Kisah Unik Petugas Damkartan Kota Jambi, dari Telepon Aneh-aneh hingga Tangkap Ular Raksasa

BERAGAM pengalaman unik dan menegangkan pernah dialami petugas damkar Julianto dan Juliansyah.

Mungkin lebih dari separuh waktu hidup mereka di Kota Jambi dihabiskan di kantor berlambang kapak, hidran air dan helm.

Dinas pemadam kebakaran dan penyelamatan menjadi instansi yang selalu diandalkan masyarakat.

Tugas damkar bukan hanya bertugas memadamkan api kebakaran, melainkan juga hal-hal terkait keselamatan manusia.

Beberapa waktu terakhir, tindakan penyelamatan yang kerap dilakukan petugas.

Semisal evakuasi ular, landak, warga terjebak di sumur, warga tak bisa melepas cincin, dan masih banyak lagi.

Komandan Kompi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi, Julianto, menuturkan banyak kejadian lucu hingga mengharukan selama bertugas.

Lelaki 49 tahun itu masih menggebu-gebu setiap menceritakan pengalaman saat memadamkan api di rumah warga yang terbakar.

Sudah tidak terhitung, ratusan tugas pemadaman dan penyelematan dari Julianto, telah dlakukan untuk masyarakat. 

Bisa dibilang, setengah hidup Julianto dihabiskan di Mako Damkar Kota Jambi.

"Saya di Damkar dari 1 Juli 1999, berarti sudah 26 tahun jalan 27 tahun," kata Julianto pada Jumat (31/1).

Tugas 'Aneh' dari Masyarakat

Selama bertugas, Julianto mengalami beberapa kejadian unik.

Semisal dia pernah mendapatkan telepon seorang ibu yang suaminya terkunci di dalam kamar.

"Ibu itu panik, katanya suaminya di kamar terkunci. Takut kenapa-kenapa," ujarnya. 

Setelah panggilan tersebut, beberapa anggota damkar mendatangi rumah yang dimaksud.

Merek membantu ibu tersebut membuka pintu kamarnya. 

Saat bisa memasuki kamar, para petugas damkar terkejut.

Suami ibu tersebut ternyata dalam posisi sadar. Dia hanya sedang tidur siang seperti biasa. 

"Ternyata mereka berantem dan pintu kamar sengaja dikunci," ujarnya sambil tertawa.

Julianto juga pernah mendapatkan laporan penyelematan seorang laki-laki yang alat kelaminnya terjepit ritlsleting celana.

"Panik juga lucu juga, jadi langsung kami bantu. Kebetulan ada tenaga kesehatan waktu itu," tuturnya. 

Evakuasi Bayi di Sumur

Berbeda dengan Julianto, Komandan Regu Damkar Kota Jambi, Juliansyah, menceritakan kisah mengharukannya. 

Dari banyaknya pengalaman tugas di lapangan, Juliansyah memilih satu cerita yang masih melekat di ingatannya.

Dia mengatakan pernah mendapatkan panggilan dari masyarakat untuk menyelamatkan seorang balita yang terjatuh ke dalam sumur.

Meski kejadian itu sudah beberapa bulan lalu, ingatan akan tugas itu masih mendetail.

"Ada orang tua hubungi kami. Katanya, anaknya hilang. Waktu dicari, ternyata di dalam sumur," kata Juliansyah. 

Saat itu, dia dan beberapa anggota damkar lain berupaya melalakukan evakuasi di sumur berkedalaman 12 meter.

"Itu mau kami bobok (lubangi), kalau ke bawah sumurnya antara 10 sampai 12 meter," ujarnya. 

Proses evakuasi juga berlangsung dramatis.

Selain karena kepanikan keluarga, sumur yang dalam dan sempit juga menghambat kerja petugas damkar saat itu.

Meskipun balita tersebut dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia.

Juliansyah mengatakan bahwa kedua orangtua dari korban mengucapkan terima kasih karena bantuan damkar.

"Walaupun akhirnya meninggal, orangtuanya terima kasih sekali dengan damkar," ujarnya. 

"Kalau tidak ada bapak, kami tidak tahu mau bagaimana (mengangkat jenazah dari seumur)," kata Juliansyah mengulang kalimat orang tua korban.

Hal itulah yang menjadi kebanggaan setiap kali pulang. Selain bisa membantu masyarakat, rasa bangga dan cerita setiap pulang kerja menjadi semangat baru baginya.  (srituti apriliani)

Baca juga: Hari Ini Putusan Sela MK pada Sengketa Hasil Pilkada Muaro Jambi, Bungo, Sungai Penuh

Baca juga: Daftar Lengkap Kepala Daerah di Jambi Dilantik 17-20 Februari 2025, Lengkap dari Timur s/d Barat