Polemik di Papua
Prajurit Dilaporkan Gugur di Distrik Sinak, Pelaku Diduga KKB Papua
Anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua diduga kembali berulah dengan melakukan penembakan.
Aksi KKB Papua kembali berulah, prajurit TNI gugur.
TRIBUNJAMBI.COM - Anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua diduga kembali berulah dengan melakukan penembakan.
Penembakan tersebut dilaporkan mengenai satu prajurit TNI saat berada di Jalan Bandara, Kampung Tapulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Prajurit yang terkena tembakan itu dilaporkan benama Praka Hendrik.
Praka Hendrik yang merupakan anggota Koramil 1717-02/Sinak dikabarkan ditembak TPNPB-OPM atau KKB Papua pada Sabtu (15/2/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.
Sumber Tribun Papua menyebutkan bahwa pelaku penembakan tersebut diduga KKB Papua wilayah Sinak.
Kini Praka Hendrik dikabarkan sudah dievakuasi ke Puskesmas Sinak untuk penanganan lebih lanjut.
Sementara itu aparat gabungan TNI-Polri melakukan pengejaran pelaku penembakan.
Selain melakukan pengejaran, prajurit lainnya siaga untuk mengantisipasi serangan susulan dari KKB Papua itu.
Baca juga: KKB Papua Kembali Berulah, Bakar Gedung SMP di Puncak
Baca juga: Satgas Cartenz: Tak Ada Ruang bagi Simpatisan KKB Papua, akan Kami Tindak Tegas
Hingga berita tayang, wartawan Tribun Papua masih berupaya mengonfirmasi pihak terkait.
Apa Itu KKB Papua?
Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau yang dikenal dengan Kelompok Kriminal Bersenjata atau disingkat KKB merupakan sebuah kelompok yang kerap menebar teror di Tanah Papua.
Teror tersebut tidak hanya dilakukan kepada aparat TNI-Polri, tetapi juga kepada warga sipil.
Dilansir dari berbagai sumber, tujuan dari KKB Papua adalah melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Oleh karena itu, KKB dapat disebut sebagai gerakan separatis yang gerakannya kerap memakan korban jiwa di Papua.
Sebelum lahir dengan sebutan KKB, kelompok ini dulunya dikenal dengan nama Organisasi Papua Merdeka (OPM).
OPM didirikan pada 1965 untuk mengakhiri pemerintahan Provinsi Papua dan Papua Barat, yang sebelumnya disebut Irian Jaya.
Mereka berniat untuk melepaskan diri dari Indonesia. OPM pun kerap menyuarakan tentang referendum supaya bisa merdeka dari NKRI.
Dalam memperjuangkan keinginan kelompok, mereka beberapa kali melakukan gerakan kriminal yang memakan korban jiwa.
Oleh sebab itu, pemerintah kemudian berinisiatif untuk membentuk Otonomi Khusus bagi Papua dengan anggaran yang besar.
Sayangnya, anggaran tersebut hanya digunakan oleh golongan elite saja, tidak sampai ke masyarakat luas.
Baca juga: KKB Papua Tembak Brigpol Iqbal di Yalimo, Satgas Damai Cartenz Rekonstruksi, Peragakan 19 Adegan
Hal itu kemudian memicu terjadinya gerakan perlawanan masif dari OPM dengan melakukan berbagai tindakan kejahatan.
Salah satu aksi kriminal yang pernah dilakukan OPM adalah pada 1996, saat mereka menawan sejumlah orang Eropa dan Indonesia yang terdiri dari grup peneliti dan kamp hutan.
Dua sandera dari grup peneliti dibunuh, sementara yang lainnya dibebaskan.
Karena aksinya, OPM kerap dicap sebagai organisasi kriminal.
Oleh karena itu, istilah OPM kemudian diganti menjadi KKB atau Kelompok Kriminal Bersenjata.
Apabila ada salah satu kelompok KKB Papua yang tertangkap, mereka akan langsung ditahan karena alasan kriminalitas.
Karena tujuan KKB adalah ingin melepaskan Papua dari NKRI, maka kelompok ini dianggap sebagai gerakan separatis, yang dapat mengancam keutuhan negara.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Jokowi di HUT Partai Gerindra: Dikit-dikit Jokowi Disalahkan, Dikit-dikit Jokowi
Baca juga: Viral Kecelakaan Truk Motor vs Truk Trailer di Jalan Lintas Timur Tanjab Barat Jambi
Baca juga: Masyarakat Siap Hibahkan Tanah 45 Hektare untuk Calon Ibu Kota Kerinci Hilir
Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Bungo 16 Maret 2025
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.