Berita Viral

2 Pelaku Penyeroyokan Suku Anak Dalam di Tebo Jambi hingga 1 SAD Tewas, Ditangkap Polisi

2 terduga pelaku pengeroyokan terhadap Suku Anak Dalam (SAD) di wilayah Kabupaten Tebo, Jambi ditangkap pihak kepolisian.

Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Suci Rahayu PK
Kolase Tribunjambi.com/ist
PELAKU PENGEROYOKAN - 2 terduga pelaku pengeroyokan terhadap Suku Anak Dalam (SAD) di wilayah Kabupaten Tebo, Jambi ditangkap pihak kepolisian. Diketahui, 3 warga SAD di Tebo dikeroyok usai mengambil brondolan sawit di areal perkebunan perusahaan. 

Saat itu, aparat TNI dan kepolisian telah berada di lokasi.

“Akibat serangan tersebut, dua anggota Polsek Tebo Ilir mengalami luka akibat dipukul. Namun kondisi saat ini sudah terkendali,” tutup Maulana sambil mengimbau semua pihak untuk menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah tersebut.

Konflik Berkepanjangan

Peristiwa tewasnya warga Suku Anak Dalam akibat keributan dengan sekuriti perusahaan di Tebo, meninggalkan keprihatinan mendalam.

Orang Rimba (warga Suku Anak Dalam) tersebut tewas setelah mengambil brondolan sawit perusahaan, kemudian diadang sekuriti perusahaan.

Konflik antara Orang Rimba dengan perusahaan perkebunan sawit, bukan terjadi sekali atau dua kali.

Antropolog KKI WARSI, Robert Aritonang, memaparkan Orang Rimba mengambil brondolan sawit di areal perkebunan yang didirikan di dalam wilayah jelajah mereka. 

Selama ini, peralihan ruang jelajah menjadi perkebunan kelapa sawit, mengakibatkan suku yang hidup di dalam hutan mengalami marginalisasi (terpinggirkan) dan kehilangan ruang hidup. 

Ini yang mendorong Orang Rimba SAD sesekali melakukan kegiatan yang disebut membrondol atau mengumpulkan butiran  buah sawit yang terlepas dari tandanya.  

Peristiwa tewasnya Orang Rimba, sangat memilukan dan mencederai rasa keadilan. 

Perlu ada pertanggungjawaban penuh atas tindakan kekerasan yang terjadi. Penghilangan nyawa manusia, apalagi terhadap masyarakat adat yang sedang berjuang mempertahankan hidup, tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun.

Konflik yang terjadi ini, antara Suku Anak Dalam dan Perusahaan, merupakan dampak lanjutan terhadap pembiaran dan pengabaian terhadap hak-hak masyarakat adat yang sejak dulu ada di wilayah itu. 

Dalam kondisi keterdesakan ekonomi, pendidikan yang tidak memadai  dan hilangnya sumber pangan dari hutan, mengambil brondolan sawit menjadi salah satu cara bertahan hidup bagi sebagian Orang Rimba. 

Baca juga: Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi Puji Wonderkid Barcelona Lamine Yamal yang Tampil Gemilang

Baca juga: AS Roma Bimbang degan Masa Depan Bek Tengah Berperingkat Tinggi Evan N’Dicka

Harus ada solusi yang konkret terhadap persoalan ini, sehingga Orang Rimba punya ruang untuk melanjutkan kehidupan mereka. 

Robert menyerukan untuk menghentikan tindakan kekerasan yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved