Dramatis, Penangkapan Presiden Korsel Yoon Suk Libatkan 3 Ribu Polisi, Apa Reaksi Warga?

Penangkapan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Rabu (15/1/2025) pagi penuh dengan drama.

Editor: Darwin Sijabat
Capture Kompas TV/Ist/ kolase Tribun Jambi
Penangkapan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Rabu (15/1/2025) pagi penuh dengan drama. Bahkan penangkapan itu melibatkan lebih dari 3.000 personel polisi. 

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol

TRIBUNJAMBI.COM - Penangkapan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Rabu (15/1/2025) pagi penuh dengan drama. Bahkan penangkapan itu melibatkan lebih dari 3.000 personel polisi.

Penangkapan dramatis ini dilakukan setelah berbagai upaya sebelumnya gagal akibat sistem keamanan ketat di kediaman Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol

Berikut adalah kronologi penangkapan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.

Persiapan Penangkapan Presiden Korea Selatan

Yoon Suk Yeol berlindung di kediamannya yang terletak di perbukitan, sejak dimakzulkan pada 14 Desember 2024 lalu. Pemakzulan Yoon Suk Yeol merupakan buntut pengumuman darurat militer yang dibuat sang presiden pada 3 Desember 2024.

Dilansir dari Reuters, proses penangkapan Yoon Suk Yeol di kediamannya berlangsung penuh drama. Kompleks kediaman Yoon dijaga ketat oleh pasukan keamanan pribadi yang loyal, lengkap dengan barikade fisik dan patroli nonstop.

Pada Selasa (14/1/2025) malam, kepolisian Korea Selatan mengumumkan rencana besar untuk menangkap Yoon Suk Yeol

Ribuan personel polisi dikerahkan, dilengkapi kendaraan lapis baja, tangga, dan alat pemotong kawat.

Baca juga: Sidang Pemakzulan Yoon Suk Yeol Ditunda, Presiden Korsel Tak Hadir

Baca juga: Pasca Deklarasi Darurat Militer Korsel, Presiden Yoon Suk Yeol Jadi Tersangka, Eks Mentan Ditangkap

Suasana di sekitar kediaman Yoon menjadi sangat tegang dengan ratusan pendukungnya berkumpul di depan gerbang untuk memprotes langkah ini.

Eksekusi Penangkapan Yoon Suk Yeol

Pada Rabu pukul 04.30 pagi waktu setempat, langkah pertama dilakukan pihak otoritas Korea Selatan

Polisi mulai memotong kawat pengaman dan menggunakan tangga untuk masuk ke area lebih dalam dari kompleks tersebut.

Pendukung Yoon yang mencoba menghalangi langkah ini menyebabkan beberapa bentrokan kecil, tetapi situasi berhasil dikendalikan.

Siaran langsung dari media lokal menunjukkan momen-momen penuh ketegangan ini, dengan jutaan warga Korea Selatan menyaksikan perkembangan yang berlangsung secara real-time. Dalam upaya ini, lebih dari 3.000 personel polisi terlibat langsung.

Penyerahan dan Interogasi Presiden Korsel

Sekitar pukul 07.00 pagi, setelah tekanan yang semakin intensif, Yoon akhirnya menyerahkan diri secara sukarela untuk menghindari kemungkinan kekerasan lebih lanjut.

Dalam pernyataan singkatnya, ia menyebut bahwa keputusan tersebut diambil untuk mencegah pertumpahan darah.

“Saya memutuskan untuk merespons penyelidikan CIO, meskipun ilegal, demi mencegah pertumpahan darah yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Yoon meninggalkan kediamannya dalam iring-iringan kendaraan lapis baja sekitar pukul 08.00 pagi dan tiba di kantor Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO).

Baca juga: Kawasan Wisata Danau Sipin Jambi Curi Perhatian Investor Korsel Untuk Dikembangkan

Pihak berwenang memiliki waktu 48 jam untuk menginterogasi Yoon sebelum memutuskan untuk mengajukan surat perintah penahanan atau membebaskannya.

Reaksi Publik atas Penangkapan Yoon Suk Yeol

Penangkapan presiden Korea Selatan ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat.

Di sisi pendukung Yoon, ada kekecewaan mendalam yang diungkapkan dengan demonstrasi di suhu dingin. Mereka membawa spanduk dengan slogan “Stop the Steal” dan mengaitkan nasib Yoon dengan mantan Presiden AS Donald Trump.

“Sangat menyedihkan melihat negara kita hancur seperti ini,” kata salah satu pendukung Yoon, Kim Woo-sub, dilansir dari Reuters.

Namun, mayoritas publik Korea Selatan mendukung langkah hukum ini sebagai bagian dari proses demokrasi. 

Banyak yang berharap bahwa kasus ini dapat menjadi pelajaran penting untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan di masa depan.

Dampak Politik dan Internasional

Krisis ini membawa dampak signifikan terhadap lanskap politik Korea Selatan. Partai Kekuatan Rakyat (PPP), partai pendukung Yoon, mengalami lonjakan dukungan, naik menjadi 40,8 persen dalam survei terbaru Realmeter.

Partai Demokrat oposisi, meskipun masih unggul dengan 42,2 persen, mengalami penurunan dukungan dalam beberapa pekan terakhir. 

Di tingkat internasional, ketegangan ini menjadi perhatian negara-negara lain, terutama Amerika Serikat dan Tiongkok, yang memiliki kepentingan strategis di kawasan tersebut.

Pascapenangkapan Yoon Suk Yeol, Korea Selatan kini menghadapi tantangan besar untuk memulihkan stabilitas politik dan menjaga kredibilitasnya sebagai salah satu demokrasi terkemuka di Asia.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Sidang Perdana MK: Kuasa Hukum Zuwanda-Sawaluddin Ungkap Pemilih Non e-KTP di 203 TPS Muaro Jambi

Baca juga: Satu Penyebab Sule Ogah Ikut Umrah Rizky Febian, Singgung Sikap Mahalini: Pasti Terganggu

Baca juga: Jamin Kenyamanan dan Keselamatan Warga, Pemkot Jambi Tertibkan Kabel Provider Semerawut

Baca juga: Roliati Curi Rp8,9 Miliar dari Rekening Orang Mati, Jadi DPO dan Ditangkap di Batam

Artikel ini diolah dari Tribunnews.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved