Renungan Harian Kristen 1 Maret 2025 - Menjadi Serupa dengan Gambarnya yang Mulia

Renungan Harian Kristen 1 Maret 2025 - Menjadi Serupa dengan Gambarnya yang Mulia

Bacaan ayat: 2 Korintus 3:18 (TB)  Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. 

Oleh Pdt Feri Nugroho

Iman Kristen itu ajaib.

Mengapa?

Pertama, para penganutnya mengalami persekusi namun mampu bertahan dam situasi terburuk sekalipun. 

Kedua, pengikutnya menjadi orang-orang yang tetap berlaku baik meskipun berhadapan dengan berbagai-bagai kejahatan. Diperlakukan jahat tidak mengubahnya menjadi jahat, sebaliknya perlakuan jahat dijadikan kesempatan untuk berlaku semakin baik.

Ketiga, ajaran iman Kristen mempunyai pengaruh yang kuat bagi peradaban.

 Nilai kemanusiaan dijunjung tinggi dan dihargai berdasarkan ajaran bahwa manusia diciptakan dalam keadaan baik, meskipun telah menyimpang karena dosa. Keempat, iman Kristen paling banyak diuji oleh konteks kehidupan yang terus berubah dan berkembang.

Kemajuan teknologi menjadi alat untuk menguji kebenaran masa lalu Alkitab. 

Hasilnya? Alkitab berhasil lolos, sebab kebenaran yang ada didalamnya adalah kebenaran yang didasarkan pada realita. 

Pada sisi yang berbeda, iman Kristen menjadi ajaran yang paling sulit dipahami. Bahkan bangsa yang seharusnya berada pada garda terdepan untuk pahampun harus menolak Yesus sebagai Mesias, orang yang diurapi Allah.

 Terhadap realitas tersebut, Paulus menyebut kata 'selubung' sebagai penyebabnya. Selubung inilah yang menghalangi seseorang untuk percaya meskipun ia telah berhadapan dengan bukti valid yang tidak bisa disangkal.

Untuk itu, selubung tersebut harus dibuka. Perlu intervensi Ilahi agar seseorang mengerti dan paham hingga memutuskan untuk percaya. 

Telah umum bagi kita mempergunakan akal untuk memahami segala sesuatu. Manusia dengan pengetahuannya telah menciptakan teori berdasarkan banyak penemuan. Ini membentuk paradigma.

 Dalam paradigma terdapat nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Sayangnya, batasan ruang dan waktu menjadi batas yang tidak terlihat, sehingga kesulitan untuk menerima penjelasan hal-hal yang mengatasi ruang dan waktu.

Meskipun sebenarnya dalam batasan ruang dan waktu, manusia mempunyai analogi dan metafora untuk memahami. Misalnya, Allah itu tidak kelihatan dan kita akan terhubung dengan iman. 

Tentu tidak perlu ada tuntutan untuk melihat Allah yang tidak terlihat; mengingat ilmu pengetahuan juga menyatakan arus listrik itu ada. 

Adalah bodoh jika seseorang membuktikan listrik itu ada dengan menyentuh kabel bertegangan tinggi. 

Itu sebabnya selubung harus dibuka, dan yang bisa membuka hanya Kristus. Penyelamatan itu tentang pemulihan, bahwa ciptaan yang telah rusak harus diciptakan ulang agar dapat memenuhi standar Allah kembali. 

Tidak ada yang bisa melakukan hal tersebut, kecuali Allah sendiri. Itulah karya penyelamatan Allah dalam Yesus, Firman Allah yang menjadi manusia, mati dalam keadaannya sebagai manusia dalam rangka menyelesaikan kematian karena dosa, dan bangkit untuk menciptakan ulang manusia dalam diri-Nya yang adalah gambar dan rupa Allah yang tidak kelihatan. 

Manusia merespon dengan percaya maka karya penyelamatan pun berlaku dalam dirinya. 

Manusia yang memilih percaya dipulihkan untuk menjadi seperti yang Allah rancang sejak semula. Sehingga setiap orang percaya itu, 'mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. 

Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.' Inilah anugerah! 

Allah telah bertindak, untuk menyelamatkan. Diperlukan respon percaya agar keselamatan tersebut terjadi dalam kehidupan kita.

Diperlukan kerendahan hati untuk melihat karya penyelamatan tersebut sebagaimana yang Allah lakukan dalam sejarah. Percayalah dan engkau pasti diselamatkan! Amin

      Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang