Gempa Hari Ini

Gempa Guncang Myanmar Lagi, Kali Ini Bermagnitudo 5.6 

Bencana gempa bumi kembali mengguncang Myanmar yang kini dalam upaya pemulihan dari sebelumnya masih belum usai. 

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Sosial Media
GEMPA MYANMAR - Hingga Jumat (4/4/2025), korban gempa bermagnitudo 7,7 di Myanmar capai 3.300 orang. 

Gempa Guncang Myanmar Lagi, Kali Ini Bermagnitudo 5.6 

TRIBUNJAMBI.COM - Bencana gempa bumi kembali mengguncang Myanmar yang kini dalam upaya pemulihan dari sebelumnya masih belum usai. 

Pusat Seismologi Eropa Mediterania (EMSC) mengungkapkan gempa yang terjadi Minggu (13/4/2025) itu memiliki kekuatan magnitudo 5,6. 

Dikutip dari Bangkok Post, EMSC mengungkapkan pusat gempa berada di kedalaman 35km. 

Myanmar sebelumnya dihantam gempa besar berkekuatan magnitude 7,7, yang menerpa Sagaing, Myanmar tengah, Jumat (28/4/2025). 

Gempa bumi besar tersebut menyebabkan kerusakan masif di sebagian besar negara tersebut. 

Salah satu wilayah yang mengalami kerusakan parah, adalah Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar

Mandalay dilaporkan berjarak tak jauh dari pusat gempa. 

Korban gempa bumi Myanmar tersebut telah membuat setidaknya lebih dari 3.600 orang tewas, dan sekitar lebih dari 5.000 orang lainnya terluka. 

Baca juga: Gempa Hari Ini Selasa 8 April 2025 Guncang Sinabang Aceh, 6.2 Magnitudo, Simak Data BMKG

Baca juga: Gempa Bermagnitudo 5.3 Guncang Banten Minggu Siang, Terasa hingga Jakarta

Sejumlah negara ikut serta dalam memberikan bantuan, termasuk menerjun tim penyelamat, termasyk Indonesia. 

Upaya menemukan korban selamat sendiri dilaporkan sudah mulai berkurang. 

Saat ini upaya penyelamatan pun telah berganti dengan peningkatan aktivitas bantuan dan pemulihan. 

Sebelum gempa bumi terbaru, Myanmar juga dilaporkan sempat mengalami gempa bumi berkekuatan magnitude 4,1 pada Jumat (11/4/2025). 

Pada gempa tersebut pusat gempa terjadi pada kedalaman sekitar 10 kilometer. 

Sebelumnya diberitakan, Hingga Jumat (4/4/2025), korban gempa bermagnitudo 7,7 di Myanmar capai 3.300 orang. 

Junta militer Myanmar melaporkan gempa yang terjadi pada 28 Maret lalu menyebabkan 221 orang masih dinyatakan hilang dan 4.792 terluka usai gempa. 

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan krisis kemanusiaan mengintai di Myanmar yang telah dilanda perang saudara sebelum gempa. 

Sekjen PBB Antonio Guterres meminta komunitas internasional meningkatkan bantuan untuk "menyamai skala krisis." 

"Gempa ini telah memperparah kemalangan dengan musim monsun yang segera tiba," kata Guterres, dikutip Associated Press. 

PBB telah mengutus Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Tom Fletcher ke Myanmar

Feltcher dilaporkan tiba di Myanmar pada Jumat dan ditugaskan mempercepat tindakan penanganan gempa. 

Sebelum gempa terjadi, Myanmar telah mengalami krisis akibat perang saudara usai kudeta militer pada 2021 lalu. 

PBB mencatat, selama perang, lebih dari 3 juta orang terpaksa mengungsi dan hampir 20 juta membutuhkan bantuan kemanusiaan. 

Baca juga: 3.300 Orang Tewas pada Gempa 7,7 SR di Myanmar, 221 Orang Hilang, 4.792 Terluka

Untuk mempercepat penanganan gempa, junta Myanmar mengumumkan telah menjalin kesepakatan gencatan senjata dengan sejumlah kelompok pemberontak.  

Akan tetapi, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) melaporkan peperangan masih berlangsung sejak gempa terjadi. 

OHCHR menyebut terdapat setidaknya 60 serangan setelah gempa dan 16 serangan usai militer mengumumkan gencatan senjata. 

Junta Myanmar mengaku masih akan mengambil "tindakan yang diperlukan" jika pemberontak menggunakan gencatan senjata untuk berlatih, menyerang, atau menyusun kekuatan. Sedangkan kelompok-kelompok pemberontak juga menyatakan berhak mempertahankan diri. 

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Volker Turk mendesak para pihak yang berperang untuk menghentikan serangan. Turk pun menyerukan para pihak yang berkonflik untuk mencapai solusi politik permanen. 

"Saya menyerukan seluruh operasi militer dihentikan, dan fokus dialihkan untuk membantu mereka yang terdampak gempa, juga memastikan akses kepada lembaga-lembaga kemanusiaan yang siap membantu," kata Turk. 

"Saya harap tragedi mengerikan ini dapat menjadi titik balik bagi negara ini menuju solusi politik yang inklusif." 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: KKB Papua Tuduh TNI Lakukan Pengeboman, Kini Kirim Pasukan Perang ke Intan Jaya

Baca juga: Download APKYS XYZ Free Fire 2025, Diamond Unlimited +9999999 dan Skin Senjata Mobil Lengkap

Baca juga: Siapakah Sekar Arum Widara Mantan Artis yang Ditangkap karena Jadi Pengedar Uang Palsu

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved