Polemik di Papua
Pantas Tumbuh Subur, Komnas HAM Papua Ungkap KKB Miliki 200 Pucuk Senjata Api, Tersebar di 32 Kodap
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM Perwakilan Papua mengungkapkan jumlah senjata api yang dimiliki KKB Papua.
Pantas Tumbuh Subur, Komnas HAM Papua Ungkap KKB Miliki 200 Pucuk Senjata Api, Tersebar di 32 Kodap
TRIBUNJAMBI.COM - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM Perwakilan Papua mengungkapkan jumlah senjata api yang dimiliki KKB Papua.
Senjata api yang dimiliki Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) itu disebut lebih dari 200 pucuk.
Senjata serbu di tangan kelompok tersebut tersebar di seluruh Kodap yang berjumlah 32 cabang.
Lalu bagaimana cara KKB Papua memiliki ratusan pucuk senjata api itu?
Ratusan senjata serbu yang dimiliki KKB papua saat ini merupakan hasil rampasan milik anggota TNI-Polri.
Kelompok tersebut juga melakukan penyelundupan melalui jalur-jalur tertentu.
Inilah kemudian yang membuat konflik bersenjata terus tumbuh subur.
Kepala Komnas HAM RI Perwakilan Papua, Frits Ramandey mengaku pihak juga sudah mengindentifikasi jalur distribusi senjata api.
Baca juga: 1 Prajurit TNI Gugur Lagi, KKB Papua Akui Jadi Penembak Prada Fuad Siregar: Pakai Sniper
Baca juga: PGRI Flores Timur Anugerahi Guru Rosalia Gelar Pahlawan Pendidikan, Gugur di Tangan KKB Papua
Dia mengungkapkan ada dua lokasi yang kerap digunakan, yaitu Timika Provinsi Papua Tengah, Nabire Provinsi Papua Tengah dan Kota Jayapura, Provinsi Papua.
”Papua Tengah dan Papua Pegunungan merupakan pasar terbesar bisnis jual beli senjata. Sedangkan Papua Barat Daya, Papua Induk dan Papua Barat merupakan wilayah penyangga suport,” terang Frits Ramandey kepada wartawan di Papua, Rabu (26/3).
Kata Komnas HAM, ada tiga pihak yang terlibat dalam pusaran bisnis jual beli senjata di tanah Papua oleh KKB Papua.
Di sisi lain kata dia, adanya potensi penyalahgunaan dana kampung, hingga aktor non negara atau orang-orang yang punya kepentingan politik dan bisnis dan yang direncanakan kelompok sipil bersenjata.
Kenapa bisa terjadi penggunaan dana kampung dalam jual beli senjata api?
Hal itu kata dia disebabkan kelompok sipil bersenjata terkadang menekan dan mengancam para kepala kampung.
Bahkan jika tidak memberikan uang, kelompok ini kerap tak segan-segan melukai.
”Jadi bukan maunya kepala kampung untuk memberikan uang kepada kelompok sipil bersenjata, melainkan kelompok ini merepresif para kepala kampung agar bisa diberikan uang. ada ancaman – ancaman yang dilakukan,” ungkap Frits.
Baca juga: TNI Temukan Gubuk Persembunyian KKB Papua saat Menemukan Ladang Ganja 5.000 Meter Persegi
Dia menyarankan agar gubernur untuk ikut mengawasi secara baik penggunaan dana kampung.
Sehingga tidak sampai yang digelontorkan besar namun minim dampak dan malah menjadi musuh negara.
Menurutnya, kasus penyelundupan senjata api justru memperpanjang deretan konflik kekerasan bersenjata di tanah Papua yang tak pernah usai.
Hingga kemudian munculnya korban jiwa yang menimpa sipil, aparat maupun kelompok yang berseberangan.
”Untuk itu, Komnas HAM merekomendasikan sistem pengawasan terhadap dana kampung, Pindad dan pengawasan terhadap satgas yang bertugas di Papua. Semua mengambil peran dan mengklirkan,” pungkasnya.
KKB Papua Akui Tembak Prada Fuad Siregar
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau KKB Papua mengaku jadi penembak Prada Fuad Siregar, anggota tim Satgas Rajawali I.
Pengakuan itu disampaikan Sebb Sambom selaku juru bicara TPNPB OPM.
Bahkan kata dia pihaknya bertanggung jawab atas penembakan tiga prajurit tersebut.
Peristiwa itu terjadi di Kampung Zanamba, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya pada Jumat (28/3/2025).
Sebby Sambom mengatakan, penembakan itu dilakukan oleh sniper TPNPB OPM.
Saat itu ketiga prajurit TNI itu hendak memasuki kampung.
Baca juga: Mengenal Satgas Rajawali TNI, Satuan Prada Fuad Siregar, Gugur saat Baku Tembak Dengan KKB Papua
"Sniper TPNPB menembak Prada Fuad Siregar dibagian dada dan dua anggota lainnya mengalami luka tembak," kata Sebby dalam keterangan resminya, Sabtu, (29/3/2025).
Sebby Sambom mengatakan, antara TPNPB OPM dengan TNI sempat terlibat kontak tembak mulai pukul 11.05 WIT hingga 15.20 WIT.
Ia mengatakan, pasukan yang diturunkan KKB PAPUA berasal dari Batalion, Kompi dan Staf Komandan Operasi.
Lebih jauh Sebby mengatakan, kontak tembak itu bermula dari pengerahan beberapa personel TNI ke wilayah Distrik Hatadipa.
"Papua Intelijen Service (PIS) TPNPB dari Yonif 509 melaporkan ke kami Ada pergerakan pasukan TNI ke Distrik Hatadipa," kata Sebby.
Atas informasi itu, kata Sebby, TPNPB-OPM atau KKB Papua langsung di bersiaga dan melakukan penyerangan awal yang mengakibatkan tiga anggota TNI mengalami luka tembak.
"Kami akan terus melakukan pertempuran ke Kota Sugapa dalam dalam waktu dekat maka aktivitas sipil harap dihentikan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Prada Fuad Siregar dikabarkan gugur saat kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua.
Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Zanamba, Distrik Hitadipa, Intan Jaya, Papua Tengah pada Jumat (28/3/2025).
Adapun baku tembak tersebut antara Satgas Rajwali I dengan kelompok separatis itu.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Prediksi Skor dan Statistik Wolves vs West Ham di Liga Premier Inggris, Kick off 01.45 WIB
Baca juga: Tiga Anggota Polsek Tiworo Tengah Dikeroyok Gegara Tegur Pemotor Pakai Knalpot Brong
Baca juga: Gelar Perkara Pembunuhan Jurnalis Juwita oleh Oknum TNI AL di Banjarbaru Tertutup
Baca juga: Lisa Mariana Skakmat Ayu Aulia Soal Dugaan Perselingkuhan Ridwan Kamil: Kamu Lho yang Duluan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.