Krisis Iklim

Krisis Iklim Dampak Pemanasan Global, Indonesia Alami 122 Hari Lebih Panas pada 2024

Krisis iklim menyebabkan enam minggu tambahan hari-hari yang sangat panas pada tahun 2024 bagi rata-rata orang, termasuk Indonesia

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
TRIBUNJAMBI/SRITUTI APRILIANI
Ilustrasi kekeringan. Sawah di Kabupaten Batanghari saat musim kemarau. Krisis iklim membuat Indonesia mengalami 122 hari lebih panas. 

Lima miliar orang, atau hampir dua pertiga dari populasi global, mengalami peningkatan suhu yang kemungkinan terjadi dua kali lipat akibat pemanasan global pada 21 Juli, salah satu hari terpanas dalam setahun.

Selain suhu panas, badai juga menjadi lebih kuat akibat krisis iklim pada tahun 2024.

 

Apa yang Mesti Dilakukan?

Julie Arrighi, direktur program di Pusat Iklim Palang Merah Bulan Sabit Merah, mengatakan kondisi dunia saat ini tidak siap menghadapi pemanasan global.

"Pada tahun 2025, sangat penting bagi setiap negara untuk mempercepat upaya adaptasi terhadap perubahan iklim dan agar negara-negara kaya menyediakan dana untuk membantu negara-negara berkembang menjadi lebih tangguh,” katanya, mengutip The Guardian.

Langkah-langkah harus mencakup sistem peringatan dini yang lebih baik, yang menyelamatkan nyawa, dan pelaporan kematian akibat panas, kata para peneliti.

Ke depannya, pihak peneliti akan mengomunikasikan hal ini agar meningkatkan kesadaran bahwa gelombang panas adalah peristiwa ekstrem yang paling mematikan.

Selain itu, dalam peristiwa ekstrem ini, perubahan iklim telah benar-benar mengubah keadaan.

 

Baca juga: 6000 Tahanan Kabur usai Kerusuhan Pasca-Pemilu di Mozambik, 33 Tewas, 15 Terluka

Baca juga: Update Korban Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan, 38 Orang Tewas

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved