Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 16 April 2025 - Melihat dengan Mata Iman

Bacaan ayat: Matius 15:34 (TB)  Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." 

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Harian Kristen 16 April 2025 - Melihat dengan Mata Iman

Bacaan ayat: Matius 15:34 (TB)  Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." 

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Akal budi telah membuat manusia berhasil menciptakan banyak alat untuk mempermudah kehidupan dinikmati.

 Budaya manusia berkembang baik. Alam semesta dijelajahi untuk diketahui ada apa disana. Berbagai-bagai penemuan terjadi.

 Segala yang ditemukan terdokumentasikan dengan baik melalui kecanggihan teknologi yang bisa merekam dalam akurasi yang sangat tinggi. Ini menjadi warisan berharga yang diteruskan dari generasi ke generasi.

Generasi berikutnya, biasanya melakukan inovasi dan pengembangan lebih lanjut, sehingga fungsinya lebih efektif dan efisien. 

Sayangnya, setiap kali terjadi kemajuan lompatan teknologi, selalu disertai dengan terciptanya budaya baru. Banyak yang tidak siap. Sebagai akibatnya hasil kerja akal budi justru merusak kehidupan yang sedang diperjuangkan. Ironis, bukan? 

Perhitungan matematika menjadi hasil karya dari akal budi. Namun hari itu, akal budi juga yang menjadi penghalang untuk menemukan karya Tuhan.

Ketika Yesus bertanya,  "Berapa roti ada padamu?" Dengan cepat mereka menjawab, "Tujuh dan ada lagi beberapa ikan kecil." Informasi data ini kembali diolah oleh akal budi.

Tujuh roti dan beberapa ikam kecil, sementara yang hadir empat ribu orang lebih.

 Akal budi akan memberikan kesimpulan, "Makanan itu tidak akan cukup...!".

Kesimpulan ini didasarkan pada perhitungan matematika yang rumit tentang kebutuhan makanan seseorang untuk kenyang, dikalikan jumlah orangnya, dan disandingkan dengan jumlah makanan yang akan dibagi.

Hasilnya?

Mustahil akan cukup!

Ironis bukan? 

Akal budi yang telah menciptakan perhitungan matematika justru menjadi tembok penghalang untuk memahami pekerjaan Allah yang sedang dinyatakan. 

Yesus tampil merobohkan tembok tersebut. Ia meminta mereka untuk menghargai apa yang ada, meskipun kecil.

Orang banyak duduk di tanah. Ia mengambil roti dan ikan, mengucap syukur dan membagikannya kepada para murid untuk diteruskan kepada orang banyak. 

Hasilnya? Semua orang makan dan sisa tujuh bakul penuh. Ajaib bukan? 

Hari ini dunia telah ditata dengan hasil akal budi yang luar biasa. Segala hal ditata dalam perhitungan yang sangat presisi.

 Segalanya akurat. Waspada, jangan sampai membuat hidup beriman menjadi kerdil. Iman melampaui segalanya.

Kemajuan teknologi hanya referensi agar kita dapat menata kehidupan dengan sebaik-baiknya. Meskipun demikian, iman melampaui apa yang terlihat; melampaui segala perhitungan matematika yang paling akurat. 

Selalu ada celah bagi karya Allah untuk dinyatakan. Untuk itu, lihat segala hal dengan mata iman. Amin.

     Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved