ketiga, pelajar yang sering main game 'mobile legend'.

- Keempat, pelajar yang terus bolos sekolah, padahal sudah pamit ke orang tua untuk sekolah.

Dedi Mulyadi menegaskan, siswa-siswa nakal yang sering melakukan pengancaman hingga melawan orang tua juga akan dimasukkan ke barak militer.

Termasuk juga siswa-siswa yang sering membuat keributan di sekolah.

"Tukang tawuran, tukang mabuk, tukang main Mobile Legends. Anak-anak yang bolos terus, dari rumah berangkat ke sekolah, tapi nggak sampai sekolah," kata Dedi Mulyadi, Selasa (29/4/2025) dikutip dari Tribunnews.com.

Diketahui, rencana Dedi Mulyadi untuk  melakukan pembinaan siswa di barak militer ini muncul setelah ia mengusulkan agar siswa yang berulang-kali melakukan pelanggaran berat dapat digembleng dalam lingkungan militer.

Hal itu dilakukan untuk menanamkan rasa disiplin dan tanggung-jawab pada anak-anak yang dikenal bandel ini.

Menurut Dedi, program pendidikan militer ini akan dijalankan bertahap di daerah rawan sebelum diperluas ke seluruh kabupaten/kota.

Orang nomor satu di Jabar tersebut menjelaskan bahwa program ini dibuat agar para pelajar yang nakal dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

"Tidak ada pelatihan militer. Jadi masuk barak militer bukan latihan perang-perangan, bukan. Tapi membantu dan membangun kesehatan pikiran, kesehatan mental, dan kesehatan raga mereka. Agar mereka menjadi anak-anak yang bugar," kata Dedi Mulyadi.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Gunakan Alat Tangkap Terlarang, Dua Kapal Diamankan Polda Jambi

Baca juga: Koperasi Merah Putih Jadi Prioritas, Wabup Murison Kumpulkan OPD dan Camat di Kerinci Jambi

Baca juga: 6 Tuntutan Buruh di May Day 2025, Ribuan Buruh Berkumpul di Monas Hari Ini 1 Mei

Baca juga: Kelulusan Berujung Vandalisme, Tugu Perbatasan Jadi Sasaran Coretan Pelajar di Kerinci Jambi

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved